sebagai currwnt assets adalah semua asset yang berharga bagi perusahaan dan mempunyai nilai nyata tangible assets kecuali fixed assets, merupakan uang tunai ,tanggungan-tanggungan, barang-barang
dan bahan-bahan baku. Sementara istilah “factoring”dimaksudkan sebagai suatu bentuk “jual beli piutang”
C. Sejarah dan perkembangan factoring
Factoring ini merupakan institusi finansial yang tergolong baru disamping itu bentuk prototype factoring juga sudah lama dikenal di inggris. pada masa awal perkembanganya institusi factoring mereka lebih
dianggap sebagai “calo” yang dapat menaikkan harga barang.
Namun demikian kenataan menunjukan bahwa para “calo piutang” ini tetap diperlukan kala itu antara lain disebabkan karena :
1. Pihak produsen memerlukan dan yang cepat 2. Pihak produsen tidak mampu dan tidak mau untuk berpergian jauh ke pasar untuk memasarkan
produknya Diakhir decade 1950 perkembangan factoring juga akhirnya menjalar ke asia bahkan di jepang kegiatan
anjak piutang dalam arian modern pertama kali dikenal disekitar tahun 1972. Diindonesia pembukaan oleh pemerintah dimulai dikeluarkanya keppres no 61 tahun 1988 tentang lembaga pembiayaan dna
ditindak lanjuti oleh keoutusan menkue no 1251KMK.0131988, tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan lembaga pembiayaan.
D. Beberapa pertimbangan dalam menjual piutang.
Biasanya pertimbangan utama apakah digunakan atau tidak jasa-jasa perusahaan factor adalah menyangkut dengan pertimbangan biaya, sejauh mana biata ekstra yang diluarkan masih sebanding
dengan keuntungan yang akan diperoleh dari keberadaan institusi factoring kedalam bisnis seorang klien. Disamping perimbangan biaya jasa oerusahaan factor hendak diguanakan maka klien harus
mempertimbangkan pula beberapa hal anta lain sebagai berikut :
1. Mempertahankan customer Apakah hubungan klien dengan customer tetap atau prospektif akan rusak dengan dialihkannya tagihan
kepada perusahaan factor. 2. Perlindungan bad debt
Apakah perlu suatu perlindungan barangkali masih diperlukan asuransi kredit berapa besar biaya untuk itu.
3. Pertimbangan cash flow Apakah diperlukan penyesuaian dalam kesulitan masalah cash flow sehingga diperlukan jasa factoring.
4. Perbandingan dengan biaya internal
Bagaimanakah perbandingan biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan jasa factoring dan keberhasilan penagihanya, dibandingkan dengan seandainya tagihan tersebut dilaksanakan sendiri oleh perusahan
klien yang bersangkutan.
5. Perbandingan dengan pembiayaan biasa Bagaimana membandingkan biaya jasa factoring dengan biaya dalam rangka perolehan dana secara
biasa.
E. Dasar hukum factoring