Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan Mengumpulkan Informasi

. IV. IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN. Implementasi pendekatan Saintifik dalam pembelajaran di kelas tentunya harus sesuai dengan koridor yang sudah digariskan oleh Kurikulum 2013, walaupun secara substantif seorang pendidik tetap harus selalu berpikir kritis dengan mencermati aspek aspek pedagogiknya sesuai dengan learning kontinum subjek didiknya. Berikut disajikan nukilan aspek pelaksanaan pendekatan Saintifik berdasar Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum :

A. Pedoman pendekatan Saintifik 1. Mengamati

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran meaningfull learning. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan melihat, membaca, mendengar hal yang penting dari suatu benda atau objek.

2. Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan

ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstra berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik.

3. Mengumpulkan Informasi

Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: 1 menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; 2 mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; 3mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; 4 melakukan dan mengamati percobaan; 5 mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;6 menarik simpulan atas hasil percobaan; dan 7membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. 4. Mengasosiasi Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. 5. Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

B. Pedoman Perencaan Pembelajaran