BAB III PROFIL ANNI IWASAKI DAN NOVEL MAHLIGAI PERKAWINAN
A. Biografi Anni Iwasaki
Anni Iwasaki terlahir dengan nama Chaeriyani, pada tanggal 25 April 1953 di desa Tanjung Tani, Prambon, Kediri, Jawa Timur. Dalam usia 21 tahun,
tepatnya 7 Desember 1974 ia disunting oleh pria Jepang, Yusuhiro Iwasaki yang usianya lebih tua 11 tahun di atas beliau, di Jakarta.
21
Anni lulusan dari SD Sawahan II SD Simpang II, SMP 3 Surabaya, SMA Trimurti Surabaya Selesai tahun 1972, Lembaga Pendidikan Jurnalistik
Interstudi Jakarta, 1985 6Bulan, Pendidikan Bahasa Jepang Kokusai Kaiwa Gakuin-Tokyo, 1992 2tahun, April 1997 menjadi Mahasiswa pendengar di Fak.
Hubungan International ekonomi dan Fakultas Sastra Jepang Universitas Tama, Tokyo Satu Tahun Kuliah, dan pada 25 September 2004, dianugerahi gelar
Doctor Honoris Causa Oleh Saint John Institute Of Management Science, Houston, Texas, USA.
Sejak kecil kehidupan beragama secara ritual, formalitas dan berbuat baikgaya hidup tidak lebih kurang dari kehidupan orang-orang biasa di
Indonesia. Waktu kecil AI suka mengaji hafalan. Sejak menikah dan tinggal di Tokyo AI mulai banyak berpikir menyatukan teori-teori dan perbuatan saya
bahkan mengoreksinya apabila AI merasakan adanya ketidak nyamanan ketika menjalani hidup sehari-hari terutama hubungan AI dengan diri sendiri, hubungan
dengan suami dan anak-anaknya.
21
Anni Iwasaki Foundation, Dawai Jiwa Anni Iwasaki Perjalanan Spiritual Anni Iwasaki
, Jakarta, AIF, 2002, h.1
Masa remaja Anni Iwasaki AI tidak berbeda dengan impian gadis-gadis remaja dan masyarakat umum saat ini. Selepas sekolah menengah umum, AI pergi
meninggalkan kota kelahirannya Surabaya, kota tempat AI dibesarkan, menuju kota kembang Bandung. Lalu hengkang lagi ke ibu kota Jakarta.
Pernikahannya dengan pria bermarga Iwasaki yang juga merupakan seorang mualaf ini, rupanya bukan hanya mengakhiri masa remaja Anni yang
gumebyar dengan cita-cita emansipatie yang kini membahana dengan istilah, kesetaraan gender. “Menjadi wanita karir, wanita modern”. Melainkan babak baru
Anni Iwasaki menapaki jenjang karir rumah tangga global dan professional. Impiannya menjadi tokoh emansipatoris wanita pekerja kadang masih
meletup. Namun tak pernah dihiraukan. Bukan karena dikekang suami atau ketidakberdayaan dirinya. Melainkan kesadaran kritis akan tanggung jawab
kodratinya sebagai seorang wanita. Bisa saja Anni menitipkan anaknya di tempat penitipan anak atau kembali ke Jakarta. Atau melahirkan satu anak saja. Namun
hal itu tidak AI lakukan. Anni rupanya terpukau pada dunia baru yang tidak dicita-citakan sebelumnya. Bahkan tidak pernah berfikir tentang cara mendidik
bayi dan menjadi seorang ibu adalah karir yang sesungguhnya.
22
Ketika kecil AI lebih menekankan kepada perilaku baik. Sebelum AI menikah pelajaran agama ritual, formalitas dan gaya hidup masuk atau
dimasukkan dalam benak AI, AI percaya bahwa aturan-aturan itu akan membawa hidupnya kepada kehidupan yang lebih baik. Cara-cara itu berpengaruh dalam
pembangunan karakternya dan kini bisa dirasakan manfaatnya. Ketika anak-anak
22
Ibid, h.3
lahir karakter AI pun berkembang ingin menjadi lebih baik dan memiliki anak- anak yang bisa menjadi lebih baik ketimbang dirinya.
Islam sebagai minoritas di Jepang anak-anak AI yaitu Rio, Yud dan Rido tidak merasa terbebani mengatakan bahwa mereka beragama Islam dan AI melihat
mereka memproses ke Islamannya. Dasar-dasar hidup sebagian besar sudah AI bekalkan kepada mereka. Mereka mengetahui tempat bertanya adalah kepada
kedua orang tua mereka atau langsung membuka sendiri terjemahan Al-Quran dan
Hadist dalam bahasa Jepang yang mereka miliki. Andai ada yang bertanya
mengenai Islam AI menyarankan kepada anak-anaknya untuk menjawab agar membaca sendiri Al Quran, Hadist dan literature tentang Islam.
Hidup dilingkungan keluarga-keluarga Jepang di Tokyo dan keluarga- keluarga dari barat tanpa pembantu rumah tangga justru yang mengajarkan AI
memiliki manajemen diri, disiplin dan berhubungan intensif dengan suami dan anak-anak sekaligus keIslaman AI berkembang sangat baik. Usia 40an AI mulai
menggunakan kerudung. Sekarangpun AI yakini kehidupannya menjadi sangat baik karena adanya dasar-dasar Islam dalam hidup AI.
Pengalaman dan pengamatannya selama beberapa tahun menetap di Jakarta semua itu menjadi bahan pemikiran Anni. Akhir pada kesimpulan, dari
dalam pembangunan keluarga muda-keluarga muda serta pemenuhan prasarana dan sarana oleh pemerintahan Jepang. Inilah kunci sukses pembangunan manusia
Jepang seutuhnya. Yang belum diketahui oleh Pemerintah Indonesia. Dalam perjalanan karirnya AI menyempatkan untuk membagikan ilmunya
dalam beberapa kegiata seperti, Seminar Majalah Amanah Jakarta, Ceramah di
Yayasan MuthahariFathimiyah Bandung, General Studi Kewanitaan Masjid Salman ITB Bandung, Ceramah di IKIP Muhammadiyah Jakarta.
Deras mengalir karya-karya tulis yang dikerjakan di saat luang mengerjakan tugas sehari-hari sebagai isteri dan juga ibu
. Hanya dalam waktu
lima tahun puluhan artikel dan tiga novel keluarga berturut-turut diterbitkan. Fiksi pertama, novelet “Dialog Panjang” oleh redaktur pelaksana majalah Kartini Alm
Roejito SK diminta untuk disambung. Jadilah “ Dialog Panjang II, III dan IV”, tanpa “Dialog Panjang I.” “Luar biasa ini adalah novelet bersambung pertama di
dunia” komentar Ris Prasetyo,novelis kondang karyanya sudah banyak difilmkan
dan disenetronkan yang banyak memberikan bimbingan dan semangat kepada Anni untuk bernovelria.
Fiksinya yang pertama itu kemudian dibukukan oleh Penerbit Alam Budaya Jkt-1987-. Dan dicetak ulang oleh Gramedia Pustaka Utama Jkt dengan
judul “Mahligai Perkawinan”-1991-, judul novel tersebut pemberian dari wartawan dan sastrawan Alm Virga Bellan.
23
Kepada orang tua segenerasinya yang kini memimpin pemerintahan Republik Indonesia. Anni Iwasaki merasa tiba waktunya untuk terjun langsung
membicarakan hak-hak hidup para buah hatinya sebangsa dan setanah air yang menyatu dalam darah dagingnya. Bersama Rani Badri Kalianda Mohammad, adik
kelas ketika kursus Jurnalistik di Jakarta. Sosok pertama yang menemani AI membangun semangat tatkala khalayak belum mengenal ibu rumah tangga global
dan professional Anni Iwasaki. Pada tanggal 25 Juni 2002, keduanya menanda tangani pendirian yayasan: “Anni Iwasaki Foundation” AIF di Jakarta.
24
23
Ibid, h.5
24
Ibid, h.10
Seiring dengan perjalanan hidupnya di kancah politik,saat ini, Anni tetap setia memberikan ilmu melalui tulisan-tulisannya yang berisikan kritik yang
membangun, serta banyak pengetahuan yang Anni sampaikan dalam setiap tulisannya. Dalam setiap tulisannya Anni selalu menyelipkan berbagai
pengetahuan dan pelajaran dalam hidup melalaui indahnya kata-kata yang merangkai dalam tulisan-tulisannya.
B. Karya-Karya Anni Iwasaki