Unsur – unsur factoring. Jangka waktu berlakunya factoring Piutang yang dialihkan

3 Bisnis rentan risiko Anggapan bahwa bisnis dari perusahan factor mengandung risiko tinggi terhadap keberhasilan dalam mengolek piutang. 4 Kurang professional Ada juga kelemahan factoring tetapi sifatnya temporer yakni tidak profesionalismenya perusahaan factor disebabkan bisnis factoring ini belum begitu popular dan tenaga ahli pun masih terbilang langka sehingga banyak kalangan masih mengganggap bisnis factoring ini sebagai lender of the last resort.

G. Unsur – unsur factoring.

Adapun unsur utama dari suatu transaksi factoring adalah : 1. Perusahaan factor Perusahaan yang akan membeli atau menerima pengalihan piutang yang berfungsi semacam “perantara” antara klien dengan customer. 2. Klien Pihak yang mempunyai piutang, piutang mana yang akan dialihkan kepada perusahaan factor. Pasal 1 huruf m dari keputusan menkeu no 125KMK.0131988 memberi arti kepada klien sebagai suatu perusahaan dengan demikian klien disyaratkan haruslah merupakan suatu perusahaan. Tetapi juga belum arti klien tersebut harus merupakan badan hukum. 3. Customer Pihak debitur yang berhutang kepada klien yang selanjutnya dengan kegiatan factoring piutang yang terbit dari hutang tersebut dialihkan kepada perusahaan factor. Unsur yang penting diperhatikan,mengingat customerlah yang akan melunasi pembayaran. Sehingga customerlah yang menentukan macet tidaknya tagihan. 4. Piutangtagihan Unsur lain dari bisnis factoring adalah adanya piutang oleh klien dialihkan kepada perusahan factor. Piutang yang meruapakn objek bisnis factoring adalah apa yang disebut piutang dagang. Tagihan-tagihan bisnis yang belum jatuh tempo account receivable,berupa tagihan lewat invoice dagang biasa jadi ditujukan terhadap piutang yang sudah macet. 5. “pengalihan” piutang Dalam proses transaksi factoring piutang klien dialihkan dijual kepada perusahaan factor. Mengenai prosesnya mendapat pengaturan dalam KUHperdata tentang pengalihan piutang yang bersifat insidentil. Maka ketentuan tentang cessie,subrogasi, bahkan juga novasi perlu diperhatikan ketika melakukan transaksi factoring ini.

H. Subrogasi,novasi dan cessie

Ketiga bentuk hukum ini mempuntai kaitan erat dengan factoring menurut pasal 1400 KUH perdata yang dimaksud subrogasi adalah perpindahan hak kreditur kepada pihak ketiga, dimana pihak ketiga melakukan pembayaran harga piutang yang bersangkutan pada pihak kreditur. Sementara pengertian novasi sendiri tidak lain dari pembaharuan hutang. Hutang lama hapus dan diganti dengan hutang yang baru. Pasal 1413 KUHperdata pada prinsipnya novasi dapat dibeda-bedakan sebagai berikut : 1 Novasi objektif membuat suatu perikatan hutang 2 Novasi subjektif pasif peralihan hutang bukan peralihan piutang dari debitur lama kepada debitur baru 3 Novasi aktif akibat dari suatu perjanjian baru Perbedaan subrogasi dengan novasi terletak pada keadaan hutang yang mana subrogasi hutangnya tidak pernah hapus dan tidak ada hutang baru melainkan hutang lama dialihkan dari kereditur lama kepada kerditur baru sementara novasi aktif hutangya diperbaharui. Kemudian ada juga disebur dengan “cessie” yang artinya penyerahan piutang dari kreditur lama kepada kreditur yang baru. Dilihat dari segi cessinya maka perusahaan factor sebagai pembeli piutang disebut juga dengan cessionaries. Sementara pihak klien sebagai penjual piutang disebut cedent. Pihak debitur yang berutang disebut dengan cessus. Menurut pasal 613 KUH perdata penyerahan piutang atas nama dan barang dilakukan dengan jalan membuat akta dapat disebut akta cessie yang melimpahkan hak-hak atas barang-barang itu kepada orang lain. Persyaratan notifikasi atau persetujuan tertulis atau pengakuan debitur meruapakn syarat mutlak menurut system KUHperdata . non notification factoring ini merupakan factoring tanpa notifikasi dilakukan hal sebagai berikut : 1 Sengaja disembunyikan kepada debitur 2 Notifikasi tidak praktis 3 Menghindari kekuranganseriusan atau prejudice dari pihak debitur

I. Prepayment

Prepayment adalah harga pembelian kredit yang dibayar terlebih dahulu oleh perusahaan factor sebagai pembeli piutang kepada pihak klien sebagai penjual piutang.

J. Jangka waktu berlakunya factoring

Factoring biasanya digolongkan ke dalam short tern financing karena tagihan yang dialihkan oleh klien kepada perusahaan factor merupakan tagihan tagihan berjangka waktu relative pendek.

K. Piutang yang dialihkan

Adalah piutang yang sudah ada waktu akta cessie dibuat. Misalnya antara pihak klien dengan pihak customer telah dilakukan jual beli suatu barang perdagangan.penagihanya oleh perushaan factor baru dapat dilakukan setelah jatuh tempo piutang tersebut. Kadangkala piutang juga tidak dapat dialihkan karena alasan yang bersifat kontraktual. Hambatan – hambatan kontraktual tersebut antara lain dapat disebutkan : 1 Bisnis yang menimbulkan piutang bentuk imbal beli 2 Bisnis piutang dalam bentuk sale or return goods suatu bentuk transaksi harag baru dibayar oleh pembeli setelah berhasil menjual kemnali barang tersebut kepada pihak pembeli selanjutnya. 3 Transaksi yang menimbulkan piutang dalam bidang konstruksi karena kontrak dalam bidang konstruksi. 4 Jika terdapat ketentuan reservation of title artinya pihak penjual barang secara legal masih dianggap sebagai pembeli barang sampai dengan harga dibayar lunas.

L. Kontrak accessoir