BAB IV HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan cara uji klinik tersamar ganda di ruang Departemen Ilmu Kesehatan Mata RSUP. H. Adam
Malik Medan dan RS Khusus Mata Medan Baru mulai bulan Maret sampai dengan April 2012. Sampel penelitian merupakan total sampling dari semua
penderita yang memenuhi kriteria inklusi selama rentang waktu penelitian. Dalam penelitian ini diperoleh sampel sebesar 62 orang penderita 62
mata yang menjalani operasi katarak fakoemulsifikasi disertai penanaman lensa intraokuler seluruh sampel dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok
deksametason 31 orang dan kelompok Natrium diklofenak 31 orang Gambar distribusi penderita berdasakan kelompok umur, jenis kelamin,
serta mata yang dioperasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.: Tabel 1 : distribusi penderita berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, serta
mata yang dioperasi
UMUR Tahun
LAKI – LAKI PEREMPUAN
JUMLAH OD OS
OD OS ≤ 40
1 1,62 2 3,23
1 1,62 4 6,46
41 – 50 5 8,07
3 4,84 1 1,62
9 14,52 51 – 60
7 11,29 4 6,45
4 6,46 2 3,230
17 27,42 61 – 70
10 16,13 4 6,45 4 6,46
5 8,07 23 37,10
≥ 71 4 6,46
2 3,23 2 3,23
1 1,62 9 14,52
JUMLAH 27 43,55 15 28,85 15 24,20 8 15,39 62 100,00
Universitas Sumatera Utara
Usia penderita yang termuda adalah 40 tahun dan yang tertua adalah 90 tahun, rata-rata umur penderita adalah 59,25 + 11,14 tahun. Sedangkan
kelompok umur yang terbanyak adalah kelompok umur 61 – 71 tahun yaitu
sebesar 23 penderita 37,10 Jumlah penderita laki-laki lebih banyak daripada
pederita perempuan. Penderita laki-laki sejumlah 42 orang 67,75 sedangkan penderita perempuan sebanyak 20 orang 32,26. Dalam hampir semua
kelompok umur penderita laki-laki lebih banyak dari pada penderita perempuan.Gambaran distribusi penderita menurut jenis kelamin dan mata yang
dioperasi dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram I : Distribusi Penderita Menurut Jenis Kelamin dan Mata yang dioperasi
32,26 67,75
37,10 62,91
Universitas Sumatera Utara
Gambaran distribusi penderita menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat diagram dibawah ini :
Diagram 2 : Distribusi Penderita Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Distribusi penderita menurut kelompok umur dan jenis kelamin untuk masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2 : Distribusi Penderita Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Untuk
kelompok Deksametason dan Kelompok Diklofenak UMUR
tahun KEL. DEKSAMETASON
KEL. DIKLOFENAK JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
40 1 1,62
1 1,62 2 3,23
4 6,46 41 – 50
3 4,84 1 1,62
5 8,07 9 14,52
51 – 60 7 11,29
3 4,84 4 6,46
3 4,84 17 27,42
61 – 70 6 9,68
6 9,68 8 12,91
3 4,84 23 37,10
71 2 3,23
1 1,62 4 6,46
2 3,23 9 14,52
JUMLAH 19 30,65 12 19,36
23 37,10 8 12,91
62 100,00
Universitas Sumatera Utara
Adapun distribusi penderita menurut jenis kataraknya pada masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3 : Distribusi Penderita Menurut Jenis Katarak Untuk Kelompok Deksametason dan Kelompok Diklofenak
JENIS KEL. DEKSAMETASON
KEL. DIKLOFENAK JUMLAH
KATARAK
LAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Matur 11 17,75
12 19,36 14 26,92
8 12,91
45 72,58 Imatur
5 8,07 3 4,84
7 11,24
2 3,23
17 27,42 Jumlah
16 25,81 15 24,20
21 33,87 10 16,13 62 100,00
Diagram 3 : Distribusi Penderita Menurut Jenis Katarak Untuk Kelompok Deksametason dan Kelompok Diklofenak
DEKSAMETASON DIKLOFENAK
Pengamatan dari tanda-tanda reaksi inflamasi pasca bedah katarak fakoemulsifikasi dan pemasangan lensa intraokuler serta responnya terhadap
pemberitaan obat anti inflamasi untuk masing-masing kelompok dilakukan terhadap setiap
Universitas Sumatera Utara
Penderita pada hari pertama, hari ketiga, hari ketujuh dan hari keempat belas pasca bedah, sedangkan yang diamati adalah flare dan sel radang dalam bilik mata
depan. Hasil pengamatan seperti yang tercantum adalah lampiran dianalisis dengan uji statistik Mann-Whitney. Tingkat kemaknaan alfa ditetapkan sebesar
0,05 5, sehingga dikatakan signifikan atau bermakna B bila P 0,05 dan tidak signifikan atau tidak bermanfaat TB bila p
≥ 0,05. Hasil pengamatan yang menunjukkan perbandingan penurunan
flare dalam bilik mata depan pada kedua kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel diagram berikut :
Tabel 4 : Perbandingan Penurunan Jumlah Penderita Dengan Flare Pada
Kelompok Deksametason dan Kelompok Diklofenak Hari
Ke DEKSAMETASON
DIKLOFENAK P
Ket
Jumlah Px Dengan Flare Jumlah Px Dengan Flare
+2 +1
+ 2 + 1
1
19 61,29
9 29,03
25 80,64
2 6,45
0.0713 TB
3
15 48,38
12 38,70
24 77,41
2 6,45
1 3,22
0.0530 TB
7
4 12,90
14 45,16
9 29,03
5 16,12
20 64,51
2 6,45
0.0713 TB
14
5 16,12
21 67,74
6 19,35
20 64,51
0.7367 TB
TB : Tidak Bermakna
Universitas Sumatera Utara
Diagram 4 : Perbandingan Penurunan Jumlah Penderita Dengan Flare +2 Pada Kelompok Deksametason dan kelompok Diklofenak
Hasil pengamatan untuk membandingkan penurunan gradasi sel radang dalam bilik mata depan pada kedua kelompok uji dapat dilihat pada tabel
dan diagram berikut : Tabel 5 : Perbandingan Penurunan Jumlah Penderita Dengan Gradasi Sel Radang
Pada Kelompok Deksametason dan Kelompok Diklofenak Hari
Ke DEKSAMETASON
DIKLOFENAK P
Ket
Jumlah Px Dengan Gradasi Sel Jumlah Px Dengan Gradasi Sel
+2 +1
+ 2 + 1
1
16 51,61
8 25,81
23 74,19
1 3,22
0.0502
TB 3
16 51,61
8 25,81
23 74,19
1 3,22
0.0502
TB 7
3 9,68
17 54,84
4 12,90
6 19,35
18 58,81
1 3,22
0.2055
TB 14
12 38,71
12 38,71
16 51,61
8 25,81
0.2662
TB +2 : 10 – 20 sel1.p +1 : 5 – 10 sel1.p.
0 : tidak ada sel
TB : Tidak Bermakna —
•— DIKLOFENAK —
— DEKSAMETASON
Universitas Sumatera Utara
Diagram 5 : Perbandingan Penurunan Jumlah Penderita Dengan Gradasi Sel +2 Pada Kelompok Deksametason dan Kelompok Diklofenak
— •— DIKLOFENAK
— — DEKSAMETASON
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN