Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat kuat
Sugiyono,2003:214 Sedangkan untuk menganalisis data, penulis menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Koefisien Korelasi Product Moment
Yaitu untuk mengetahui hubungan antara variable digunakan analisis korelasi Product Moment Pearson sebagaiman disebutkan Sudjana 1992:373
dengan rumus sebagai berikut:
{ }
{ }
2 2
2 2
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
− =
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
Keterangan : r = Koefisien korelasi antara X dan Y
X = Skor variabel bebas indikator kepemimpinan Y = Skor Variabel terikat kualitas pelayanan publik
N = Jumlah Responden
Universitas Sumatera Utara
2. Uji “t”
Untuk menguji keberartian koefisien antara variable, digunakan uji statistic t dengan rumus:
2
1 2
r n
r t
− −
=
Sutrisno hadi,2001:365 Kriteria pengujian adalah:
- jika harga t hitung ttabel maka hipotesis alternatif ditolak.
- jika harga t hitung ttabel maka hipotesis alternatif diterima.
Dengan nilai r yang diperoleh, maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui table
korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila nilai r tersebut signifikan, artinya hipotesis alternatif Ha diterima.
3. Koefisien Determinan
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya hubungan variable bebas dengan variable terikat, maka digunakan uji determinasi D dimana :
100
2
x r
D
xy
= D = Koefisien Determinan
r = Koefisien korelasi Product Moment antara X dan Y
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
3.1. Sejarah dan Dasar Hukum
Peran lembaga pelatihan dalam memberikan layanan pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi masyarakat, merupakan salah satu aspek yang sangat
strategis dalam mendukung program pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Jumlah lembaga pelatihan di Indonesia jumlahnya cukup memadai, dengan
berbagai jenis keterampilan merupakan kekuatan yang sangat besar dalam mendukung pemerintah untuk mewujudkan pengentasan kemiskinan dan
pengangguran tersebut. Pengangguran dan kemiskinan di Indonesia masih cukup besar yang
memerlukan perhatian besar pemerintah. Jumlah penganggur terbuka berdasarkan data BPS pada Agustus 2011 sebesar 7,70 juta jiwa atau 6,56 dari jumlah
angkatan kerja 15 tahun ke atas, yaitu sebanyak 117,37 juta jiwa. Sementara itu jumlah angkatan kerja setengah menganggur sebanyak 13,52 juta jiwa dan bekerja
paruh waktu sebanyak 21,06 juta jiwa.Jumlah penduduk miskin penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan di
Indonesia pada September 2011 mencapai 29,89 juta orang atau 12,36 dari jumlah penduduk Indonesia.
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu segera dilakukan langkah-langkah strategis melalui pengembangan program yang secara langsung dapat mengurangi
pengangguran. Penanganan masalah pengangguran akan berdampak pada
Universitas Sumatera Utara