Sedangkan evaluasi dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang telah ditampilkan dalam bentuk peranan.
2.1.6 Model Pembelajaran Inside Outside Circle IOC
a. Pengertian Model Pembelajaran Inside Outside Circle IOC
Menurut Lie 2010: 65 model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle adalah teknik pembelajaran yang dikembangan oleh
Spancer Kagan untuk memperoleh kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan.
Sejalan dengan Lie, menurut Ibrahim 2000: 7, “model pembelajaran
kooperatif tipe inside outside circle disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman
sikap kepemimpinan, perasaan, kepedulian, dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya”.
Berbeda dengan Ibrahim, menurut Suprijono 2009: 97, “model
pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle adalah model pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil dan lingkaran besar dimana
siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”.
Lebih lanjut menurut Suprijono 2009: 97 mengatakan bahwa: “model
pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan sintaks pengarahan, buat kelompok
heterogon, membentuk lingkaran luar berdiri mengahadap ke dalam dan lingkaran dalam berdiri menghadap keluar, beri persoalan materi bahan
ajar pada tiap-tiap pasangan yang berhadapan disebut kelompok pasangan asal. Kemudian berikan waktu untuk berdiskusi, setelah mereka
berdiskusi, guru meminta kepada anggota kelompok lingkaran dalam bergerak berlawanan arah dengan anggota kelompok lingkaran luar.
Setiap pergerakan akan membentuk pasangan baru. Pasangan ini wajib
memberi informasi berdasarkan hasil diskusi dengan pasangan asal, sehingga hasil diskusi di tiap-tiap kelompok besar tersebut kemudian
dipaparkan sehingga terja di diskusi antar kelompok besar”.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle adalah salah satu
model pembelajaran yang terdapat pengarahan, pembuatan kelompok dengan latar belakang yang berbeda, pembagian informasi, berdiskusi
dalam suatu lingkaran kecil dan lingkaran besar. Oleh karena itu, dalam pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle
siswa dapat berperan sebagai siswa ataupun guru. Saat bekerja secara kolaborasi untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan
mengembangkan keterampilan hubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan diluar sekolah.
b. Tujuan Model Pembelajaran Inside Outside Circle IOC
Pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle memiliki tujuan yang
mengacu pada tujuan pembelajaran kooperatif.
Menurut Lie 2010: 65 adapun tujuan dari model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle yaitu.
1. Melatih siswa untuk bekerjasama dengan kelompok.
2. Melatih siswa untuk belajar mandiri dalam berfikir dan memperoleh
pengetahuan. 3.
Melatih siswa untuk berbicara dan menyampaikan informasi kepada orang lain.
4. Melatih kedisiplinan dan keterlibatan siswa.
5. Melatih siswa untuk mengolah informasi yang ia dapat sehingga
murid benar-benar paham terhadap meteri pembelajaran yang diajarkan.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa tujuan dari model pembelajaran inside outside circle adalah melatih siswa untuk
mengembangkan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mengembangkan kemampuan hubungan sosial, dan
mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inside Outside
Circle IOC
Menurut Lie 2010: 65 mengatakan belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle mempunyai beberapa
kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle, diantaranya.
1. Struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan
pasangan yang berbeda dengan seingkat dan teratur. 2.
Siswa dapat bekerja dengan sesama siswa dengan suasana gotong royong dan mempunyai kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi dalam berinteraksi. 3.
Setiap siswa mendapatkan informasi yang berbeda dalam waktu yang bersamaan, dalam waktu yang bersamaan siswa dapat berbicara
berdasarkan tugas yang telah diberikan sebelumnya oleh guru secara berpasangan.
4. Lebih banyak ide yang dimunculkan oleh siswa dan guru mudah untuk
memonitor. Hal ini dapat mempengaruhi motovasi dan keaktifan setiap individu dan mereka mempunyai rasa percaya diri dan dapat
menilai kemampuan diri mereka sendiri.
5. Atmosfere di dalam kelas menjadi kondusif dan menyenangkan.
6. Siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar,
disamping itu juga dapat melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berfikir thinking skill maupun keterampilan sosial
social skill seperti keterampilan untuk memngemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerja sama untuk
meningkatkan kepedulian sesama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya kemungkinan perilaku yang menyimpang dalam kelas.
7. Memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek