Produk Fermentasi Anaerobik Menggunakan Digester Anaerob Dua Tahap

31

4.5 Produk Fermentasi Anaerobik Menggunakan Digester Anaerob Dua Tahap

Fermentasi anaerobik menghasilkan produk utama yaitu gas metana. Pada sistem digester anaerob dua tahap menghasilkan gas metana yang dapat terakumulasi pada hari ke-40. Akumulasi gas metana hasil fermentasi anaerob menggunakan digester anaerob dua tahap dapat dilihat pada Tabel 7 . Tabel 7. Volume gas yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah secara anaerob selama 40 hari Perlakuan Total Volume Gas liter P 70 S 30 4,34 P 80 S 20 3,47 P 90 S 10 11,35 Perlakuan yang menghasilkan gas terbanyak pada proses fermentasi selama 40 hari menggunakan digester anaerob dua tahap yaitu perlakuan P 90 S 10, diikuti P 70 S 30 dan P 80 S 20. Selain gas metana, juga terdapat hasil samping dari proses fermentasi anaerob yang masih dapat dimanfaatkan, yaitu sludge yang keluar dari digester melalui pipa output. Sludge tersebut masih mengandung nutrisi yang diperlukan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Karakteristik sludge hasil fermentasi anaerob menggunakan digester anaerob dua tahap masing-masing perlakuan dibandingkan dengan standar pupuk organik yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Bina Sarana Pertanian DJBSP tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Karakteristik sludge hasil fermentasi anaerob menggunakan digester anaerob dua tahap Kandungan Perlakuan Standar DJBSP P 70 S 30 P 80 S 20 P 90 S 10 C organik 0.32 0.37 0.30 ≥ 4.5 N Total 0.0302 0.0360 0.0249 - Fosfor 0.138 0.0198 0.0116 5 Kalium 0.0677 0.0639 0.0622 5 Fe 0.0012 0.0019 0.0007 - Mn 0.0002 0.0009 0.0001 - Rasio CN 10.82 10.18 12.12 12-25 Pada umumnya kandungan masing-masing zat seperti C organik, N Total, Fosfor, Kalium, Fe, Mn, dan rasio CN yang dimiliki sludge dari masing-masing perlakuan sudah memenuhi standar mutu pupuk organik yang ditetapkan Direktorat Jendral Bina Sarana Pertanian Tahun 2005 meskipun untuk kandungan C organik masih dibawah standar mutu. Perlakuan yang memiliki kandungan yang paling sesuai dengan standar mutu tersebut adalah perlakuan P 90 S 10. Rendahnya kandungan C organik yang dimiliki oleh masing-masing perlakuan disebabkan oleh adanya pelepasan unsur C pada saat perombakan anaerobik. 32

4.6 Pemilihan Perlakuan Terbaik Berdasarkan Kemampuan Penurunan