Standarisasi alat Kondisi Kelayakan Usaha Perikanan Tangkap .1 Analisis kelayakan
BRR dan NGO internasiaonal, unit penangkapan pancing tonda dengan menggunakan mesin tempel dalam menangkap ikan pelagis besar lebih efektif dari segi bentuk alat
tangkap maupun mesin yang digunakan oleh nelayan di daerah tersebut, karena nelayan pada saat selesai melaut kapal langsung dinaikkan kedarat agar lebih mudah
dalam menjaga dan merawat. Pancing tonda yang digunakan Kabupaten Aceh Jaya
sudah merupakan tradisi turun temurun dalam menangkap jenis ikan pelagis besar seperti cakalang, madidihang, tongkol dan jenis ikan pelagis lainnya. Penggunaan
kapal motor stempel di Aceh Jaya juga dipengaruhi oleh faktor kondisi perairan dan geografi maupun topografi dari wilayah tersebut.
Sedangkan unit penangkapan gill net pada tahun 2002 sebesar 32 unit dan menurun pada tahun 2004 menjadi 28 unit, tahun 2005 menurut drastis, namum tahun
2005 sampai 2008 terjadi peningkatan karena adanya bantuan dari BRR dan NGO international. Peningkatan armada pancing tonda maupun gill net sangat berbeda
disebabkan oleh biaya kapal, alat tangkap yang cukup mahal sehingga masyarakat lebih memilih alat tangkap pancing tonda dan gill net, selanjutnya bantuan BRR
maupun NGO yang ada di Kabupoaten Aceh Jaya lebih banyak mengalokasi jenis bantuan pancing tonda dan gill net di banding alat tangkap purse seine.
Unit penangkapan pelagis besar yang ada di Kabupaten Aceh Jaya baik dilihat dari waktu penangkapan, alat bantu penangkapan, kapal maupun produksi hasil
tangkapan sangat diperlukan pengembangan tentang teknologi penangkapan, penyediaan sarana dan prasarana perikanan tangkap, penggunaan rumpon sebagai
tempat berkumpulnya ikan, dan perlengkapan alat bantu penangkapan navigasi maupun fish faider dalam memanfaatkan sumberdaya ikan pelagis besar di wilayah
Samudera Hindia, sehingga sumberdaya tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal mungkin dengan tanpa menggangu kelestarian sumberdaya, maka perlu mengetahui
informasi tentang status tingkat pemanfaatan sumberdaya yang tersedia, kemampuan alat tangkap, teknologi yang digunakan dan sumberdaya manusia. Nikijuluw 2001
mengatakan bahwa pemamfaatan sumberdaya ika perlu kehati-hatian agar tidak sampai pada kondisi kelebihan penangkapan ikan over fishing.