oleh adanya gesekan antara udara pengering dengan biji-bijian dan pengaruh turbulensi aliran udara pengering.
Brooker et al. 1974 mengemukakan bahwa tekanan statik aliran udara pengering yang melalui tumpukan bebijian tergantung pada: a kecepatan aliran
udara pengering, b karakteristik bentuk dan permukaan bebijian, c jumlah, ukuran dan konfigurasi ruang antar bebijian, d variasi ukuran bebijian dan e
tebal tumpukan bebijian. Faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan statik aliran udara pengering adalah prosentase lubang lantai ruang pengering dan
panjang pipa penyalur udara pengering Hall Davis 1979. Kebutuhan volume aliran udara pengering untuk biji-bijian menurut cara pengeringan dapat dilihat
pada Tabel 2. Tabel 2 Kebutuhan volume aliran udara pengering pada
berbagai cara pengeringan.
Cara pengeringan Volume aliran udara
m
3
m
3
det Aerasi
2.67 x 10
-4
Tempering 0.0067 Udara pengering tanpa pemanasan
0.0267 Tumpukan tipis
0.0267 Udara pengering dengan pemanasan
0.4005
Sumber : Brooker et al. 1974
2.1.4 Karakteristik Pengeringan Jagung
Brooker et al. 1992 mengemukakan suatu persamaan untuk konstanta pengeringan jagung yang diambil dari persamaan Pabis dan Henderson 1961
yaitu: .
.
.....................................................................7 dimana k dalam dtk
-1
dan T dalam
o
R. Kadar air keseimbangan equilibrium moisture content merupakan kadar air
minimum yang dapat dicapai pada kondisi udara pengeringan yang tetap atau pada suhu dan kelembaban relatif yang tetap. Suatu bahan dalam keadaan setimbang
apabila laju kehilangan air dari bahan ke udara sekelilingnya sama dengan laju penambahan air ke bahan dari udara di sekelilingnya. Kadar air pada keadaan
setimbang disebut juga dengan kadar air keseimbangan atau keseimbangan higroskopis Henderson Perry 1979.
Salah satu persamaan kadar air keseimbangan pada jagung pipilan adalah persamaan Henderson termodifikasi Brooker et al. 1992 yaitu:
exp .
.
.
.......... 8
. .
. .
............................................. 9 dimana Me adalah kadar air keseimbangan basis kering, T adalah suhu mutlak
udara
o
C dan RH adalah kelembaban nisbi. Apabila persamaan di atas digunakan untuk kondisi udara alami yang umum di Indonesia, sebagai contoh
pada suhu 30
o
C dan RH 70, maka nilai kadar air keseimbangan jagung pipilan yang diperoleh adalah 16.0 b.k. Tabel 3 menyajikan beberapa nilai yang diuji
pada studi pendahuluan. Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa udara alami tanpa pemanasan mempunyai potensi untuk menurunkan kadar air jagung pipilan
sampai 13.8b.k. Kadar air ini sudah memadai untuk penyimpanan dalam waktu yang cukup lama.
Tabel 3 Hasil perhitungan kadar air berdasarkan Persamaan 8
T
o
C RH Me
b.k 25
60 14.3 70 16.5
80 19.3
30 60 13.8
70 16.0 80 18.8
Penggunaan udara lingkungan tanpa pemanasan sebagai udara pengering telah diuji di Korea selama empat tahun Kim et al. 1989. Kondisi udara
lingkungan yang digunakan mempunyai suhu udara rata-rata 12.8-18.6
o
C dengan RH rata-rata berkisar antara 63.3-72.0. Dengan kondisi tersebut sebanyak 2500-
3000 kg gabah dapat dikeringkan dari kadar air awal 17.2-21.9 sampai kadar air akhir 13.2-14.6.
2.1.5 Sorpsi Isotermi