Konsep Efektivitas TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Untuk melaksanakan kegiatan penelitian yang sesuai dengan pedoman- pedoman yang berlaku, tentu tidak terlepas dari pola kerangka pemeikiran yang mengacu pada beberapa konsep-konsep teoritis dalam kerangka teori yang dikemukakan oleh para ahli serta acuan lain yang dianggap relevan dengan judul tesis ini. Berangkat dari pemikiran di atas, dalam tinjauan teori ini, akan diuraikan secara konseptual melalui melalui tinjauan teori dan konsep kunci tentang hal-hal yang berhubungan dengan Efektifitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Asahan sevara sistematis. Untuk lebih lengkapnya uraian-uraian teritis akan ditampilkan sebagai berikut.

2.1. Konsep Efektivitas

Setiap kegiatan manajemen dalam organisasi ditujukan untuk mencapai tingkat efektivitas yang tinggi, dimana dengan efektivitas yang tinggi segala apa yang direncanakan dapat dicapai, baik dari sudut kualitas, kuantitas maupun waktu. Pengertian efektitivitas, banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya menurut Hutapea 1997:98,: Efektivitas berasal dari kata efek, yang berarti mempunyai pengaruh yang besar dan tepat, memberikan perubahan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang direncanakan. Efektif titik beratnya adalah tepat sasaran, berarti dengan input yang tersedia dapat mencapai output yang direncanakan. 11 Universitas Sumatera Utara Menurut Komaruddin 1994:269 efektivitas adalah: Suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu. Tercapainya tujuan manajemen artinya manajemen yang efektif tidak selamanya disertai dengan efisiensi yang maksimum. Dengan perkataan lain manajemen yang efektif tidak perlu disertai manajemen yang efisien. Menurut Handayaningrat 1996:16,: yang dimaksud dengan efektif adalah bila suatu sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Jadi kalau sasaran atau tujuan itu tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka pekerjaan itu tidak efektif. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa Efektivitas merupakan suatu keadaan yang mencerminkan bahwa aktivitas yang dilaksanakan telah mencapai hasil sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk menentukan efektif tidaknya suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang pegawai dapat dilihat dari ketepatan sasarantujuan pekerjaan itu, apakah sesuai dengan waktu rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Emerson dalam Handayaningrat, 1996:16,: “Efectivity is measuring in term of attaining prescribed goals or objectives” efektivitas ialah pengukuran dalam arti pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam mewujudkan efektivitas tersebut, para pegawaikaryawan yang ada dalam organisasi dituntut untuk mampu bekerja dengan sungguh-sungguh dan penuh ketekunan, berjalan sesuai dengan prosedur dan rencana kerja, serta dapat Universitas Sumatera Utara memanfaatkan waktu kerja sebaik mungkin, sehingga hasil kerja dapat dicapai secara maksimal tanpa adanya kesalahan-kesalahan, dan kalaupun ada dapat ditekan hingga seminimal mungkin. 2.2.Perencanaan Pada dasarnya perencanaan merupakan lengan intelektual dari perkembangan hari depan kita. Seorang pimpinan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengetahui sasaran-sasaran yang dibutuhkan, tentang cara untuk mencapainya sebagaimana ditetapkan oleh perencanaannya. Tidak ada seorang pimpinan pun yang dapat mencapai sukses tanpa ditunjung oleh perencanaan yang baik. Terry dalam Soekarno, 1992:71 mengemukakan pendapat bahwa Perencanaan adalah: Gambaran tentang apa yang akan dicapai, yang kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan dituju. Perencanaan merupakan persiapan daripada pelaksanaan suatu tujuan. Sedangkan menurut Stoner Freeman 1994:13, bahwa Perencanaan dapat diartikan yaitu: Perencanaan yaitu menunjukkan bahwa manajer berpikir melalui sasaran- sasaran dan kegiatan mereka sebelumnya, bahwa kegiatan-kegiatan mereka lebih di dasarkan pada suatu metode, rencana atau pikiran logis ketimbang pada praduga. Rencana memberikan sasaran sasaran bagi organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai sasaran tersebut. Dari pendapat di atas, penulis berkesimpulan bahwa pada intinya, perencanan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa sesungguhnya ingin dicapai oleh Universitas Sumatera Utara organisasi serta bagimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu. Adapun menurut pendapat Siagian 1997:108 bahwa Perencanaan dapat diartikan yaitu: Perencanaan Planning yaitu keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan pendapat Manullang 2005:13 bahwa Perencanaan adalah: Perencanaan adalah penetapan tujuan, policy kebijaksanaan, prosedur, budget, program dari suatu organisasi. Dari beberapa pendapat di atas, terlihat bahwa dalam melaksanakan suatu kegiatan perlu adanya suatu pemikiran maupun penentuan yang secara matang dan juga adanya suatu penetapan kebijaksanaan, prosedur, badget dan program dari organisasi sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Handoko 2003:23 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan perencanaan sebagai berikut adalah: Perencanaan yaitu 1. Pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan 2. Penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutukan untuk mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan salah satu aspek yang menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan berbagai kegiatan yang dikelola dengan cara pemilihan ataupun penetapan tujuan-tujuan organisasi. Universitas Sumatera Utara 2.3.Administrasi Pembangunan Administrasi Pembangunan lahir dari kesadaran tentang diperlukannya berbagai pendekatan disipliner untuk mensukseskan usaha-usaha pembangunan nasional, khususnya pembangunan ekonomi negara-negara berkembang. Administrasi pembangunan merupakan disiplin ilmu administrasi yang diarahkan pada penerapan konsep administrasi atau manajemen dalam pembangunan. Administrasi pembangunan dimaksudkan untuk lebih menjamin pelaksanaan perencanaan pembangunan secara baik dengan melakukan penyempurnaan- penyempurnaan administrasi negara reformasi administrasi dan mengembangkan berbagai sistem administrasi guna mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Tjokroamidjojo, 1996:176. Gant dalam Tjokroamidjojo, 1988: 83 menyatakan bahwa: administrasi pembangunan adalah administrasi mengenai kebijakan, program dan proyek untuk mendukung tujuan-tujuan pembangunan. Administrasi pembangunan juga sebagai penyempurnaan birokrasi apartur pemerintah dalam menghadapi meningkatnya jumlah, jenis, dan kompleksitas fungsi-fungsi pemerintah untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat dalam pembangunan. Kemudian Mustopadidjaya dalam Tjokroamidjojo 1988:83 berpendapat bahwa: administrasi pembangunan adalah ilmu dan seni tentang bagaimana pembangunan suatu sistem administrasi negara dilakukan sehingga sistem administrasi tersebut mampu menyelenggarakan berbagai fungsi umum pemerintahan dan pembangunan secara efektif dan efisien. Universitas Sumatera Utara Administrasi pembangunan dilingkungan pemerintah daerah merupakan bagian dari administrasi negara Indonesia yang memiliki fungsi nyata, fungsi-fungsi tersebut adalah 1. Perencanaan, 2 Pengerahan, 3. Sumber daya, 4. Penganggaran, 5. Pelaksanaan pembangunan yang ditangani langsung oleh pemerintah pusat, 6. Koordinasi dan evaluasi 7. Pengawasan Kartasasmita, 1997: 48. Kedelapan fungsi di atas tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, namun terintegrasi dala suatu sistem yang utuh. Dalam konteks kebijaksanaan desentralisasi yang memberikan kewenangan yang lebih besar kepada daerah, sehingga secara langsung dapat menunjang pembangunan daerah. Menurut Rasyid 1998:52 menyatakan bahwa: terdapat beberapa bidang yang perlu diperbaiki, yakni dibidang perencanaan pembangunan, dibidang organisasi pemerintahan dan dibidang kepegawaian. Kartasasmita 1997:53 mengemukakan lima kriteria perencanaan pembangunan daerah yang efektif. Kelima kriteria itu adalah: 1. Perencanaan pembangunan harus bersifat garis besar dan indikatif. 2. Perencanaan pembangunan daerah harus dapat mengendalikan dan mengarahkan invetasi pemerintah yang mendorong meningkatnya usaha masyarakat swasta. 3. Perencanaan pembangunan daerah harus dapat mendorong bekerjanya pasar. 4. Harus dapat mengikutsertakan masyarakat dalam prosesnya 5. Harus dapat memajukan golongan masyarakat dan wilayahnya yang dengan ekonomi pasar saja tidak mungkin berkembang atau bersaing dalam memperoleh akses faktor-faktor produksi. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya ada berbagai pendekatan yang dipergunakan dalam proses perencanaan Kartasasmita 1997:49 pendekatan tersebut adalah: pertama dasar perencanaan;kedua keterlibatan stakeholders;ketiga ruang lingkup dan tujuan sasaran perencanaan; keempat metode perencanaan; kelima hierarki perencanaan;keenam jangka wakti perencanaan; ketujuh alur perencanaan, kedelapan arah perencanaan; kesembilan sifat perencanaan dan kesepuluh produk perencanaan. Agar pelaksanaan pembangunan daerah berjalan dengan baik diperlukan adanya kelembagaan yang bertanggung jawab langsung terhadap penyelenggaraan pembangunan didaerah Rasyid dalam Kartasasmita, 1998:145 kelembagaan dalam hal ini mencakup organisasi-organisasi baik organisasi pusat yang berada di daerah maupun organisasi daerah sendiri beserta perangkatnya termasuk sumber daya manusia yang berada didalamnya. Dibidang organisasi, diperlukan kajian lengkap mengenai efektivitas keberadaan lembaga-lembaga pusat dan daerah yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pembangunan didaerah sesuai dengan perubahan- perubahan yang terjadi baik dalam kewenangan daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, dalam perencanaan pembangunan dan dalam pengelolaan keuangan. Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa administrasi pembangunan adalah meliputi masalah-masalah yang berkaitan dengan penyelenggaraan fungsi umum pemerintahan maupun pembangunan terutama pada bidang kelembagaan, kepegawaian, manajmen, dan sarana-sarana administrasi. Universitas Sumatera Utara 2.4.Konsep Pembangunan Daerah Disetiap negara, pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan berbeda-beda, namun secara umum dapat dilihat dari tiga hal pokok yaitu melalui pendekayan makro, pendekatan sektoral dan pendekatan regional. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Wrihatnolo 2006;23 yang menyebutkan: pada umumnya pembangunan yang dilaksanakan suatu negara atau bangsa di dasarkan pada tiga pendekatan yaitu pendekatan makro, sektoral dan regional. Pembangunan makro mencakup sasaran-sasaran dan upaya pada lingkup nasional, yang mencapaianya merupakan hasil dari upaya-upaya pada tingkat sektoral dan regional. Pembangunan sektoral hanya memfokuskan pada bidang-bidang tertentu seperti pertanian dan pembangunan regional yang menekankan pada pelaksanaan pembangunan suatu daerah tertentu, pada dasarnya merupakan bagian dari pembangunan nasional itu sendiri. Ini berarti bahwa keberhasilan pembangunan di daerah-daerah akan membawa dampak positif terhadap pembangunan nasional secara keseluruhan. Kartasasmita dalam Bratakusuma, 2003:43 Yaitu: Proses Pembangunan daerah dilihat dengan tiga cara pandang berbeda. Pertama Pembangunan bagi suatu Kota, daerah atau wilayah sebagai wujud bebas yang pengembangannya tidak terikat pada Kota, daerah atau wilayah lain sehingga penekanannya perencanaan pembangunannya mengikuti pola yang lepas dan mandiri. Kedua pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional, ketiga perencanaan pembangunan daerah sebagai instrumen bagi penentu alokasi sumber daya pembangunan dan lokasi kegiatan daerah. Universitas Sumatera Utara Cara pandang pertama wujud pelaksanaan otonomi yang diimplementasikan dalam proses desentralisasi, dimana daerah dberikan kewenangan untuk melakukan perencanaan pembangunannya secara mandiri dan independen, baik dari keterikatannya dengan pemerintah pusat maupun daerah. Cara pandang kedua bahwa pembangunan yang dilaksanakan didaerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dimana perencanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pusat. Ini merupakan perwujudan dari dekonsentrasi. Sedangkan cara pandang ketiga lebih menunjukkan adanya tugas pembantuan. Dalam konteks ini, perencanaan pembangunan terpusat dengan alokasi sumber daya dan kegiatan yang ada di daerah Bratakusuma; 2003:43. Meskipun Perencanaan Pembangunan bersifat indenpenden mandiri sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 di ubah terakhir kali menjadi Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, dimana setiap daerah KabupatenKota memiliki kewenangan sendiri untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara otonom, namun hal itu tidak berarti bahwa daerah harus mengabaikan kepentingan nasionalnya. Hal ini sejalan dengan prinsip otonomi yang bertanggung jawab berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, pengembangan kehidupan berdemokras, keadilan dan pemerataan serta pemeliharaan hubungan yang serasi antar pusat dan daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini sebagaimana yang diInformasikan bahwa Perencanaan Pembangunan pada tingkat pusat dan tingkat daerah berjalan secara sendiri-sendiri. Tetapi dalam Universitas Sumatera Utara pelaksanaan perencanaan pembangunan ditingkat pusat dan daerah diserasikan dengan adanya pelaksanaan Musrenbang. Pembangunan Daerah adalah Usaha untuk meningkatkan kualitas dan perikehidupan manusia dan masyarakat daerah yang dilakukan secara terus menerus, berlandaskan kemampuan daerah dan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan keadaan daerah, nasional dan global. Pengertian daerah adalah mencakup KabupatenKota dan daerah Provinsi, masing-masing sebagai daerah otonom Wrihatnolo, 2006:125. Sedangkan menurut Siagian 2005:5: pembangunan yaitu seluruh usaha dilakukan oleh suatu negara bangsa untuk bertumbuh, berkembang dan berubah secara sadar dan terencana dalam semua segi kehidupan dan penghidupan negara bangsa yang bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan akhir. Menurut Kartasasmita seperti yang dikutip Bratakusuma, 2003:4 Pembangunan yaitu sebagai suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana. Hal lain menurut Razal 1988:2 bahwa: Aspek sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan adalah penyusunan program. Program dan proyek merupakan penjabaran atau unit kecil dari perencanaan pembangunan. Dengan demikian keseluruhan tujuan yang ditetapkan dalam rencana tersebut diimplementasikan dan dicapai melalui pencapaian sasaran0sasaran atau target yang ditetapkan dalm program dan proyek dimaksud. Universitas Sumatera Utara Menurut Nigo seperti yang dikutip dalam Abidin, 1984:4 menyebutkan: Perencanaan sebagai penentuan dasar dari oragnisasi dan pemilihan program terbaik untuk mencapai tujuan. Dia membedakannya dengan program, yang diartikan sebagai penjadwalan kegiatan dan pelaksanaan seefisien mungkin dari proyek-proyek yang diperlukan untuk mewujudkan program tersebut. Hal yang paling penting dalam melaksanakan setiap kegiatan-kegiatan yang menuntut adanya kerjasama antar kelompok maupun individu adalah makna dari kerjasama untuk pencapaian tujuan. Oleh karena sebab itu agar kegiatan kelompok atau individu dapat diwujudkan secara efektif, maka kepada setiap anggota dalam kelompok dimaksud harus memahami dengan baik setiap kegiatan yang dilaksanakan. Disinilah pentingnya makna perencanaan sebagai suatu landasar atau kerangka dari keseluruhan fungsi manajemen, sebab keberadaannya menyangkut semua pilihandiantara beberapa alternatif usaha kegiatan dimasa yang akan datangoleh setiap unit kerja yang terdpat dalam satu kelompok organisasi. Dari hal tersebut di atas dapat diperluas lingkupnya, dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah dapat dibedakan menjadi: a. Perencanaan Nasional umumnya untuk mengejar keterbelakangan suatu bangsa dalam berbagai bidang: pelaksanaan pembangunan nasional yang perencanaannya dilakukan dalam suatu rencana nasional melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS; Universitas Sumatera Utara b. Perencanaan Regional untuk menggali potensi suatu wilayah dan mengembangkan kehidupan masyarakat wilayah bersangkutan dalam hal ini sebagai contoh rencana pembangunan wilayah Indonesia bagian Timur dan sejenisnya; c. Perencanaan Lokal, Misalnya: 1. Perencanaan Kota, untuk mengatur pertumbuhan Kota, menertibkan penggunaan tempat, memperindah Kota sebagai ciri khas kota bersangkutan. 2. Perencanaan desa, utnuk menggali potensi suatu desa serta mengembangkan masyarakat desa tersebut. Perencanaan lokal sesungguhnya dapat mengandung pengertian perencanaan daerah jika dikaitkan dengan konteks pelaksanaan pembangunan daerah. Sehubungan dengan pengertian hal di atas, dapat dikaitkan dengan pembangunan daerah nyang merupakan pembangunan yang suatu wilayah atau daerah. Menurut Itisastro dalam Tjokroamidjojo, 1994:14 menyebutkan: perencanaan ini sebenarnya berkisar kepada dua hal yang pertama adalah penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan konkret yang hendak dicapai dalam jangka waktu yang akan datang atas dasar nilai- nilai yang dimiliki masyarakat yang bersangkutan, dan yang kedua adalah pilihan pilihan diantara alternatif-alternatif cara-cara alternatif yang efisien serta rasional guna mencapai tujuan – tujuan tersebut diperlukan ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria tertentu terlebih dahulu. Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pada hakekatnya tujuan dari perencanaan pembangunan adalah untuk menciptakan keseimbangan antara Universitas Sumatera Utara kebutuhaan yang ingin dicapai dengan sumber daya atau potensi yang dimiliki oleh suatu negara, wilayah atau daerah yang bersangkutan. Hal ini juga diperkuat dari pendapat Beratha 1982;79 bahwa tujuan pokok perencanaan tiada lain adalah untuk menentukan, menciptakan dengan mengusahakan kesimbangan antara kebutuhan dengan bahan yang tersedia. Pembangunan menurut Siagian 1999:4 menyebutkan bahwa Pembangunan adalah rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar dan ditempuh oleh suatu bangsa menuju modrenitas dalam rangka pembinaan bangsa Nation-Building. Kartasasmita 1997: 9 menyatakan: Pembangunaan adalah sebagai suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang di lakukan secara terencana. Sedangkan Wrihatnolo dan Nugroho 2006:10 mengatakan: Pembangunan diartikan sebagai suatu perubahan tingkat kesehteraan sevara terukur dan alami. Perubahan tingkat kesejahteraan ditentukan oleh dimensi dari definisi ekonomi, politik dan hukum. Petubahan alami ditentukan oleh siapa yang berperan dalam perubahan itu. Perubahan alami adalah perubahan yang melembaga dalam bangun sosial sekelompok manusia. Hanya perubahan alami yang mampu menjamin adanya perubahan terukur secara konstan. Berpedoman pada pengertian di atas, makna dari perencanaan pembangunan dapat disebutkan sebagai suatu proses kegiatan tentang bagaimana malakukan sumber daya pembangunan yang ditentukan oleh ketetapan yang berlaku untuk melaksanakan proses program pembangunan. Universitas Sumatera Utara 2.5.Perencanaan Pembangunan Partisipatif Seiring dengan berkembangnya proses demokrasi dalam pemerintahan dan demokrasi dalam pembangunan pada otonomi daerah, maka peran serat masyarakat dengan keikutsertaanya dalam proses perencanaan sangat diperlukan. Masyarakat pada masa sekarang ini bukan hanya berperan sebagai objek perencanaan, tetapi mereka telah dapat di berdayakan menjadi subyek perencanaan. Dengan demikian proses perencanaan dan pengambilan keputusan dalam program pembangunan dilakukan dari atas ke bawah Top down planning: Perencanaan ideal yang disebut Interactive Planning ialah perencanaan memenuhi tiga prinsip yaitu Partisipatif, kesimabnungan dan holistik. Partisipatif yaitu masyarakat terlibat dalam proses perencanaan, kesinambunga yaitu dapat menjamin adanya kemajuan terus menerus dalam kesejahteraan serta prinsip holistik adalah melihat berbagai aspek tetapi dalam keutuhan konsep secara keseluruhan. Friedman dalam Korten, david dan Sjahrir, 1988:67 menyatakan: Perencanaan yang melibatkan masyarakat adalah sebagai proses belajar sosial yang menekankan adanya dialog yang melibatkan hubungan yang saling mempercayai antar dua pihak atau lebih dan dalam perencanaan partisipatif terdapat apa yang disebut dengan gaya transaktif yakni hasil perencanaan tergantung pada hubungan timbal balik pribadi-pribadi menurut latar belakang khususnya dan bukan pada lembaga-lembaga yang abstrak. Partisipatif atau keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan sangat diharapkan dalam mendukung pelaksanaan pembangunan, Tjokromidjojo 1993:225 mengatakan Universitas Sumatera Utara bahwa: disatu pihak partisipasi masyarakat penting bagi pembangunan dan bukanmenjadi salah satu tujuan pembangunan itu sendiri. Yakni terlibatnya, tergeraknya, seluruh masyarakat dalam proses pembangunan berencanasesuai dengan arah dan strategi ditetapkan melalui suatu bentuk partisipasi dalam sistem politik. Dilain pihak proses pembangunan itu sendiri di harapkan akan menimbulkan partisipatif. Huntington dalam Abidin, 2006: 161 menyatakan partisipatif masyarakat adalah kegiatan warga negara biasa yang bertujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. Conyer 1991:186 keberhasilan atau kegagalan partisipasi dalam perencanaan pembangunan di pengaruhi beberapa faktor yaitu: 1. Hasil keterlibatan masyarakat itu sendiri, masyarakat tidak akan ikut berpartisipasi atas kemauan sendiri dengan antusiasme yang tinggi dalam perencanaan kalau mereka merasa dalam perencanaan tersebut tidak mempunyai pengaruh pada rencana akhir. 2. Masyarakat merasa enggan berpartisipasi dalam kegiatan yang tidak menarik minat mereka atau yang tidak mempunyai pengaruh langsung yang dapat mereka rasakan. Sedangkan Abidin 2006: 163 partisipasi masyarakat sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan karena: 1. Keikutsertaan masyarakat merupakan cara untuk memobilitasi pendapat dan menyaring aspirasi masyarakat. Makin banyak pikiran-pikiran yang baik dan Universitas Sumatera Utara brilian yang muncul dalam masyarakat maka akan baik dalam penyelenggaraan pemerintahan, karena pemerintah tidak bersifat otoriter sehingga pemerintah di dukung oleh masyarakat. 2. Adanya keterbukaan berpendapat melalui partisipasi memungkinkan munculnya aspirasi masyarakat dengan demikian mempermudah pemerintah dalam proses identifikasi masalah danformulasi kebijakan yang tepat. 3. Meringankan pemerintah dalam mengambil kebijakan yang mengandung resiko besar.tanpa ada dukungan dari masyarakat, pemerintah tidak mampu mengambil resiko untuk membuat kebijakan dalam menyatakan perang atau membuat sebuah perubahan besar. Dari pendapat di atas perencanaan partisipatif dapat penulis simpulkan yaitu suatu proses atau rangkaian beberapa kegiatan yang saling berhubungan dalam memilih salah satu beberapa alternatif tentang tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi atau kelompok dalam jangka waktu tertentu ataupun dalam skala jangka waktu yang panjang pada sasaran tertentu dengan melibatkan masyarakat dan pelaku stakeholders. 2.6.Faktor-faktor Perencanaan Pembangunan Daerah Dapat ditambahkan bahwa keberhasilan perencanaaan pembangunan sangat tergantung dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya.beberapa negara, perencanaan pembangunan dapat berhasil dengan baik karena disebabkan oleh beberapa hal seperti yang diungkapkan Riyadi dan Bratakusuma, 2005:15 yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Kestabilan politik dan keamanan dalam negeri; b. Dilakukan oleh orang-orang yang ahli dibidangnya; c. Realistis, sesuai dengan sumber daya dan dana; d. Koordinasi yang baik; e. Top down dan battom up planning; f. Sistem pemantauan dan pengawasan yang terus menerus. Jika dilihat dari faktor pengaruh perencanaan pembangunan yang diungkapkan tersebut, sepertinya terlalu luas untuk peneliti melakukan penelitian, maka penulis akan membatasi pembahasan dalam penulisan tesis ini, yaitu Penyusunan Perencanaan pembanguna Daerah di Kabupaten Asahan dimana penulis tidak akan membahas tentang ketujuh faktor yang terdapat di atas, jadi arah pembahasannya terbatas pada Sumber Daya manusia dan Koordinasi yang terdapat pada badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Asahan.

2.7. Sumber Daya Manusia