Nilai Parameter BOD, COD dan TSS Digester Anaerob Dua Tahap Pada

25 Gambar 8. memperlihatkan bahwa persentase penurunan TSS terbesar terjadi pada penambahan aktivator dengan persentase sebesar 20. Namun hasil ini berbanding terbalik dengan persentase penurunan nilai BOD limbah setelah dilakukan pengolahan. Pada persentase penurunan nilai BOD menunjukkan bahwa pada penambahan aktivator sebanyak 20 atau pada perlakuan P 80 S 20 terjadi penurunan nilai BOD terendah. Hal ini dapat terjadi akibat kondisi masing-masing digester yang berbeda baik berdasarkan perubahan suhu, dan pH. Nilai TSS Output yang didapatkan masih jauh diatas baku mutu limbah cair kelapa sawit yaitu nilai TSS sebesar 300 mgl, sedangkan nilai akhir TSS setelah dilakukan pengolahan berurutan berdasarkan persentase penambahan aktivator sebanyak 30, 20 dan 10 berturut-turut, yaitu 5751 mgl, 7768 mgl dan 3121 mgl. Sehingga perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk menurunkan nilai TSS.

4.4 Nilai Parameter BOD, COD dan TSS Digester Anaerob Dua Tahap Pada

Proses Pengolahan POME Selama 40 Hari. Aktivitas bakteri yang sangat aktif menyebabkan penurunan nilai BOD , sedangkan naiknya nilai BOD dapat disebabkan oleh adanya penambahan input substrat dan kurang baiknya aktivitas bakteri dalam merombak bahan organik yang terkandung dalam bahan masukan. Digester tahap I Digester tahap II Gambar 9. Nilai BOD dalam digester anaerob tahap I dan II perlakuan P 70 S 30 pada proses pengolahan POME melalui fermentasi anaerob selama 40 hari Gambar 9. menunjukkan bahwa pada hari kesepuluh nilai BOD bahan dalam digester tahap I perlakuan P 70 S 30 mengalami penurunan sebesar 18.03, pada hari ke-20 nilai BOD kembali naik sebesar 41.32, dan pada hari ke-30 sampai hari ke-40 nilai BOD digester tahap I perlakuan P 70 S 30 terus mengalami penurunan dengan persentase penurunan berturut-turut sebesar 10.40 dan 47.52. Sedangkan pada digester tahap II, bahan campuran POME dan aktivator yang ada dalam digester dilakukan pengujian BOD mulai hari ke-20. Nilai BOD pada digester tahap II mengalami penurunan pada hari ke-20 sampai hari ke-40. Selisih besarnya penurunan BOD antara digester tahap I dan II perlakuan P 70 S 30 dapat dilihat pada Lampiran 2a yang menunjukkan bahwa selisih besarnya penurunan 26 BOD antara digester tahap I dan II pada hari ke-20 hingga hari ke-40 berturut-turut yaitu sebesar 65.91, 67.47, dan 16.04. Digester tahap I Digester Tahap II Gambar 10. Nilai COD dalam digester anaerob tahap I dan II perlakuan P 70 S 30 pada proses pengolahan POME melalui fermentasi anaerob selama 40 hari Gambar 10. menunjukkan nilai COD pada digester tahap I perlakuan P 70 S 30 mengalami penurunan pada hari kesepuluh dan kenaikan nilai COD juga terjadi pada hari ke-20 dan terus mengalami penurunan hingga hari ke-40. Pada digester tahap II, nilai COD hari ke-20 hingga hari ke-40 mengalami penurunan dibandingkan nilai COD awal bahan masukan. Persentase penurunan nilai COD terbesar antara digester tahap I dan digester tahap II perlakuan P 70 S 30 terjadi pada digester tahap II. Selisih besarnya penurunan COD antara digester tahap I dan digester tahap II perlakuan P 70 S 30 pada hari ke-20 hingga hari ke-40 dapat dilihat pada Lampiran 2a, yaitu berturut-turut memiliki selisih sebesar 55.74, 71.58, dan 25.79. Digester tahap I Digester tahap II Gambar 11. Nilai TSS dalam digester anaerob tahap I dan II perlakuan P 70 S 30 pada proses pengolahan POME melalui fermentasi anaerob selama 40 hari 27 Gambar 11. memperlihatkan pola perubahan nilai TSS berbeda dengan pola perubahan nilai BOD dan COD. Nilai TSS pada digester tahap I perlakuan P 70 S 30 pada hari ke-10 hingga hari ke-40 terus mengalami peningkatan. Sedangkan nilai TSS pada digester tahap II yang menunjukkan penurunan dibandingkan dengan nilai TSS awal bahan masukan. Naiknya nilai TSS ini disebabkan oleh adanya penambahan substrat setiap harinya sehigga jumlah total padatan tersuspensi dalam digester terus meningkat. Nilai padatan tersuspensi merupakan nilai kandungan padatan total yang tersuspensi baik itu bahan yang dapat terdekomposisi maupun tidak. Penurunan nilai TSS terbesar terjadi pada digester tahap II dengan selisih besarnya penurunan antara digester tahap I dan II pada hari ke 20 hingga hari ke 40 berturut-turut sebesar 74.30, 61,39 dan 36,39. Persentase penurunan TSS digester tahap I dan II perlakuan P 70 S 30 pada proses fermentasi anaerob selama 40 hari dan selisih besarnya penurunan TSS antara digester tahap I dan digester tahap II perlakuan P 70 S 30 dapat dilihat pada Lampiran 2a. Digester tahap I Digester tahap II Gambar 12. Nilai BOD dalam digester anaerob tahap I dan II perlakuan P 80 S 20 pada proses pengolahan POME melalui fermentasi anaerob selama 40 hari Pola perubahan nilai BOD dan COD pada digester tahap I dan II perlakuan P 80 S 20 seperti yang terlihat pada Gambar 12 dan Gambar 13, mengalami penurunan pada hari ke-10 dan kembali naik pada hari ke-20 hingga hari ke-30. Sedangkan untuk hari berikutnya yaitu hari ke-40 nilai BOD mengalami penurunan dibandingkan dengan nilai BOD awal bahan masukan. Begitu pula dengan digester tahap II mengalami penurunan nilai BOD dibandingkan dengan nilai BOD dan COD awal masukan pada hari ke- 20 hingga hari ke-40. Terdapat perbedaan besarnya penurunan nilai BOD dan COD masing-masing digester tahap I dan digester tahap II perlakuan P 80 S 20 . Persentase penurunan nilai BOD dan COD terbesar pada hari ke-20 hingga hari ke-40 terjadi pada digester tahap II perlakuan P 80 S 20. Selisih besarnya penurunan nilai BOD pada digester tahap I dan II perlakuan P 80 S 20 dapat diketahui pada hari ke-20, hari ke-30 dan hari ke-40 dengan persentase selisih penurunan BOD pada hari ke-20, hari ke-30 dan hari ke-40 berturut-turut sebesar 65,92 , 81,78, 44,25 . Sedangkan persentase selisih penurunan COD pada hari ke-20, hari ke-30 dan hari ke-40 berturut-turut sebesar 67,23 , 74,98, 53,95 . Persentase penurunan dan selisih besarnya penurunan BOD dan COD pada digester tahap I dan digester tahap II perlakuan P 80 S 20 dapat dilihat pada Lampiran 2b. 28 Digester tahap I Digester tahap II Gambar 13. Nilai COD dalam digester anaerob tahap I dan II perlakuan P 80 S 20 pada proses pengolahan POME melalui fermentasi anaerob selama 40 hari Digester tahap I Digester tahap II Gambar 14. Nilai TSS dalam digester anaerob tahap I dan II perlakuan P 80 S 20 pada proses pengolahan POME melalui fermentasi anaerob selama 40 hari Gambar 14 menunjukkan perubahan nilai TSS pada digester tahap I dan II perlakuan P 80 S 20 selama 40 hari. Terlihat bahwa nilai TSS pada digester tahap I menurun pada hari ke-10 hingga hari ke-20 namun kembali naik pada hari ke-30 dan hari ke-40. Sedangkan pada digester tahap II nilai TSS pada hari ke-20 hingga hari ke-40 mengalami penurunan dibandingkan nilai TSS awal bahan masukan. Persentase penurunan TSS digester tahap I dan II perlakuan P 80 S 20 memiliki selisih penurunan nilai TSS yang dapat 29 diketahui pada hari ke-20, hari ke-30 dan hari ke-40 dengan persentase selisih penurunan TSS pada hari ke-20, hari ke-30 dan hari ke-40 berturut-turut sebesar 82,59 , 70,58, 68,66 . Persentase penurunan TSS digester tahap I dan digester tahap II perlakuan P 80 S 20 selama 40 hari serta selisih besarnya penurunan masing-masing digester dapat dilihat pada Lampiran 2b. Digester tahap I Digester tahap II Gambar 15. Nilai BOD dalam digester anaerob tahap I dan II perlakuan P 90 S 10 pada proses pengolahan POME melalui fermentasi anaerob selama 40hari. Gambar 15 menunjukkan bahwa nilai BOD limbah pada digester tahap I perlakuan P 90 S 10 mengalami penurunan pada hari ke-10 dan kembali naik pada hari ke-20. Nilai BOD mengalami penurunan kembali dari hari ke-30 sampai hari ke-40. Sedangkan nilai BOD pada digester tahap II perlakuan P 90 S 10 mengalami penurunan yang cukup drastis dari hari ke-20 hingga hari ke-40. Selisih penurunan nilai BOD pada digester tahap I dan II perlakuan P 90 S 10 dapat diketahui pada hari ke-20, hari ke-30 dan hari ke-40 dengan persentase selisih besarnya penurunan BOD pada hari ke-20, hari ke-30 dan hari ke-40 berturut-turut sebesar 43,19 , 54,20, 55,53 . Perbandingan penurunan dan selisih penurunan nilai BOD digester tahap I dan digester tahap II perlakuan P 90 S 10 dapat dilihat pada Lampiran 2c. Digester tahap I Digester tahap II Gambar 16. Nilai COD dalam digester anaerob tahap I dan II perlakuan P 90 S 10 pada proses pengolahan POME selama 40 hari 30 Gambar 16 menunjukkan bahwa nilai COD digester tahap I perlakua P 90 S 10 hanya mengalami penurunan dari nilai awal bahan masukan pada hari ke-10 dan hari ke-30 dengan persentase penurunan berturut-turut sebesar 38.58 dan 5.44 sedangkan pada hari ke-20 dan hari ke-40 nilai COD digester tahap I perlakuan P 90 S 10 mengalami kenaikan sebesar 36.19 dan 0.11 . Nilai COD digester tahap II perlakuan P 90 S 10 jika dibandingkan dengan nilai COD awal bahan masukan menunjukkan penurunan baik dihari ke-20, hari ke-30, maupun hari ke-40. Selisih penurunan nilai COD digester tahap I dan II pada hari ke-20, hari ke-30 dan hari ke-40 berturut-turut sebesar 42.74, 56,89, dan 69,75. Persentase penurunan nilai COD pada masing-masing digester menunjukkan bahwa persentase penurunan terbesar terjadi pada digester tahap II. Persentase penurunan nilai COD digester tahap I dan II serta selisih besarnya penurunan antara digester tahap I dan II dapat dilihat pada Lampiran 2c. Digester tahap I Digester tahap II Gambar 17. Nilai TSS dalam digester anaerob tahap I dan II perlakuan P 90 S 10 pada proses pengolahan POME selama 40 hari Gambar 17 menunjukkan bahwa nilai TSS pada digester tahap I perlakuan P 90 S 10 mengalami penurunan pada hari ke-20 sedangkan pada hari ke-10, hari ke-30 dan hari ke-40 nilai TSS menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari nilai TSS awal bahan masukan. Pada digester tahap II perlakuan P 90 S 10 nilai TSS hari ke-20, hari ke-30 dan hari ke-40 mengalami penurunan dibandingkan dengan nilai TSS awal bahan masukan. Selisih besarnya penurunan TSS digester tahap I dan digester tahap II perlakuan P 90 S 10 yang terdapat pada Lampiran 2c, pada hari ke-20, hari ke-30 dan hari ke-40 berturut-turut yaitu 27.41, 19.53, dan 22.51. 31

4.5 Produk Fermentasi Anaerobik Menggunakan Digester Anaerob Dua Tahap