Hasil perhitungan uji reliabilitas soal tes kemampuan awal adalah sebesar 0,857 berarti soal tersebut tergolong soal yang memiliki tingkat reliabilitas
sangat tinggi sedangkan hasil perhitungan uji reliabilitas soal tes hasil belajar adalah sebesar 0,889 berarti soal tersebut tergolong soal yang memiliki tingkat
reliabilitas sangat tinggi. Perhitungan reliabilitas terdapat pada lampiran 13 dan 17.
3. Taraf Kesukaran
Untuk menguji tingkat kesukaran soal digunakan rumus:
P =
Keterangan: P
= Indeks kesukaran B
= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS
= Jumlah seluruh siswa peserta tes Menurut Suharsimi Arikunto 2008:210 klasifikasi taraf kesukaran:
Soal dengan P 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
Hasil perhitungan tes kemampuan awal dari 40 item soal terdapat 8 soal yang tergolong mudah nomor 2, 6, 7, 8, 15, 18, 24, dan 29, 31 tergolong sedang
nomor 1, 3, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28,
30, 31, 32, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40. Sedangkan, tes hasil belajar dari 40 item soal terdapat 4 soal yang tergolong mudah nomor 1, 2, 18, dan 29, 35
tergolong sedang 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40.
4. Daya Beda
Daya beda adalah kemampuan suatu soal membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Daya beda soal dapat dicari dengan menggunakan rumus:
D = -
= P
A
- P
B
Keterangan :
D = daya beda soal
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Hasil perhitungan daya beda soal tes kemampuan awal dari 40 item soal terdapat 32 soal tergolong baik nomor 1, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40
5 soal tergolong cukup nomor 2, 7, 24, 25, dan 29 dan 3 soal tergolong jelek nomor 5, 11, dan 13. Sedangkan, tes hasil belajar dari 40 item soal terdapat 2
soal tergolong baik sekali nomor 8 dan 33 33 soal tergolong baik nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 31,
32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40 4 soal tergolong cukup nomor 9, 11, 18,dan 30 dan 1 soal tergolong jelek nomor 28
Klasifikasi indeks daya beda menurut Arikunto 2011:218 adalah D = 0,00
– 0,20 : Jelek D = 0,20
– 0,40 : Cukup D = 0,40
– 0,70 : Baik D = 0,70
– 1,00 : Baik Sekali D = negative, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai
D negative sebaiknya dibuang saja
H. Uji Persyaratan Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah uji liliefors berdasarkan sampel yang akan diuji hipotesisnya. Apakah sampel berdistrubusi normal atau tidak.
Menggunakan rumus:
Lo = F Zi – S Zi
Keterangan : Lo
= harga mutlak terbesar F Zi = peluang angka baku
S Zi = proporsi angka baku Kriteria pengujiannya adalah jika L
hitung
L
tabel
, dengan taraf signifikansi 0,05 maka variabel tersebut berdistribusi normal, demikian pula sebaliknya
Sudjana, 2011 : 466 – 467
2. Uji Homogenitas
Untuk menentukan rumus t-tes yang akan digunakan untuk menguji hipotesis, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel homogen atau tidak. Pengujian
homogenitas varians digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:
F =
Berlaku ketentuan bahwa bila harga F
hitung
≤F
tabel
, maka data sampel homogen dan apabila F
hitung
F
tabel
, maka data sampel tidak homogen, dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk n-1 Sugiono, 2012:276
I. Teknik Analisis Data
a.
T-Test Dua Sampel Independen
Penelitian ini menggunakan pengujian hipotesisi komparatif dua sampel independen digunakan rumus t-test. Terdapat beberapa rumus t-test yang