6 perkembangan punk di Salatiga sangat tidak jelas, dalam artian bahwa belum ada
kepastian kapan, siapa bagaimana dan apa bentuknya faktor-faktor apa yang mempengaruhi komunitas itu.
Melihat sejarah dan keberadaan komunitas Punk, sebagai sebuah gaya hidup yang lahir dari sebuah prinsip kemudian dituangkan melalui sikap anti
kemapanan, amat menarik untuk diketahui latarbelakangnya khususnya keberadaan komunitas punk di Salatiga, dan hubungan antara sejarah Punk dan
Komunitas Punk di Salatiga.
1.2. Perumusan Masalah
Sebelum melakukan suatu rumusan masalah, maka perlu terlebih dahulu diketahui apa yang dimaksud dengan masalah itu sendiri, seperti apa yang
dikemukakan oleh Surachmad John; 2003, bahwa: “masalah adalah setiap kesulitan yang menggerakkan
manusia untuk memecahkannya, masalah harus dirasakan sebagai suatu rintangan yang mesti dilalui”.
Sedangkan Sumardi Suryabrata John; 2003, rumusan masalah didasarkan pada hal-hal sebagai berikut:
1 Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
2 Perumusan hendaknya memberi petunjuk tentang mungkinnya
pengumpulan data dan menjawab rumusan itu. 3
Perumusan itu hendaknya padat dan jelas Berbekal pemahaman di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut : 1.2.1.
Bagaimanakah Keberadaan Komunitas Punk di Salatiga? 1.2.2.
Bagaimanakah Hubungan Sejarah Punk di Inggris dengan Komunitas Punk Di Salatiga?
7
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian sebagai jawaban atas masalah dirumuskan sebagai berikut :
1.3.1. Menggambarkan Keberadaan Komunitas Punk di Salatiga.
1.3.2. Menggambarkan Hubungan Antara Sejarah Punk dengan
Komunitas Punk Di Salatiga.
1.4. Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini :
Pertama,
secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pemahaman terutama bagi yang berminat terhadap persoalan komunitas
Punk, hasil penelitian diharapkan dapat membantu memberikan informasi dan memperkaya khasanah pengetahuan tentang komunitas Punk di Indonesia.
Kedua,
secara praktis, hasil penelitian selain akan memberikan masukan bagi komunitas Punk sendiri, hasil penelitian ini diharapkan akan mampu
memberikan sumbangan pemikiran terhadap masyarakat Salatiga khususnya dalam memandang komunitas Punk di Salatiga.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam setiap penulisan ilmiah harus ditetapkan adanya pokok bahasan. Pokok bahasan berfungsi mencegah timbulnya kerancauan pengertian dan
kekaburan wilayah persoalan. Sesuai dengan yang dikatakan Koentjaraningrat 1981: 17 bahwa: ’dalam setiap penelitian perlu adanya ruang lingkup. Hal ini
penting supaya penulis tidak terjerumus dalam sekian banyak data yang diteliti. Berpijak dari latar belakang masalah maka penelitian ini hanya
memfokuskan pada penggambaran terhadap keberadaan komunitas punk di Salatiga, serta hubungan antara sejarah punk dengan punk di Salatiga. Karenanya
yang menjadi obyek penelitian ini adalah komunitas punk di kota Salatiga. Komunitas punk di Kota salatiga inipun diperkecil lagi menjadi komunitas punk
di Salatiga yang berada disekitar kampus UKSW, baik dijalan di Ponegoro, Kemiri, Kauman ataupun beberapa tempat lain di sekitar UKSW.
8
1.6. Posisi dan Keaslian Penelitian