Komplikasi Bifid mandibular canal palsu Kasus Pemeriksaan

disusun dengan tepat. Namun, penyusunan menjadi lebih sulit bila terdapat bendel neurovaskular kedua yang berlokasi pada bidang yang berbeda. Ini terjadi pada kasus tipe I dan II klasifikasi Langlais dimana dekat dengan daerah molar tiga atau retromolar pad. 3,5

4.2 Komplikasi

Jika terkena bendel neurovaskular sepanjang prosedur-prosedur di atas, akan terjadi komplikasi-komplikasi seperti perdarahan, parestesi, neuroma traumatik, luka pada nervus alveolaris inferior. Luka nervus terbagi kepada tiga klasifikasi, yaitu: 1,3,5,9 i. Neuropraxia : Kegagalan konduksi nervus biasanya sementara dan dapat sembuh secara sempurna tanpa patologis permanen dalam beberapa hari hingga beberapa minggu. ii. Axonotmesis : Regenerasi nervus akson, tanpa keparahan anatomis pada endoneurium. Regenerasi dan penyembuhan sensasi lebih lambat dari neurapraxia dan biasanya bermula sebagai parestesi selama 6-8 minggu selepas kecederaan. Kemungkinan terjadi gangguan sensoris pada tahap tertentu. iii. Neurotmesis : Kelukaan yang paling parah, mengakibatkan diskontinuitas konduksi disebabkan keparahan nervus atau terbentuknya jaringan parut pada daerah trauma. Universitas Sumatera Utara

4.3 Bifid mandibular canal palsu

Dalam gambar radiografi, sering terjadi kesalahan dalam menginterpretasi kehadiran bifid mandibular canal. Beberapa kondisi di bawah merupakan penyebab terjadinya bifid mandibular canal palsu : 1,2,4,15 i. Pada mandibula, terdapat garis kortikal tipis yang memberi gambaran palsu seperti bifid mandibular canal. Ini disebabkan oleh jejak dari nervus myohyloid pada permukaan internal mandibula, dimana nervus tersebut bercabang dari nervus alveolaris inferior dan memanjang di dasar mulut. ii. Gambaran oesteokondensasi radiologik yang dihasilkan oleh penempatan otot myohyloid pada garis myohyloid dan berparalel dengan kanal dental. iii. Kekeliruan dengan kanal vaskular lingual. iv. Myohyloid groove. v. Pola trabekula seperti bentuk kanal dan tidak mengandungi nervus atau vaskular. Universitas Sumatera Utara BAB 5 LAPORAN KASUS

5.1 Kasus

Seorang pria berumur 44 tahun datang ke praktek dokter gigi dan ingin mendapatkan perawatan implan pada rahang bawah. Maka pemeriksaan foto CT dilakukan pada pasien. 18

5.2 Pemeriksaan

Gambaran foto CT diambil dari pandangan orthoradial dan pandangan panoramik. Selanjutnya data baku dalam bentuk DICOMs dikirim ke tempat tertentu untuk diproses dan direkonstuksi. Proses “masking” dilakukan untuk mengeliminasi gambaran struktur yang tidak berkenaan seperti tulang belakang, gigi berlawanan dan sebagainya. Hasil akhirnya merupakan rahang yang berwarna dan dalam bentuk tiga dimensional. Setelah disusun dan di-reformat, datanya dikirim kembali ke praktek dan dilakukan perancangan seterusnya. 18 Hasil foto CT menunjukkan pasien mempunyai bifid mandibular canal pada sisi kanan mandibulanya. Dari foto CT gambar 13 a dan b serta gambaran model 3D gambar 14, didapati bifid mandibular canal berasal dari dua foramen yang berbeda dan bergabung menjadi satu kanal pada daerah retromolar. Kanalnya memanjang secara anterior dan bercabang lagi pada daerah molar satu. Kedua cabangnya sedikit memanjang ke arah oklusal. 18 Universitas Sumatera Utara Gambar 13. A Divisi pada bagian posterior mandibula dimana bifid mandibular canalnya berasal dari dua foramen. B Berakhir dengan dua foramen bercabang pada anterior. 18 Gambar 14. Gambaran berwarna 3D yang sudah diproses dengan tanda-tanda bifid mandibular canal pada mandibula kanan. 18

5.3 Rancangan Perawatan dan Hasil