Pemilihan Perlakuan Terbaik Berdasarkan Kemampuan Penurunan Kesimpulan

32

4.6 Pemilihan Perlakuan Terbaik Berdasarkan Kemampuan Penurunan

Parameter Pencemar POME Pemilihan perlakuan terbaik berdasarkan kemampuan penurunan pencemaran limbah dilakukan dengan Metode Perbandingan Eksponensial MPE sebagai berikut : Fokus = Pemilihan Perlakuan Terbaik Alternatif Perlakuan : 1. P 70 S 30 2. P 80 S 20 3. P 90 S 10 Kriteria : 1. Persentase penurunan BOD 2. Persentase Penurunan COD 3. Persentase Penurunan TSS Metode penilaian= ordinal Nilai : 1.Rendah 2. Sedang 3. Tinggi MATRIK KEPUTUSAN Alternatif Kriteria Nilai MPE BOD COD TSS P 70 S 30 3 3 2 7,90 P 80 S 20 1 2 3 5,95 P 90 S 10 2 1 1 3,98 Bobot MPE 0,988 0,985 0,990 Rangking : 1. P 70 S 30 2. P 80 S 20 3. P 90 S 10 Jadi keputusannya adalah memilih Perlakuan P 70 S 30 yang merupakan perlakuan dengan persentase penambahan aktivator paling banyak sebagai perlakuan yang paling baik dalam penurunan beban pencemar limbah POME. 33 V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent POME melalui fermentasi anaerob menggunakan digester dua tahap dapat menurunkan beban pencemaran dilihat dari persentase penurunan nilai parameter pencemarnya yaitu BOD, COD, dan TSS. Perlakuan dengan perbandingan POME dan aktivator sebesar 70:30 atau P 70 S 30 , 80:20 P 80 S 20 dan 90:10 P 90 S 10 pada sistem digester dua tahap mempengaruhi penurunan beban pencemar limbah POME setelah dilakukan pengolahan selama 40 hari dengan persentase penurunan BOD tertinggi didapatkan pada perlakuan dengan penambahan aktivator sebanyak 30 atau P 70 S 30 , persentase penurunan COD tertinggi pada perlakuan P 70 S 30 dan persentase penurunan TSS tertinggi pada perlakuan P 80 S 20 . Semakin besar persentase penambahan aktivator akan semakin memperbesar persentase penurunan nilai parameter pencemar limbah POME. Nilai BOD, COD dan TSS POME setelah dilakukan pengolahan mengalami penurunan namun masih jauh diatas baku mutu yang ditetapkan Kep-menLH 1995. Berdasarkan persentase penurunan masing-masing parameter beban pencemar limbah dapat diketahui bahwa sistem digester dua tahap dapat diaplikasikan pada sistem pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit. Adanya sistem digester dua tahap ini menjadikan sistem kolam yang terdiri dari delapan kolam dapat lebih efisien dengan menggunakan digester anaerob dua tahap sehingga sistem pengolahan dapat dilakukan di lapang dengan mengurangi empat kolam pengolahan yaitu deoling pond, kolam netralisasi, kolam pembiakan bakteri dan kolam anaerobik. Empat kolam tersebut dapat disubstitusi dengan digester anaerobik dua tahap. Pengamatan pada perubahan nilai beban pencemar limbah dari masing-masing tahapan digester yaitu digester tahap I dan digester tahap II pada setiap perlakuan menunjukkan bahwa penurunan beban pencemar POME tertinggi terjadi pada digester tahap II. Proses fermentasi anaeobik menggunakan digester anaerob dua tahap menghasilkan produk utama yaitu biogas dan produk samping berupa pupuk organik. Berdasarkan hasil pemilihan perlakuan terbaik menggunakan metode perbandingan eksponensial MPE dalam menurunkan nilai parameter beban pencemaran limbah POME didapatkan bahwa perlakuan dengan penambahan aktivator sebesar 30 P 70 S 30 merupakan perlakuan terbaik dibandingkan dua perlakuan lainnya. 34

5.2 Saran