Peubah Yang Diamati Penurunan beban pencemar limbah cair pabrik kelapa sawit melalui fermentasi anaerob menggunakan digester anaerob dua tahap

14

3.4 Peubah Yang Diamati

Peubah yang diamati pada penelitian ini yaitu Biological Oxygen Demand BOD, Chemical Oxygen Demand COD dan Total Suspended Solid TSS a. Prosedur Uji BOD Bahan-bahan yang digunakan untuk pengujian BOD yaitu MgSO 4, CaCl 2 , dan FeCL 3. alat yang digunakan yaitu botol BOD dan inkubator. Sampel diambil sebanyak 500 ml sampai 1 liter. Apabila tingkat kepadatan sampel terlalu tinggi, dilakukan pengenceran dengan aquades. Kemudian dilakukan aerasi untuk meningkatkan kadar air sampel menggunakan oksigen baterai selama 5 menit. Setelah itu sampel dipindahkan ke botol BOD gelap dan terang sampai penuh. Sampel pada botol terang dianalisa kadar oksigen terlarutnya indikasikan sebagai DO 1 . Sedangkan botol BOD gelap yang berisi sampel kemudian didalamnya ditambahkan 3 tetes buffer fosfat, 3 tetes Mg 2 SO 4 , CaCl 2 , dan FeCl 3 . Lalu diinkubasi padda suhu 20 C selama 5 hari. Setelah 5 hari dilakukan pengukuran kadar oksigen terlarutnya indikasikan sebagai DO 5 . Perhitungan : DO = BOD 5 = Keterangan : DO = DO pada hari ke 0 DO 5 = DO pada hari ke 5 DBl = DO blanko pada hari ke 0 DBl 5 = DO blanko pada hari ke 0 P = Derajat pengenceran b. Prosedur Uji COD Bahan yang digunakan untuk pengujian COD adalah Amonium ferro sulfat 0,1 N, Amonium ferro II sulfat 0.25 N, K 2 Cr 2 O 7 0.25 N, asam sulfat dan indikator ferroin. Alat yang digunakan yaitu destilator, kondensor dan Erlenmeyer. Prosedur kerja pengujian COD yaitu, sampel diambil sebanyak 20 ml dimasukkan ke labu didih 300 ml, ditambahkan 10 ml K 2 Cr 2 O 7 0.25 N dan 0.4 gr H2SO 4 serta 40 ml asam sulfat yang mengandung silver sulfat dan batu didih. Selanjutnya dipanaskan dan dididihkan selama 10 menit dengan menggunakan reflux menggunakan kondensor. Kemudian didinginkan dan dicuci dengan menggunakan 50 ml aquades. Kemudian didinginkan, setelah dingin ditambahkan 2 tetes indikator ferroin dan dititrasi dengan ammonium ferro II sulfat 0.25 N sehingga terjadi perubahan warna dari biru kehijauan menjadi merah kecoklatan. Kemudian dicatat volume yang digunakan. Kemudian dengan prosedur yang sama, titrasi dilakukan juga terhadap blanko aquades dengan menggunakan 0.25 amonium ferro II sulfat. ml Tio x N. Tio x 8000 ml. contoh DO – DO 5 – DBl – DBl 5 x 1 – P P 15 Perhitungan : COD mgO 2 L = Keteragan : A= ml titrasi blanko B= ml titrasi sample M=molaritas 0,25 8000= milliequivalent berat oksigen x 1000 mlL c. Prosedur Pengujian TSS Pengujian TSS dilakukan menggunakan desikator yang berisi silica gel, oven, untuk pengoperasian pada suhu 103 sampai 105 C , timbangan analitik dengan ketelitian 0.1 mg, pengaduk magnetik, pipet, gelas ukur, cawan aluminium, cawan porselen, penjepit, kaca arloji, dan pompa vakum. Pengujian dilakukan dengan melakukan penyaringan menggunakan peralatan vakum. Saringan dibasahi dengan sedikit aquades. Contoh uji diaduk dengan pengaduk magnetik untuk memperoleh contoh uji yang lebih homogen. Contoh uji dipipet dengan volume tertentu, pada waktu contoh diaduk dengan pengaduk magnetik. Penyaringan dilakukan menggunakan kertas saring yang dicuci dengan 3x10 ml air suling, dibiarkan kering sempurna, dan dilanjutkan penyaringan dengan vakum selama 3 menit agar diperoleh penyaringan sempurna. Kemudian contoh uji dengan padatan terlarut yang tinggi memerlukan pencucian tambahan. Kertas saring dipindahkan secara hati-hati dari peralatan penyaring dan dipindahkan ke wadah timbang aluminium sebagai penyangga. Kemudian dikeringkan dalam oven minimal selama 1 jam pada suhu 103 sampai dengan 105 C. Setelah itu didinginkan dalam desikator untuk menyeimbangkan suhu dan timbang. Tahapan pengeringan diulang, pendinginan dalam desikator, dan dilakukan penimbangan sampai diperoleh berat konstan atau sampai perubahan berat lebih kecil dari 0,5 g. Perhitungan : mg TSSL= Keterangan : A= berat sample setelah ditimbang + berat cawan mg B= berat cawan tanpa sample mg A-B x M x 8000 ml. sampel A-B x 100 Vol. sample ml 16

3.5 Rancangan Percobaan