b. Belajar memerlukan latihan agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih
mudah dipahami. c. Faktor kesiapan belajar. Siswa yang telah siap belajar akan dapat
melakukan kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Faktor kesiapan ini erat hubungannya dengan masalah kematangan, minat
kebutuhan, dan tugas-tugas perkembangan. d.
Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila
siswa tertarik akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan
bermakna bagi dirinya. Namun minat tanpa usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil.
e. Faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh
dalam proses belajar. Badan yang lemah, lelah akan menyebabkan perhatian terganggu.
f. Faktor intelegensi. Siswa yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan
belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih mudah berpikir kreatif dan lebih cepat mengambil keputusan.
2.1.4 Hasil belajar
Menurut Bloom dalam Suprijono, 2009: 6-7 hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah
knowledge pengetahuan,
ingatan, comprehension
pemahaman,
menjelaskan, meringkas, contoh, applicatian menerapkan, analysis menguraikan, menentukan hubungan, synthesis mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru, dan evaluation menilai. Domain
afektif adalah
receiving sikap
menerima, responding
memberikan respon,
valuing nilai,
organization organisasi,
characterization karakterisasi. Domain psikomotor meliputi initiotory, pre-routine, rountinized. Psikomotor
juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.
Dimyati dan Mudjiono mengemukaakan bahwa: hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi
yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan
dengan pada saat
sebelum belajar. Tingkat
perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil
belajar merupakan saat
terselesikannya bahan
pelajaran. http:indramunawar. blogspot.com
Hasil belajar bukan saja sejumlah pengetahuan yang diperoleh siswa, melainkan juga adanya perubahan perilaku dan sikap siswa. Jadi, yang
dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari soal tes yang diberikan oleh guru kepada siswa setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
Hasil belajar dapat dibagi menjadi lima kategori, yaitu: 1 Informasi verbal, kategori informasi verbal merupakan kemampuan untuk
mengkomunikasikan secara lisan pengetahuannya tentang fakta-fakta diperoleh melalui membaca buku. Informasi ini dapat diklasifikasikan
sebagai fakta atau prinsip; 2 Keterampilan intelektual, kategori
keterampilan intelektual merupakan
kemampuan untuk dapat
membedakan, menguasai konsep, aturan, dan memecahkan masalah dapat diperoleh melalui belajar. Belajar dapat memperoleh pengetahuan serta
wawasan; 3
Strategi kognitif,
kategori strategi
kognitif adalah
kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan proses berpikir dengan cara merekam, dan membuat analisis yang memungkinkan
perhatian, belajar, mengingat, dan berpikir anak akan terarah; 4 Sikap, kategori sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap
stimulus atau dasar penilaian terhadap stimulus tersebut. Responnya dapat berupa respon negatif ataupun positif yaitu tergantung kepada penilaian
terhadap objek yang dimaksud; 5 Keterampilan motorik, keterampilan motorik pada seseorang dapat dilihat dari segi kecepatan, ketepatan, dan
kelancaran gerakan otot-otot serta anggota badan yang diperlihatkan orang tersebut.
Beberapa pengertian tentang hasil belajar yang telah dikemukakan, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap seseorang setelah
mengikuti proses belajar, dengan indikator domain kognitif pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, penilaian, domain afektif
menerima, menanggapi, menilai, mengelola, menghayati, dan domain psikomotor menirukan, memanipulasi, pengalamiahan, artikulasi.
2.2 Pendekatan Cooperatif Learning
Agus Suyatno 2007:3 mengemukakan bahwa kooperatif mengandung pengertian kerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan
kooperatif ini siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi kelompok. Model pembelajaran cooperative learning adalah suatu
konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Model cooperative learning menurut Suprijono, 2009: 61: model ini dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa
prestasi akademik,
toleransi menerima
keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar itu
model cooperative learning
menuntut kerjasama
dan interdependensi siswa dalam struktur tugas, struktur tujuan,
struktur reward-nya. Struktur tugas berhubungan bagaiman tugas diorganisir. Struktur tugas dan reward mengacu pada derajat kerja
sama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan maupun reward.
Pembelajaran model cooperative learning memungkinkan siswa dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa melatih siswa
untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berfikir thinking skill maupun keterampilan sosial social skill, seperti keterampilan untuk
mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya prilaku yang
menyimpang. Kompetensi yang dapat dicapai melalui model pembelajaran
kooperatif menurut Agus Suyatna yaitu :
a. Pemahaman terhadap nilai, konsep atau masalah-masalah yang berhubungan dengan disiplin ilmu tertentu