Empati a. Pengertian Empati
orang lain incongruence. Karena realitas-realitas sosial yang dia tangkap tidak sesuai dengan realitas yang sebenarnya.
2. Komponen Afektif
Colley dalam Taufik 2012: 51 menyatakan bahwa, “empati pada komponen afektif terdiri dari simpati, sensitivitas, dan sharing
penderitaan yang dialami orang lain seperti perasaan dekat terhadap kesulitan-kesulitan orang lain yang diimajinasikan seakan-akan
dialami oleh diri sendiri”. Sejalan dengan Colley, menurut Eisenberg dalam Taufik 2012: 51
menyatakan bahwa, “terdapat dua komponen afektif yang diperlukan untuk terjadinya pengalaman empati, yaitu kemampuan untuk
mengalami secara emosi dan tingkat reaktivitas emosional yang memadai. Komponen tersebut merupakan kecenderungan individu
untuk bereaksi secara emosional terhadap situasi-situasi yang dihadapi, termasuk em
osi yang tampak pada orang lain”.
Hal ini didukung oleh pernyataan Fesbach dalam Taufik 2012: 50 yang menyatakan bahwa, “pada prinsipnya empati adalah sebuah
pengalaman”. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikemukan bahwa empati sebagai
aspek afektif merujuk pada kemampuan menselaraskan pengalaman emosional pada orang lain.
3. Komponen Komunikatif
Munculnya komponen ketiga ini didasarkan pada asumsi Ridley dalam Taufik 2012: 53 yang menyatakan bahwa,
“komponen kognitif dan afektif akan tetap terpisah bila keduanya tidak terjalin
komunikasi. Oleh karena itu, komponen komunikatif diperlukan dalam menghubungkan komponen kognitif dan komponen afektif”.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa kompenen
komunikatif adalah perilaku yang mengekpresikan perasaan-perasaan empatik terhadap orang lain yang dapat diekspresikan melalui kata-
kata dan perbuatan.