Dasar hukum factoring Manfaat dan kerugian menggunakan factoring

Bagaimanakah perbandingan biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan jasa factoring dan keberhasilan penagihanya, dibandingkan dengan seandainya tagihan tersebut dilaksanakan sendiri oleh perusahan klien yang bersangkutan. 5. Perbandingan dengan pembiayaan biasa Bagaimana membandingkan biaya jasa factoring dengan biaya dalam rangka perolehan dana secara biasa.

E. Dasar hukum factoring

Dasar hukum bagi eksistensi suatu jasa factoring yaitu dasar hukum substantive dan ketentuan tentang hukum yang bersifat administratif. 1. Dasar hukum substantive Merupakan alas hak bagi eksistenai suatu kegiatan factoring dapat disebutkan sebagai berikut : a Dasar hukum substantif murni Dasar hukum ini murni bagi kegiatan factoring adalah sama dengan kegiatan leasing yaitu dikenal dengan asas kekebasan berkontak bersumber pada pasal 1338 KUHperdata, karena ini factoring asal memenuhi syarat-syarat suatu kontrak juga sama kekuatanya dengan undang-undang. b Dasar hukum substantive bertendensi procedural. Dasar hukum subtantif bertendensi ini diatur dalam kitab undang-undang hukum perdata dalam ketentuanya terletak buku kedua tentang cessie pengalihan piutang vide pasal 613 KUHperdata. Disamping itu ketentuan dalam buku ketiga tentang suborgasi meruoakan pergantian hak si berpiutang oleh pihak ketiga yang membayar kepada si berpiutang. Ketentuan-ketentuan lainya berhubugan dengan penjualan piutang seperti pasal 1459,1491,1493,1495,1533,1534 2. Dasar hukum administratif Dasar hukum administatif dalam tingkat undang-undang perbankan no 7 tahun 1992 seperti telah diubah dengan undang-undang no 10 tahun 1998 pasal 6 huruf I membri alas hukum pada bank melakukan kegiatan factoring sekaligus memebrikan pengertian apa yang dimaksud dengan istilah factoring in casu anjak piutang. Disamping undang-undang perbankan pemerintah telah pula mengeluarkan peraturan mengatur masalah factoring dan maslaah lembaga finansial seperti leasing, modal venture, kartu kredit dan peraturan yang dimaksud adalah : a Keppres RI no 61 tahun 1988 tentang lembaga pembiayaan b Peraturan menteri keuangan RI no 84PMK.0122006 tentang perusahan pembiayaan. Selain dari dasar hukum masih ada lagi ketentuan administratif yang mengatur masalah factoring.

F. Manfaat dan kerugian menggunakan factoring

Metode factoring memberikan banyak keuntungan dalam praktek dunia bisnis, terutama dengan metode pembayaran, tetapi tidak kurang pula kelemahanya. Berikut manfaat perusahan –perusahaan dalam menggunakan jasa factoring : 1 Perusahaan yang tidak punya collateral Karena pada prinsip factoring tidak memberlakukan system collateral, gadai,hipotik maka sangat bermanfaat bagi perusahaan yang tidak sanggup menyediakan collateral tersebut misalnya dialami oleh kebanyakan perusahaan menengah ke bawah. 2 Perusahaan eksportir Bagi perusahaan eksportir ada sekiranya 2 manfaat jika akan menggunakan jasa factoring yaitu sebagai berikut : a Jika terdapat kesulitan dalam penerbitan LC maka factoring dapat menjadi alternative b System pembayaran jasa factoring memberikan bayaran tunai yang lebih cepat dari LC 3 Perusahaan yang akan memperluas jaringan pemasaraan Bagi perusahaan yang menginginkan perluasan jaringan pemasaran maka perusahan factor membantu memberikan informasi detill yang mereka miliki. 4 Perusahaan yang belum punya bagian kredit atau bagian penagihan yang baik. Jika perusahan belum mempunyai kredit maka jasa factoring dapat mengatasi kelemahan tersebut. Selain itu masih banyaknya manfaat yang mungkin diperoleh oleh suatu perusahaan dengan menggunakan jasa pendanaan lewat factoring. Pengguna jasa non recourse financing misalnya perusahaan klien tersebut jelas terhindar dari risiko bad debts karena risiko tersebut sudah dialihkan kepada perusahan factor. Berikut ada kelemahan-kelemahan dari bisnis factoring : 1 Pemborosan biaya Karena ikut terlibat pihak lain yang artian perusahaan factor domestic atau domestic luar negeri dalam hubungan klien dengan nasabah maka bisa jadi akan menambah beban biaya terhadap bisnis yang bersangkutan. 2 Menunrunkan reputasii Bagi Negara yang belum memasyarakatnya institusi factoring maka ada kesan bahwa seolah-olah klien menyerahkan piutang pada perusahaan factor dalam keadaan kesulitan dan tidak sanggup mengkolek sendiri penagihan piutangnya. 3 Bisnis rentan risiko Anggapan bahwa bisnis dari perusahan factor mengandung risiko tinggi terhadap keberhasilan dalam mengolek piutang. 4 Kurang professional Ada juga kelemahan factoring tetapi sifatnya temporer yakni tidak profesionalismenya perusahaan factor disebabkan bisnis factoring ini belum begitu popular dan tenaga ahli pun masih terbilang langka sehingga banyak kalangan masih mengganggap bisnis factoring ini sebagai lender of the last resort.

G. Unsur – unsur factoring.