Bahan Hukum Peimer adalah bahan hukum yang sifatnya mengikat karena dikeluarkan oleh pemerintah berupa peraturan Perundang
– undangan yang berlaku dan ada kaitanya dengan permasalahan yang dibahas Amiruddin,2012:97
yaitu PERDA Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Penyakit Masyarakat Di Kabupaten Demak .
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
i. Wawancara
Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara
dan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial
yang relative lama Bungin, 2012:111. Wawancara untuk penelitian ini ditunjukan kepada responden atau pihak secara
langsung terkait dan berkompeten. Wawancara dilakukan dengan terstruktur dengan instrument wawancara atau pedoman wawancara dari penulis dan pertanyaan dapat
berkembang berdasarkan jawaban dari informan. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai informan yang terkait dengan penegakan
hukum terhadap pekerja seks komersial yaitu : 1.
Lilik Handoyo, S.Sos sebagai Kasi Penegakan PERDA di Satpol PP Kabupaten Demak.
2. Bukhori, S.Sos sebagai Kasi Rehabilitasi Tuna Sosial di Dinas Sosisal Kabupaten
Demak. 3.
Suraji sebagai Sat. BINMAS di Kepolisian Kabupaten Demak. 4.
Briptu. Imam Setiawan sebagai SABARA di Kepolisian Kabupaten Demak.
ii. Studi Pustaka
Data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang bersumber dari peraturan perundang
– undangan yaitu Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 tentang penanggulangan penyakit masyarakat di Kabupaten Demak, buku
– buku, dokumentasi resmi, dan hasil penelitian yang diperoleh dari instansi terkait.
iii. Dokumentasi
Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan di Satpol PP, Dinas Sosial dan Kepolisian Kabupaten Demak berupa laporan hasil dari operasi yustisi penegakan
PERDA Kabupaten Demak.
3.7 Keabsahan Data
Menurut Moleong, 2007: 320, yang dimaksud dengan Keabsahan Data adalah
bahwa setiap keadaan harus memenuhi :
1 Mendemonstrasikan nilai yang benar,
2 Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan
3 Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari
prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.
Keabsahan data diterapkan dalam rangka membuktikan temuan hasil lapangan dengan kenyataan yang diteliti di lapangan, yang dalam hal ini pemeliti menggunakan
teknik triangulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Moleong, 2007: 330. Teknik triangulasi yang dilakukan adalah dengan membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal tersebut dapat dicapai melalui:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi. 3.
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
3.8 Analisis Data