4.4.3. Penduduk
Penduduk berpengaruh positif signifikan terhadap kemiskinan di Sumatera Utara hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien yang positif sebesar 5.045, artinya jika
jumlah penduduk meningkat 1 persen maka akan meningkatkan kemiskinan di Sumatera Utara sebesar 5.045 persen, ceteris paribus. Salah satu penghambat
pembangunan ekonomi di negara-negara yang sedang berkembang dan yang sekaligus merupakan ciri negara-negara tersebut ialah adanya ledakan penduduk.
Telah kita ketahui bahwa tujuan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan standar hidup penduduk negara yang bersangkutan, yang biasa diukur dengan kenaikan
penghasilan riil perkapita. Penghasilan riil per kapita adalah sama dengan pendapatan nasional riil atau output secara keseluruhan yang dihasilkan selama satu tahun dibagi
dengan jumlah penduduk seluruhnya. Jadi standar hidup tidak dapat dinaikkan kecuali jika output meningkat dengan lebih cepat daripada pertumbuhan jumlah
penduduk. .
4.4.4. Produk Domestik Regional Bruto PDRB
Produk domestik regional burto berpengaruh negatif terhadap kemiskinan di Sumatera Utara hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar -0.238, artinya jika
Produk domestik regional burto meningkat 1 persen maka akan menurunkan
kemiskinan di Sumatera Utara sebesar -0.238 persen, ceteris paribus. Todaro 2006
memperlihatkan jalinan antara kemiskinan dan keterbelakangan dengan beberapa aspek ekonomi dan aspek non ekonomi. Tiga komponen utama sebagai penyebab
keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat, faktor tersebut adalah rendahnya taraf
Universitas Sumatera Utara
hidup, rendahnya rasa percaya diri dan terbebas kebebasan ketiga aspek tersebut memiliki hubungan timbal balik. Rendahnya taraf hidup disebabkan oleh rendahnya
tingkat pendapatan, rendahnya pendapatan disebabkan oleh rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja, rendahnya produktivitas tenaga kerja disebabkan oleh
tingginya pertumbuhan tenaga kerja,tingginya angka pengangguran dan rendahnya
investasi perkapita.
4.5. Uji Kesesuaian