Distribusi Udara Pengukuran Kecepatan Udara dan Suhu

1. Simulasi 1: untuk kondisi proses pengeringan pada musim hujan, dilakukan dengan ketebalan tumpukan 2.50 m, dengan kadar air awal jagung 18 b.k, suhu jagung 29.5 o C, suhu udara masuk 31 o C dengan RH 73 dan laju massa udara 12.7 kgmnt-m 2 . 2. Simulasi 2: untuk kondisi proses pengeringan pada musim kemarau, dilakukan dengan ketinggian tumpukan 2.50 m, dengan kadar air awal jagung 18 b.k, suhu jagung 29.5 o C, suhu udara masuk 33 o C dengan RH 59.8 dan laju massa udara 12.7 kgmnt-m 2 . 3.3.3 Percobaan Pengeringan dan Penyimpanan Jagung Percobaan pengeringan dan penyimpanan jagung di dalam ISD dilakukan pada kapasitas 1500 kg dari kapasitas total ISD sebesar 7500 kg. Pengeringan dilakukan dalam 2 kali percobaan untuk waktu yang berbeda yaitu : Percobaan 1 : dilakukan pada musim hujan, yaitu pada bulan Nopember 2007 dengan massa jangung 1500 kg dan ketebalan tumpukan jagung 0.5 m. Percobaan 2 : dilakukan pada awal musim kemarau, yaitu pada bulan Mei 2008 dengan massa jagung 1500 kg dan ketebalan tumpukan jagung 0.5 m.

3.3.4 Distribusi Udara

Sebagai instrumen pengering dan penyimpanan yang terintegrasi dengan alat pengering ERK-Hybrid, pengeringan dan penyimpanan dalam ISD dilakukan setelah mengalami tahapan pengeringan dengan laju tinggi pada pengering ERK- Hybrid. Setelah kadar air pada kisaran 18-20 b.k, jagung dari ERK-Hybrid dipindahkan ke dalam bangunan ISD untuk proses penyimpanan dan pengeringan dengan laju pengeringan rendah sampai mencapai kadar air pada kisaran 15-16 b.k 13-14 b.b, dan mempertahankannya dengan mengontrol hembusan laju udara lingkungan ke dalam ruang ISD. Pengontrolan ini dilakukan dengan cara menghidupkan dan mematikan ONOFF kipas berdasarkan perbandingan suhu dan RH udara bagian dalam bangunan ISD dengan suhu dan RH lingkungan. Pengontrolan tersebut dilakukan dengan seperangkat sensor suhu dan RH yang terhubung dengan komputer, kipas dihidupkan pada kisaran suhu 25-34 o C dengan RH antara 50-90. Secara rata-rata dalam kondisi cuaca yang cerah, kipas dihidupkan selama 10 jam yaitu antara pukul 7.00-17.00 WIB. Udara lingkungan sebagai media pengering dihembuskan ke dalam bangunan ISD dengan menggunakan kipas axial berukuran 15” sebagai pendistribusi udara, kipas ini digerakkan oleh motor dengan daya 2 hp 1.5 kW, perhitungan pressure drop dan tekanan statis kipas disajikan pada Lampiran 12. Ruangan ISD yang berkapasitas 7500 kg dibagi menjadi 5 tingkatan loading sesuai dengan kapasitas proses dari ERK-Hybrid yaitu 1500 kg setiap kali proses. Untuk mendapatkan distribusi udara yang merata, lantai ISD yang terbuat dari plat esser berpori juga dilengkapi dengan pipa-pipa penyalur udara. Susunan pipa-pipa penyalur udara dalam model ISD 3 dimensi dapat dilihat pada Gambar 8. Gambar 8 Model ISD 3 Dimensi untuk simulasi CFD

3.3.5 Pengukuran Kecepatan Udara dan Suhu

Kajian terhadap distribusi udara dalam ruangan ISD diamati melalui pengukuran parameter suhu, kecepatan udara, RH dan perubahan massa produk dan kadar air produk yang dikeringkan dengan selang waktu tertentu. Pengukuran parameter suhu dan kecepatan dilakukan pada posisi-posisi tertentu yang dianggap mewakili distribusi dalam ruangan ISD. Perubahan massa dan kadar air produk diukur dengan pengambilan sampel produk pada setiap lapisan dalam ruangan ISD dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran kecepatan aliran udara dilakukan dengan menggunakan anemometer. Pengukuran ini dilakukan sebanyak tiga kali ulangan pada titik-titik yang sama dengan pengukuran suhu. Titik pengukuran kecepatan udara sesuai titik-titik unit termokopel pengukuran suhu dapat dilihat pada Tabel 10. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan thermokopel CA yang dihubungkan dengan hybrid recorder, pencatatan dilakukan setiap 2 jam selama proses pengeringan berlangsung. Lokasi titik-titik pengukuran suhu dan kecepatan dilakukan pada bidang zx untuk ketinggian y dari 0 lantai ISDdasar bahan untuk masing-masing tingkatan tumpukan, dan pada bidang zy untuk jarak dari sisi dinding ISD untuk masing-masing tingkatan tumpukan. Tebal setiap tumpukan untuk setiap kali loading adalah 0.50 m. Pembentukan posisi pengukuran dilakukan dengan membuat grid dari kawat halus, gambar titik-titik pengukuran sebanyak 20 titik dapat dilihat pada Lampiran 13, koordinat lokasi titik-titik pengukuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Koordinat lokasi titik-titik pengukuran suhu, kecepatan udara dan RH dalam ISD dengan termokopel Xm Y m Z m Unit Xm Y m Z m Unit 0.8 0.75 0.2 1 0.2 1.75 - 0.8 1 - 0.8 0.75 - 0.2 1 - 0.2 1.75 0.8 1 0.2 0.75 - 0.8 1 0.8 2.25 0.2 1 - 0.2 0.75 0.8 1 - 0.8 2.25 - 0.2 1 0.8 1.25 0.2 1 0.2 2.25 - 0.8 1 - 0.8 1.25 - 0.2 1 - 0.2 2.25 0.8 1 0.2 1.25 - 0.8 1 0.8 2.75 0.2 1 - 0.2 1.25 0.8 1 - 0.8 2.75 - 0.2 1 0.8 1.75 0.2 1 0.2 2.75 - 0.8 1 - 0.8 1.75 - 0.2 1 - 0.2 2.75 0.8 1 1.05 0.75 1 bk RH1 3.25 1 bk RH3 1.07 0.75 1 bb RH1 3.25 1 bb RH3 -1.05 1.75 0 1 bk RH2 - - - - -1.07 1.75 1 bb RH2 - - - - Jumlah 14 12

3.3.6 Pengukuran RH