Perkembangan Investasi di Sumatera Utara

Gambar 4.1 Perkembangan Kemiskinan Sumatera Utara Periode 1990-2009 Seperti yang terlihat pada Gambar 4.1 maka terlihatalah bahwa kemiskinan Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan di mana puncaknya adalah pada tahun 1998 . Hal ini diakibatkan oleh terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997.

4.2.2. Perkembangan Investasi di Sumatera Utara

Kondisi Perkembangan Investasi di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter telah mengalami stagnasi dan kelesuan bahkan cenderung menjadi tidak kondusif sehingga berpengaruh terhadap perkembangan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu indikator yang dapat dilihat adalah dari turunnya jumlah proyek dan investasi PMDN yang telah disetujui dan realisasinya. 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 4000000 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 KMSK Tahun Penduduk Miskin Jiwa Universitas Sumatera Utara Badan Investasi dan Promosi BAINPROM Sumatera Utara telah menargetkan bahwa Investasi di Sumatera Utara pada tahun 2005 tidak tercapai, tetapi tidak dapat dijelaskan berapa besar target yang harus dicapai tersebut www.waspada.co.id. Fenomena investasi yang terjadi di Sumatera Utara ini merupakan fenomena nasional sehubungan dengan kondisi masyarakat yang sangat labil, dilihat dari sudut pandang ekonomi. Penanaman Investasi dalam negeri di Sumatera Utara menggunakan tenaga kerja Indonesia berdasarkan lokasi di kota Medan sebanyak 151 proyek dengan nilai investasi 55,7 triliun rupiah terdiri dari sektor industri makanan, industri kimia, industri kayu, industri tekstil, industri barang logam dan non logam, industri kertas dan industri lainnya. Kemudian di Deli Serdang sebanyak 95 proyek dengan nilai Investasi 44,24 triliun rupiah yang terdiri dari sektor perkebunan, peternakan, perikanan, pertanian tanaman pangan, jasa konstruksi, jasa rekreasi dan perhotelan. Peringkat selanjutnya adalah Labuhan Batu sebanyak 35 proyek dengan nilai investasi 1,49 triliun rupiah yang sebagian bergerak di sektor perkebunan industri, pertambangan dan jasa. Kabupaten Tapanuli Selatan, Madina, Padang Sidimpuan sebanyak 23 proyek dengan nilai Investasi 1,190 triliun rupiah yang meliputi sektor perkebunan, kehutanan, industri, pertanian tanaman pangan dan jasa perhotelan. Sedangkan Kabupaten Langkat 21 proyek dengan nilai investasi 1,524 triliun rupiah meliputi perkebunan industri, perikanan dan kehutanan. Kabupaten Karo sebanyak 12 proyek dengan nilai investasi 1,43 triliun rupiah yang terdiri dari sektor pertanian tanaman pangan, industri, jasa perhotelan dan Universitas Sumatera Utara pertambangan. Kabupaten Tapanuli Utara, Tobasa, Humbang Hasundutan, Simalungun, Tapanuli Tengah, Sibolga, Nias Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Tanjung Balai dan Binjai proyek investasi PMDN terdiri dari 10 proyek ke bawah dengan jumlah keseluruhannya 36 proyek, total nilai investasi sebesar 1,6 triliun rupiah. Dari tahun 1994 PMDN dan PMA mengalami peningkatan yang tinggi baik itu rencana dan realisasi proyek investasi. Titik tertinggi rencana investasi PMDN dan PMA adalah pada tahun 1997, di mancanegara PMDN sebesar 4.712.575,17 juta rupiah dan rencana PMA sebesar US 2.186.025,75. Akibat krisis yang melanda ekonomi termasuk Sumatera Utara hanya 6,55 dari rencana PMDN yang akhirnya direalisasikan. Secara keseluruhan dari semua rencana investasi PMDN dan PMA yang disetujui Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah BKPMD tahun 1994-2002 terjadi penurunan jika dilihat angka realisasi proyeknya, kecuali pada realisasi PMA tahun 1999. Realisasi PMDN di Sumatera Utara sampai dengan tahun 2002 adalah 301 proyek dengan total realisasi investasi Rp. 5,47 triliun rupiah 27, realisasi penggunaan tenaga kerja adalah 187.841 orang di mana 98 orang diantaranya merupakan tenaga kerja asing. Menurut sektornya terdiri dari industri makanan sebanyak 59 proyek, industri kimia sebanyak 53 proyek, perkebunan sebanyak 53 proyek, jasa sebanyak 19 proyek dan perhotelan sebanyak 11 proyek. Universitas Sumatera Utara Sampai dengan bulan September 2003, rencana investasi yang disetujui pemerintah diprovinsi Sumatera Utara yang berupa PMDN mencapai 23,20 triliun rupiah, dan yang berupa PMA sebesar 7,76 juta US. Jumlah rencana investasi jenis PMDN pada tahun 2003 tersebut meningkat sebesar 1,51 dibandingkan keadaan September 2002. Peningkatan pada rencana juga diikuti oleh peningkatan pada realisasi investasi di Sumatera Utara. Sampai akhir tahun 2003, realisasi investasi yang disetujui pemerintah di provinsi Sumatera Utara yang berupa PMDN mencapai lebih 5,97 triliun rupiah. Jumlah rencana investasi jenis PMDN pada tahun 2003 tersebut meningkat sebesar 12,36 dibandingkan keadaan-keadaan tahun 2002. Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2005 investasi PMDN mengalami penurunan sehingga tidak mencapai target yang diharapkan oleh semua pihak yang terkait khususnya yang dirugikan adalah para investor-investor. Investasi terbesar PMDN terdapat di sektor industri yaitu sebanyak 3,11 triliun rupiah 52,11, selanjutnya sektor pertanian menerima investasi sebesar 2,15 triliun rupiah 35,99. Dari uraian penjelasan diatas tentang perkembangan investasi di Sumatera Utara dapat dijelaskan pada Tabel 4.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Perkembangan Investasi Sumatera Utara 1990-2009 Tahun INV Rp Juta Tahun INV Rp Juta 1990 264.438 2000 56.057 1991 321.400 2001 519.744 1992 432.144 2002 339.603 1993 441.531 2003 504.056 1994 309.781 2004 532.653 1995 443.599 2005 265.674 1996 490.249 2006 596.055 1997 440.249 2007 1.672.463 1998 29.118 2008 344.566 1999 39.979 2009 330.250 Sumber: BPS Sumatera Utara 2010 Gambar 4.2. Perkembangan Investasi Provinsi Sumatera Utara 1990-2009 Berdasarkan Gambar 4.2 maka terlihat bahwa investasi di Sumatera Utara terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 1990-2009 dan puncaknya terjadi pada tahun 2007 di mana pada saat itu perekonomian kembali bergairah pasca berakhirnya krisis ekonomi nasional. 400000 800000 1200000 1600000 2000000 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 INVS Tahun Investasi Juta Universitas Sumatera Utara

4.2.3. Perkembangan Inflasi di Sumatera Utara