Aplikasi metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata
untuk ini adalah: 1 menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; 2 mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan
harus disediakan; 3mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; 4 melakukan dan mengamati percobaan; 5 mencatat fenomena yang terjadi,
menganalisis, dan menyajikan data;6 menarik simpulan atas hasil percobaan; dan 7membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
4. Mengasosiasi Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut
dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada
guru. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud
merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan
melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk
menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang
ditemukan.
5. Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya
B. Pedoman Perencaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP
mencakup: 1 data sekolah, matapelajaran, dan kelassemester; 2 materi pokok; 3 alokasi waktu; 4 tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian
kompetensi; 5 materi pembelajaran; metode pembelajaran; 6 media, alat dan sumber belajar; 6 langkah- langkah kegiatan pembelajaran; dan 7 penilaian.
Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal
pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara
berkelompok. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri danatau secara bersama-sama melalui musyawarah guru MATA pelajaran MGMP di dalam suatu
sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara
berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.
RPP dikembangkan dengan prinsip: a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke
dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran. b. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam
silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar.
C. Problem Based Learning sabagai salah satu metode yang sesuai dengan pendekatan Saintifik
Hasil workshop nara sumber pengembangan metode Saintifik Bogor, 2013 mendeskripsikan terdapat beberapa metode yang selaras dan cocok digunakan bersama, berbasis
atau dalam kerangaka pendekatan Saintifik yaitu : 1. Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah 2. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual, 3. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah , 4.
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek , 5. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif , dan 6 Pendekatan Pembelajaran Komunikatif. Pembelajaran berbasis masalah PBM atau
Problem-Based Learning PBL adalah metode pembelajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata yang tidak terstruktur dengan baik sebagai konteks untuk para
peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan.
Kurikulum sekolah kita merupakan kurikulum berbasis kompetensi
Competence_Based Curriculum, bukan kurikulum berbasis pengetahuan Knowledge_Based Curriculum. Sebagai kurikulum berbasis kompetensi KBK,
kurikulum sekolah kita dapat dikategorikan sebagai pengalaman bukan sekedar pedoman atau kumpulan materi untuk dipelajari. onsekuensinya, guru dalam pembelajaran harus
memfasilitasi para siswa dengan berbagai kegiatan sehingga para siswa mendapat pengalaman belajar yang bermakna. PBL dimulai dengan asumsi bahwa pembelajaran
merupakan proses yang aktif, kolaboratif, terintegrasi, dan konstruktif yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan
kontekstual. PBM ditandai juga
oleh pendekatan yang berpusat pada siswa students- centered, guru sebagai fasilitator, dan soal terbuka open-ended
question atau kurang terstruktur ill-structured yang digunakan sebagai rangsangan awal untuk belajar.
Soal terbuka maksudnya adalah soal yang memiliki banyak solusi dan karenanya siswa
perlu mengkaji banyak metode sebelum memutuskan jawaban tertentu. Masalah yang kurang terstruktur akan mendorong siswa untuk melakukan investivigasi, melakukan diskusi, dan
mendapat pengalaman memecahkan masalah. Dengan PBL , pembelajaran menjadi lebih realistik untuk menciptakan pembelajaran yang menekankan dunia nyata, keterampilan
berfikir tingkat tinggi, belajar lintas disiplin, belajar independen, keterampilan kerja kelompok dan berkomunikasi melalui suasana pembelajaran berbasis masalah.
Selain menekankan learning by doing, PBL membuat siswa sadar akan informasi apa yang telah diketahui pada masalah yang dihadapi, informasi apa yang dibutuhkan untuk
memecahkan permasalahan tersebut, dan strategi apa yang akan digunakan untuk memperlancar pemecahan masalah. Mengartikulasikan pikiran-pikiran tersebut akan membantu siswa menjadi
pemecah masalah problem solver dan siswa yang mengetahui apa yang harus dilakukan self- directed yang lebih efektif. Tujuan dari PBL adalah untuk memfasilitasi siswa agar: 1. Berpikir
kritis dan analitis , 2. Mencari dan memanfaat sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekitar, 3. Menggunakan pengetahuan secara efektif, dan , 4. Mengembangkan pengetahuan
dan strategi untuk permasalahan selanjutnya.
V. STUDI KASUS DAN PERSEPSI GURU TENTANG PENDEKATAN SAINTIFIK
Studi Kasus dan Persepsi guru berikut diambil dari para peserta PLPG Pendidikan Matematika Rayon 111 Universitas Negeri Yogyakarta, 17-26 Oktober 2015 yang diikuti oleh 9
sembilan orang guru SMASMK.
A. Indikator Pembelajaran Berorientasi Pendekatan saintifik dan pencapaiannya Marsigit, 2015
Indikator pembelajaran berorientasi pada pendekatan saintifik yaitu jika dalam pembelajaran tersebut didukung, terdapat dan dikembangkan hal-hal sebagai berikut:
1. RPP yang selaras dengan pendekatan Saintifik 2. LKS yang selaras dengan pendekatan Saintifik
3. Apersepsi yang selaras dengan pendekatan saintifik 4. Terdapat variasi penggunaan metode mengajar berbasis Saintifik
5. Terdapat variasi penggunaan media belajar berbasis Saintifik 6. Terdapat variasi interaksi berbasis saintifik 5 sintak langkah Saintifik
7. Terdapat Diskusi Kelompok 8. Terdapat presentasirefleksi oleh siswa
9. Terdapat skema pencapaian kompetensi berbasis pendekatan saintifik 10. Terdapat penilaian berbasis pendekatan saintifik
11. Terdapat kesimpulan yang diperoleh oleh siswa.
Berdasarkan hasil observasi, monitoring dan supervisi guru-gur di atas ketika melakukan praktek