Pengaruh Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH OPINI AUDIT, DEBT TO TOTAL ASSET, EARNING PER SHARE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT

LAG PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

IRENE ENDAMIA BARUS

100503011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH OPINI AUDIT, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, EARNING PER SHARE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan penulisan etika ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, September 2014 Yang membuat pernyataan,

NIM : 100503011 Irene Endamia Barus


(3)

ABSTRAK

PENGARUH OPINI AUDIT, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, EARNING PER SHARE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT

LAG PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah opini audit, debt to total asset ratio, earning per share, dan ukuran perusahaanberpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 22 perusahaan property dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 18.0 dengan menggunakan uji t dan uji F.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaopini audit, debt to total asset ratio, earning per share, dan ukuran perusahaanberpengaruh signifikan secara simultan terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI. Secara parsialearning per share dan ukuran perusahaanlebih memiliki kemampuan daripada opini audit dan debt to total asset ratio dalam mempengaruhiaudit report lag pada perusahaan property dan real estateyang terdaftar di BEI.

Kata kunci:Audit Report Lag, Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, Ukuran perusahaan.


(4)

ABSTRACT

EFFECT OF AUDIT OPINION, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, EARNING PER SHARE AND FIRM SIZE TO AUDIT REPORT

LAGOFPROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED ON HEINDONESIA STOCK EXCHANGE

The objective of this research is to determine whether the audit opinion, debt to total asset ratio, earning per share, and firm size impact to the property and real estate of property and real estatecompanies listed on the Indonesia Stock Exchange. The sample in this research is 22property and real estatecompanies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2009-2013.

Research methods in this research using purposive sampling. The type of data used are secondary data. Data that used in this research is financial statements from each company of sample, publicized through website on analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 18.0 with use t test and F test.

The result of this study indicate that theaudit oipinion, debt to total asset ratio, earning per share, and firm sizesimultaneously effect to the audit report lag of property and real estate companies listed in IDX . Partiallyearning per share and firm size has more ability than the audit opinion and debt to total asset ratio in influencing the audit report lag of property and real estatecompanies listed on Indonesia Stock Exchange.

Keywords : Audit Report Lag, Audit Opinion, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, Firms Size


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya kagumi dan cintai, Bapak M.P. Barus dan Ibu R. br. Ginting yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan bapak Drs.Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

4. Ibu Dr. Rina br Bukit, SE, M.Si., Ak. yang juga selaku Dosen Pembimbing saya yangtelah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. NaleniIndra, MM, Ak. selaku Dosen Penguji yang telah membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Yang sangat saya cintai kakak-kakak saya Kathrin br. Barus, Franky Tarumta Barus, Abram Pehulisa Barus dan Rebecca Albat br. Barus yang selalu memberikan doa, semangat serta kasih sayang yang tulus selama ini. Teman-teman angkatan 2010 teristimewa Puspa Ayu Maretha dan Renny Naomi Jessica Silabanserta yang sangat saya kasihi Egi Sapa Prayuda Bangun dan Revianty A. Tarigan dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2014 Penulis,

NIM : 100503011 Irene Endamia Barus


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Batasan Penelitian ... 6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori ... 9

2.1.1 Laporan Keuangan ... 9

2.1.2 Auditing ... 10

2.1.2.1 Definisi Auditing ... 10

2.1.2.2 Audit Laporan Keuangan ... 10

2.1.2.3 Standar Auditing ... 10

2.1.3 Audit Report Lag ... 11

2.2.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag .... 12

2.1.4.1Opini Audit ... 13

2.1.4.2Debt To Total Assets Ratio ... 13

2.1.4.3 Earning Per Share ... 14

2.1.4.4 Ukuran Perusahaan... 15

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 16

2.3Kerangka Konseptual ... 21

2.4Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 24

3.2Populasi dan Sampel ... 24

3.2.1 Populasi ... 24

3.2.2 Sampel... 25

3.3Jenis dan Sumber Data ... 26


(8)

3.3.2 Sumber Data ... 27

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.5Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel ... 28

3.5.1 Variabel Penelitian ... 28

3.5.1.1 Variabel Dependen (Y) ... 28

3.5.1.2 Variabel Independen (X) ... 29

3.5.1.2.1 Opini Audit (X1) ... 29

3.5.1.2.2 Debt To Total Assets Ratio (X2)... 29

3.5.1.2.3 Earning Per Share (X3) ... 30

3.5.1.2.4 Ukuran Perusahaan (X4) ... 30

3.5.2 Defenisi OperasionalVariabel Penelitian. ... 31

3.6Metode Analisis Data ... 32

3.6.1 Uji Asumsi Klasik ... 32

3.6.1.1Uji Normalitas ... 32

3.6.1.2Uji Multikolinieritas ... 34

3.6.1.3Heteroskedastisitas ... 35

3.6.1.4Uji Autokorelasi ... 35

3.6.1.5Uji Hipotesa ... 36

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 39

4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 39

4.3 Uji Asumsi Klasik... 42

4.3.1 Uji Normalitas Data ... 42

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 47

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 48

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 50

4.4Pengujian Hipotesis ... 51

4.4.1 Uji t ... 51

4.4.2 Uji F ... 56

4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 57

4.5Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 64

5.3 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1Tinjauan Penelititan Terdahulu ... 19

Tabel 3.1 Kriteria Pengambilan Sampel ... 25

Tabel 3.2 Daftar Sampel ... 26

Tabel 3.3 Defenisi Operasional ... 31

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 40

Tabel 4.2 Uji Kolmogrov-Smirnov Sebelum Transformasi... 44

Tabel 4.3 Uji Kolmogrov-Smirnov Setelah Transformasi ... 46

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 47

Tabel 4.5 Hasil Autokorelasi... 50

Tabel 4.6 Hasil Uji t ... 52

Tabel 4.7 Hasil Uji F ... 57


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21 Gambar 4.1 Uji Normalitas 1: Histogram Sebelum Transformasi ... 42 Gambar 4.2 Uji Normalitas 2: Grafik Normal PP Plot Sebelum Transformasi .... 43 Gambar 4.3 Uji Normalitas 1: Histogram Setelah Transformasi ... 45 Gambar 4.4 Uji Normalitas 2: Grafik Normal PP Plot Setelah Transformasi... 45 Gambar 4.5 Grafik Scatterplot ... 49


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Data Perusahaan Property dan Real Estate yang Listed di BEI 68

Lampiran 2 Daftar Sampel Penelitian ... 71

Lampiran 3 Opini Audit ... 72

Lampiran 4 Debt To Total Assets Ratio ... 73

Lampiran 5 Earning Per Share ... 74

Lampiran 6 Ukuran Perusahaan (Total Aset)... 75

Lampiran 7 Audit Report Lag ... 76

Lampiran 8 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 77

Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas Histogram Sebelum Transformasi ... 78

Lampiran 9 Grafik PP Plots Sebelum Transformasi ... 79

Lampiran 9 Histogram Setelah Transformasi ... 79

Lampiran 9 Grafik PP Plots Setelah Transformasi ... 80

Lampiran 10 Hasil Uji Multikolienaritas ... 81

Lampiran 11 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 81

Lampiran 12 Hasil Uji Autokorelasi ... 82

Lampiran 13 Hasil Uji Hipotesis ... 82


(12)

ABSTRAK

PENGARUH OPINI AUDIT, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, EARNING PER SHARE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT

LAG PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah opini audit, debt to total asset ratio, earning per share, dan ukuran perusahaanberpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki jumlah sampel 22 perusahaan property dan real estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2013.

Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi 18.0 dengan menggunakan uji t dan uji F.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaopini audit, debt to total asset ratio, earning per share, dan ukuran perusahaanberpengaruh signifikan secara simultan terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI. Secara parsialearning per share dan ukuran perusahaanlebih memiliki kemampuan daripada opini audit dan debt to total asset ratio dalam mempengaruhiaudit report lag pada perusahaan property dan real estateyang terdaftar di BEI.

Kata kunci:Audit Report Lag, Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, Ukuran perusahaan.


(13)

ABSTRACT

EFFECT OF AUDIT OPINION, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO, EARNING PER SHARE AND FIRM SIZE TO AUDIT REPORT

LAGOFPROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED ON HEINDONESIA STOCK EXCHANGE

The objective of this research is to determine whether the audit opinion, debt to total asset ratio, earning per share, and firm size impact to the property and real estate of property and real estatecompanies listed on the Indonesia Stock Exchange. The sample in this research is 22property and real estatecompanies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2009-2013.

Research methods in this research using purposive sampling. The type of data used are secondary data. Data that used in this research is financial statements from each company of sample, publicized through website on analysis model performed with the aid of the computer program SPSS version 18.0 with use t test and F test.

The result of this study indicate that theaudit oipinion, debt to total asset ratio, earning per share, and firm sizesimultaneously effect to the audit report lag of property and real estate companies listed in IDX . Partiallyearning per share and firm size has more ability than the audit opinion and debt to total asset ratio in influencing the audit report lag of property and real estatecompanies listed on Indonesia Stock Exchange.

Keywords : Audit Report Lag, Audit Opinion, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, Firms Size


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan pada suatu periode akan melaporkan semua kegiatan keuangannya dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan suatu gambaran dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Laporan keuangan ditujukan untuk memberikan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan kepada pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi.

Ghozali (2007) menyatakan bahwa “tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai dalam pengambilan kepututsan ekonomi”.

Salah satu indikator utama untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang relevan adalah ketepatan waktu/timeliness yaitu tersedia saat pemakai laporan keuangan membutuhkannya untuk pengambilan keputusan. Apabila terdapat penundaan dalam penyajian laporan keuangan maka informasi yang dihasilkan laporan keuangan akan kehilangan relevansinya bagi pengguna informasi keuangan terutama investor dalam membuat keputusan investasi.


(15)

Ketepatan waktu penerbitan laporan keuangan auditan harus dipenuhi oleh perusahaan khususnya perusahaan publik yang sahamnya dimiliki oleh masyarakat umum dan diperdagangkan di bursa. Laporan keuangan auditan merupakan media yang dipakai manajemen dalam berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya.

Sesuai PSAK tahun 2012 pada Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraph 43 bahwa jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Pemanfaatan laporan keuangan dapat dinilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan yang diperlukan pihak-pihak yang berkepentingan dapat bermanfaat apabila disajikan secara akurat dan tepat waktu dan sebaliknya informasi akan kehilangan manfaatnya apabila tidak disajikan secara akurat dan tepat waktu.

Ketundaan laporan keuangan ini dapat berdampak negatif pada reaksi pasar. Makin lama masa tunda, maka relevansi laporan keuangan makin diragukan. Pengumuman laba yang terlambat menyebabkan abnormal returns negatif sedangkan pengumuman laba yang lebih cepat menunjukkan hasil sebaliknya. Hal ini terjadi dikarenakan investor pada umumnya mengganggap keterlambatan pelaporan keuangan merupakan pertanda buruk bagi kondisi kesehatan perusahaan.

Sesuai dengan regulasi yang diatur di Indonesia, penyampaian laporan keuangan berkala secara tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan lampiran Surat Keputusan


(16)

Ketua Bapepam-LK Nomor: KEP-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten Atau Perusahaan Publik, menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disampaikan kepada Bapepam dan Lembaga Keuangan dan diumumkan kepada publik paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

Pada tanggal 1 Agustus 2012, Bapepam-LK mengadakan penyempurnaan dengan dikeluarkan lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: KEP 431/BL/2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten Atau Perusahan Publik yang menyatakan bahwa bagi setiap perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Bapepam dan Lembaga Keuangan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan setelah tahun buku berakhir.

Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan disebut dengan audit report lag atau ARL (Soetedjo, 2006). Publikasi laporan keuangan auditan sangatlah penting sebagai informasi yang bermanfaat bagi para pihak yang berkepentingan.

Berbagai penelitian mengenai audit report lag telah dilakukan, baik di dalam maupun di luar negeri. Penelitian berikut merupakan kelanjutan penelitian-penelitian terdahulu yang telah memeperoleh simpulan mengenai faktor-fakor yang mempengaruhi audit report lag. Carslaw dan Kaplan (1991) di New Zealandmenguji apakah faktor ukuran perusahaan, jenis industri (finansial dan nonfinansial), pengumuman laba rugi, adanya extraordinary item, jenis opini


(17)

auditor, tahun buku perusahaan, kepemilikan perusahaan, dan solvabilitas mempengaruhi audit delay. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya dua faktor yang berpengaruh, yakni ukuran perusahaan dan pengumuman rugi.Mengacu pada penelitian Mohammad dkk (2013) di Iran, menguji apakah faktor ukuran perusahaan, earning per share, debt ratio, jenis industry, extraordinary item, dan opini audit mempengaruhi audit delay. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jenis industri, extraordinary item, dan opini audit mempengaruhi audit delay.

Kesehatan finansial perusahaan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi audit report lag. Proporsi hutang terhadap total aset atau dikenal juga dengan debt to total assets ratio merupakan salah satu alat ukur untuk melihat kesehatan financial perusahaan. Menurut Soetedjo 2006 “Makin tinggi proporsi hutang terhadap total aset akan meningkatkan resiko kegagalan perusahaan dan akan meningkatkan tambahan perhatian auditor untuk mengauditnya”. Hasil penelitian oleh Wirakusuma (2004) menunjukkan bahwa solvabilitas yang diukur dengan menggunakan debt to total assets ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag, sedangkan hasil penelitian oleh Deart dan Rustiana (2007) menunjukkan bahwa debt to total assets ratio tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag.

Penelitian yang dilakukan oleh Alvyra Nesia Indah Putri (2014) dengan judul penelitian “Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit report lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2012”. Dengan variabel independen ukuran perusahaan, tingkat leverage,


(18)

spesialisasi industri auditor, profitabilitas, dan klasifikasi industri. Variabel dependenAudit report laghasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, tingkat leverage, dan spesialisasi industri auditor berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Profitabilitas dan klasifikasi industri menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag.Hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan, Mohammad dkk (2013) di Iran, menguji apakah faktor ukuran perusahaan, earning per share, debt ratio, jenis industry, extraordinary item, dan opini audit mempengaruhi audit delay. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jenis Earning Per Share, Existence Of Extra-Ordinary, dan Industri berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay.. Terdapat ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag. Ketidakkonsistenan inilah yang mendorong peneliti untuk memverifikasi atau menguji kembali faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag.

Objek penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate. Peneliti menggunakan objek penelitian ini dikarenakan perusahaan property dan real estate dinilai mempunyai pengaruh besar dalam mendukung kemajuan investasi di disuatu negara terkhususnya negara Indonesia. Peluang bisnis ini sangat menjanjikan, jumlah penduduk di Indonesia yang terus meningkat sepanjang tahun mengindikasikan bahwa permintaan akan bisnis property dan real estate tidak akan pernah turun dan terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Yang pada akhirnya bisnis ini dinilai menjadi salah satu penentu keberhasilan perekonomian di Indonesia.


(19)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH OPINI AUDIT, DEBT TO TOTAL ASSET RATIO,EARNING PER SHARE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu:

1. Apakah opini audit mempunyai pengaruh terhadap audit report lag?

2. Apakah debt to total assets ratio mempunyai pengaruh terhadap audit report lag?

3. Apakah earning per share mempunyai pengaruh terhadap audit report lag? 4. Apakah ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap audit report lag? 5. Apakah opini audit, debt to total asset ratio, earning per sharedan ukuran

perusahaan mempunyai pengaruh secara bersama terhadap audit report lag?

1.3 Batasan Penelitian

Penulis memberi batasan penelitian agar tujuan penelitian ini dapat tercapai:


(20)

1. Faktor-faktor yang diteliti yang diperkirakan dapat mempengaruhi audit report lag adalah opini audit, debt to total asset ratio, earning per share dan ukuran perusahaan.

2. Objek penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, dan melaporkan laporan keuangan selama periode tersebut.

3. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2009 sampai dengan 2013

1.4 Tujuan dan manfaat penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh opini audit terhadap audit report lag.

2. Untuk mengetahui pengaruh debt to total asset ratio terhadap audit report lag.

3. Untuk mengetahui pengaruh earning per share terhadap audit report lag. 4. Untuk mengetahui pengarus ukuran perusahaan terhadap audit report lag. 5. Untuk mengetahui pengaruh opini audit, debt to total asset, earning per

sharedan ukuran perusahaan secara bersama terhadap audit report lag.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:


(21)

1. Bagi pihak akademisi, diharapkan dapat menambah studi literature mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag, memberikan landasan bagi penelitian selanjutnya yang sama di masa yang akan datang dimana bukti empiris tersebut dapat dijadikan tambahan wawasan dalam penelitian berikutnya, memberikan pemahaman atau gambaran tentang lamanya audit report lag pada perusahaan yang terdaftar di BEI, serta memberikan informasi tentang definisi dan pengaruh opini audit, debt to total asset ratio, dan earning per share.

2. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulisan khususnya mengenai pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap audit report lag.

3. Bagi Auditor, membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit, dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan audit report lag.

4. Bagi Manajer, memicu manajer untuk lebih meningkatkan ketepatan waktu dalam menyajikan laporan keuangan karena perusahaan publik cenderung lebih ketat diawasi oleh para investor dan institusi lain.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Laporan Keuangan

Perkembangan perusahaan go public menjadikan laporan keuangan sebagai kebutuhan utama setiap perusahaan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna. Pengguna dapat mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode tertentu dari laporan keugan. Informasi dalam laporan keuangan merupakan tanggung jawab pihak manajer dan laporan keuangan harus disajikan secara wajar.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (IAI, 2007:3). Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi suatu perusahaan dalam periode tertentu kepada pihat-pihak yang berkepentingan. Komunikasi yang dicapai tergantung kualitas dari laporan keuangan tersebut.


(23)

2.1.2 Auditing

2.1.2.1 Definisi Auditing

Menurut Arrens et al. (2010 : 4) audit adalah pengumpulan pengevaluasian atas bukti-bukti untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan criteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Untuk mencapai tujuan audit, auditor harus memperoleh cukup banyak bukti-bukti yang berkualitas. Auditor harus menentukan tipe dan jumlah bukti yang dibutuhkan dan mengevaluasi apakah informasi tersebut sesuai dengan criteria yang tekah ditentukan.

2.1.2.2 Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu (Arens dkk, 2010:14). Biasanya kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2.1.2.3 Standar Auditing

Standar auditing merupakan ukuran pelaksanaan tindakan yang menjadi pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan audit (Mulyadi, 2002).


(24)

Dalam prakteknya, pelaksanaan audit yang makin sesuai dengan standar akan membutuhkan waktu makin lama. Demikian pula sebaliknya, waktu yang diperlukan akan makin pendek ketika pelaksanaan audit makin tidak sesuai dengan standar. Pertimbangan bahwa laporan keuangan harus disampaikan tepat waktu mengakibatkan auditor cenderung mengambil pilihan mengabaikan standar, sementara di sisi lain adanya tuntutan relevansi informasi mengharuskan auditor untuk melaksanakan audit sesuai standar.

2.1.3 Audit Report Lag

Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan disebut dengan audit report lag (Kristian, 2011). Lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit disebut audit report lag atau audit delay.

Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan audit report lag dihitung dari lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan auditan.

Keterlambatan penyelesaian audit laporan keuangan dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi


(25)

yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan (IAI, 2007:8). Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan ketepatan waktu pelaporan keuangan mempengaruhi audit report lag yang telah diaudit, semakin rendah ketepatan waktu pelaporan keuangan, pelaporan keuangan cenderung semakin tepat waktu, dan sebaliknya. Rentang waktu proses pengauditan yang selesai jauh sebelum akhir bulan ketiga, kemungkinan besar perusahaan dapat melaksanakan pelaporan keuangan tepat waktu. Lamanya waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut untuk dipublikasikan sehingga berdampak pada reaksi pasar terhadap keterlambatan informasi dan mempengaruhi tingkat ketidakpastian keputusan yang didasarkan pada informasi yang dipublikasikan. Untuk melihat ketepatan waktu biasanya suatu penelitian melihat keterlambatan (lag). Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap audit report lag pelaporan keuangan berdasarkan penelitian terdahulu, antara lain ukuran perusahaan I(total assets), ukuran KAP, dan jenis opini audit

2.1.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap audit report lag, antara lain opini audit, debt to total asset ratio, earning per share dan ukuran perusahaan.


(26)

2.1.4.1 Opini Audit

Auditor menyatakan pendapatnya berpijak pada audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing dan atas temuan-temuannya. Standar auditing antara lain memuat empat standar pelaporan yaitu, pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion with Explanatory), Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion), pendapat tidak wajar (Adverse Opinion), dan pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion).

Setiap perusahaan terutama perusahaan property dan real estate ingin menerima pendapat wajar tanpa pengecualian karena adanya hubungan positif antara opini auditor dengan audit report lag. Perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat akuntan wajar tanpa pengecualian akan menunjukkan audit report lag lebih panjang dibanding perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian.

2.1.4.2 Debt To Total Asset Ratio

Debt to total asset ratio (DTAR) adalah salah satu dari rasio solvabilitas. Rasio ini menurut Kasmir (2008 : 156), “merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau


(27)

seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva”.

Rumusan untuk mencari debt to total asset ratio dapat digunakan sebagai berikut:

Debt to total asset ratio = X 100%

Semakin tinggi rasio ini, akan meningkatkan resiko kegagalan perusahaan dan akan meningkatkan tambahan perhatian auditor untuk mengauditnya. Memeriksa hutang juga lebih banyak memakan waktu daripada memeriksa modal.

2.1.4.3 Earning Per Share

Earning Per Share (EPS) merupakan alat analisis tingkat profitabilitas perusahaan yang menggunakan konsep laba konvensional. EPS adalah salah satu dari alat ukur yang sering digunakan untuk mengevaluasi saham biasa.

Rumusan untuk mencari earning per share dapat digunakan sebagai berikut:

EPS =

Total Kewajiban Total Aktiva

Net Income – Preferred dividends


(28)

Laba per saham dapat mengukur perolehan tiap unit investasi pada laba bersih badan usaha dalam satu periode tertentu. Besar kecilnya laba per saham ini dipengaruhi oleh perubahan laba bersih maupun jumlah lembar saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan laba per saham.

2.1.4.4 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut.semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjulan maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar semakin besar pula perusahaan dikenal masyarakat.

Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 2 (dua) kategori yaitu perusahaan besar dan perusahaan kecil. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam kondisi ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap mempunyai prospek yang bagus dalam jangka waktu yang lama.


(29)

Perusahan dianggap lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan total asset yang kecil.

Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor yang sering diteliti pada penelitian sebelumnya. Deart dan Rustiana (2007), dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan antara ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan dan kualitas pengendalian internal dengan audit report lag.

Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemungkinan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit. Dalam penelitian ini penulis menggunakan total assetuntuk menilai ukuran perusahaan.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai pengaruh opini audit, debt to total asset ratio, earning per share, dan ukuran peruhsaan terhadap audit report lag. Dimana masing-masing penelitian


(30)

mempunyai variabel independen yang berbeda-beda dari tahun ke tahun dan penelitian tersebut biasanya selalu bervariasi sesuai dengan kebutuhan sipeneliti. Berikut penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag,diantaranya sebagai berikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Yovanca (2010) dengan judul “Pengaruh Debt to Total Asset Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.” Metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda (multiple linear regression). Hasil analisis menunjukkan bahwa Debt to Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern tidak berpengaruh secara simultan terhadap Audit Report Lag. Secara parsial, Debt to Total Asset Ratio berpengaruh positif terhadap ARL. Kualitas audit dan opini going concern tidak berpengaruh terhadap Audit Report Lag.

Sementara penelitian yang sama juga dilakukan oleh Alvyra Nesia Indah Putri(2014) yang berjudul “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2012.” Hasil analisis menunjukkan bahwa Ukuran perusahaan, tingkat leverage, dan spesialisasi industri auditor berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Profitabilitas dan klasifikasi industi menunjukkan tdak adanya pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag.

Kemudian Dewi Lestari (2010) juga melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay, Studi Empiris Pada Perusahaan Consumer Goods Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Hasil


(31)

penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas, solvabilitas dan kualitas auditor secara parsial mempengaruhi audit delay. Sementara faktor ukuran perusahaan dan opini auditor tidak berpengaruh.

Penelitian yang dilakukan oleh Yustina (2012) dengan judul “Analisis Pengaruuh Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP Dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit report lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabelUkuran Perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Audit report lag. Ukuran KAP secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Audit report lag dan jenis opini audit tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit report lag.

Mohammad, dkk. (2013) melakukan penelitian dengan judul “Investigasi/Ánalisisi Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Tehran Stock Exchange (TSE)”. Dengan variabel independen Opini Audit, Debt Ratio, Earnings Per Share Changes, Existence Of Extra-Ordinary, Industri, dan Ukuran Perusahaan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Auditor Change,Opini Audit, Leverage berpengaruh terhadap Audit Report Lag.

Ahmed (2010) melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Bangladesh”. Dengan variabel Kualitas Audit, Auditor Change, Opini Audit, Financial Companies, Profitabilitas, Leverage, Extraordinary Items, dan Ukuran Perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan Auditor Change,Opini Audit, Leverage berpengaruh terhadap Audit Report Lag.


(32)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

1. Yovanca Cecile C.S. (2010)

Pengaruh Debt to total assets ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern terhadap Audit report lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Independen: Debt to Total Assets Ratio, kualitas audit, dan opini going concern. Dependen: Audit Report Lag

Debt to Total Asset Ratio, kualitas audit, dan opini going concern tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap Audit Report Lag. Secara parsial, DTAR

berpengaruh positif terhadap ARL. Kualitas audit dan opini going concern tidak berpengaruh terhadap ARL. 2. Alvyra

Nesia Indah Putri (2014)

Faktor-faktor yang Berpengaruh

Terhadap Audit report lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2012 Independen: Ukuran Perusahaan, tingkat leverage, spesialisasi industri auditor, profitabilitas, dan klasifikasi industri. Dependen: Audit report lag Ukuran perusahaan, tingkat leverage, dan spesialisasi industry auditor berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Profitabilitas dan klasifikasi industi menunjukkan tdak adanya pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag. 3. Dewi

Lestari (2010)

Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Audit Delay, Studi Empiris Pada Perusahaan Consumer Goods Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Independen: Ukuran Perusahaan, opini auditor, kualitas auditor, profitabilitas, dan solvabilitas Profitabilitas, solvabilitas dan kualitas auditor secara parsial mempengaruhi audit delay. Sementara faktor ukuran perusahaan dan opini auditor


(33)

Dependen: Audit delay tidak berpengaruh. 4. 5. 6. Yustina (2012) Mohammad, dkk. (2013) Ahmed (2010) Analisis Pengaruuh Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP Dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit report lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Investigasi/Ánalisis Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Tehran Stock Exchange (TSE)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Bangladesh Independen: Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP, Jenis Opini Audit. Dependen: Audit report lag Independen: Opini Audit, Debt Ratio, Earnings Per Share Changes, Existence Of Extra-Ordinary, Industri, Ukuran Perusahaan Dependen: Audit Delay Independen: Kualitas Audit, Auditor Change, Opini Audit, Financial Companies, Profitabilitas, Leverage, Extraordinary Items, dan Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Audit report lag. Ukuran KAP secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Audit report lag dan jenis opini audit tidak berpengaruh

signifikan terhadap Audit report lag. Earning Per Share, Existence Of Extra-Ordinary, dan Industri berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay. Auditor Change,Opini Audit, Leverage berpengaruh terhadap Audit Report Lag


(34)

Audit Report Lag

2.3 Kerangka Konseptual

Berikut merupakan kerangka konseptual dari penelitian ini: Gambar 2.1

Kerangka Konseptuals

Opini audit merupakan pendapat yang dikemukakan oleh auditor independen dalam laporan audit sebagai media formal yang digunakan dalam megkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang diaudit. Opini audit dilihat dari apakah merupakan unqualified atau selain unqualified. Audit report lag yang lebih panjang dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion. Hal ini

Opini Audit (X1)

Debt To Total Assets (X2) EarningPer Share (X3)

Ukuran Perusahaan (X4)

Audit report lag (Y)

H1

H2

H3

H4


(35)

dikarenakan, proses pemberian pendapat tersebut melibatkan negoisasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis, dan perluasan lingkup audit. Lain halnya dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion, perusahaan tersebut akan melaporkan pendapat tepat waktu karena merupakan berita baik. Dalam hal ini, opini audit yang baik (unqualified opinion) harus mengemukakan bahwa laporan keuangan telah diaudit sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan dan tidak ada penyimpangan material yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.

Debt to total asset ratio menunjukkan seberapa besar total aktiva perusahaan yang didanai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio yang tinggi memberi arti bahwa pendanaan dengan hutang semakin banyak, sehingga auditor membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk memeriksa laporan keuangan yang mengumumkan audit lebih lama yang akan menyebabkan audit report lag yang lebih panjang.

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total asset yang dimiliki perusahaan. Hal yang mendasari hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit report lag adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan intensif untuk mengurangi audit report lag dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang temuat dalam laporan


(36)

keuangan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal. Disamping itu perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh opini audit, debt to total asset ratio, earning per share, dan ukuran perusahaan terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara parsial.

H2 : Terdapat pengaruh opini audit, debt to total asset ratio, earning per share, dan ukuran perusahaan terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Erlina (2011:66) mendefenisikan bahwa “desain penelitian merupakan rencana induk yang berisi metode dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dibutuhkan, menetapkan sumber-sumber informasi, teknik yang digunakan, metode sampling sampai dengan analisis data untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian”. Dalam penelititan ini, penulis menggunakan desain kasual.

Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Sugiyono, 2005:15). Dalam penelititan kasual ini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi didalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2009-2013.


(38)

3.2.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Idrus, 2009). Adapun kriteria penentuan pengambilan sampel didalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tidak keluar (delisted) sepanjang tahun 2009-2013.

2. Perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai aset lebih dari 500M.

3. Perusahaan-perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan tahunan menggunakan mata uang Rupiah dengan laporan keuangan tahunan per 31 Desember dan telah diaudit.

Tabel 3.1

Kriteria Pengambilan Sampel

Keterangan Jumlah

• Total perusahaan property dan real estate yang listed di BEI 2009-2013

• Perusahaan property dan real estate yang tidak memiliki nilai aset diatas 500M

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian

31

(9)


(39)

Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.2

Daftar Sampel No Kode Nama Perusahaan

1 ASRI Alam Sutera Realty Tbk. 2 BKDP Bukit Darmo Property Tbk. 3 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk. 4 CTRA Ciputra Development Tbk. 5 CTRP Ciputra Property Tbk. 6 CTRS Ciputra Surya Tbk. 7 SCBD Danayasa Arthatama Tbk. 8 DART Duta Anggada Realty Tbk. 9 DUTI Duta Pertiwi Tbk.

10 OMRE Indonesia Prima Property Tbk. 11 DILD Intiland Development Tbk. 12 JRPT Jaya Real Property Tbk.

13 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk. 14 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk. 15 LPCK Lippo Cikarang Tbk. 16 LPKR Lippo Karawaci Tbk. 17 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk. 18 MDLN Modernland Realty Tbk. 19 PWON Pakuwon Jati Tbk. 20 BKSL Sentul City Tbk.

21 SMRA Summarecon Agung Tbk. 22 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk.

3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Tidak semua informasi atau keterangan merupakan data penelitian, artinya data hanyalah sebagian saja


(40)

dari informasi yang berkaitan dengan suatu penelitian (Idrus, 2009:61). Jenis data dalam penelitian ini adalah sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2002:147).

3.3.2 Sumber Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama dilakukan melalui studi pustaka, yakni berasal dari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap kedua, pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari media internet dengan

mengunduh melalui situs


(41)

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.5.1 Variabel Penelitian

.Variabel pada penelitian ini mencakup variabel dependen dan independen.

3.5.1.1 Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen disebut juga dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, variabel output, criteria atau konsekuen, dan menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel terikat atau variabel tidak bebas merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel sebab atau variabel bebas (Erlina, 2011:36). Variabel dependen untuk penelitian ini adalah audit report lag. Dimana variabel dependen disimbolkan dengan “Y”. Dalam hal ini audit report lag dihitung dari lama waktu penyelesaian audit mulai dari tanggal penutupan tahun buku hingga laporan auditor independen atas laporan keuangan auditor.

Audit report lag = tanggal laporan audit – tanggal laporan keuangan


(42)

3.5.1.2.Variabel Independen (X) 3.5.1.2.1 Opini Audit (X1)

Opini Audit adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independen atas laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan. Opini Audit dalam penelitian ini diukur dengan melihat jenis opini yang diberikan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2012.

Dalam penelitian ini pendapat auditor dibedakan menjadi dua kelompok dummy yaitu perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion diberi kode 0.

3.5.1.2.2Debt To Total Asset Ratio (X2)

Debt To Total Assetdigunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mencari debt to total asset ratio adalah:

Debt to total asset ratio = X 100 %

Total Aktiva Total Kewajiban


(43)

3.5.1.2.3 Earning Per Share (X3)

Earning per share atau laba per lembar saham digunakan untuk menganalisis tingkat profitabilitas perusahaan. Rumus yang digunakan untuk mencari earning per share adalah:

EPS =

3.5.1.2.4Ukuran Perusahaan (X4)

Ukuran Perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara. Ukuran perusahaan adalah yang diperiksa oleh KAP dan dihitung dengan menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan atau total aktiva perusahaan klien yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan akhir periode yang telah diaudit menggunakan log size. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap ukuran perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma natural dengan tujuan untuk menghaluskan besarnya angka dan menyamakan ukuran saat regresi.

Ukuran Perusahaan = In (total aktiva)

Average Number of common share Outstanding Net Income – Preferred


(44)

3.5.2 Defenisi Operasional Variabel Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan penlitian dan pengembangan hipotesis, maka variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat di identifikasikan dan diukur sebagai berikut:

Tabel 3.3 Defenisi Operasional Variabel yang

Diukur

Indikator Skala Sumber Data

Opini Audit (X1)

Kode 1 apabila menerima

unqualifiedopinion dan Kode 0 apabila menerima selain unqualified opinion

Nominal Laporan Auditor Independen

Debt to total asset ratio

(X2)

Total Liabialities dibagi total Asset

Rasio Laporan Keuangan

Earning Per Share (X3)

Net income dikurang Preferred dibagi averageNumber of common share Outstanding

Rasio Laporan Keuangan


(45)

Ukuran Perusahaan

(X4)

Logaritma natural total asset (LnTa)

Rasio Laporan Keuangan

Audit Report Lag (Y)

Tanggal laporan audit dikurang tanggal laporan keuangan

Rasio Laporan Keuangan

Auditan

3.6 Model Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif yaitu dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS for windows v.18. Ada dua jenis pengujian yang dapat dipakai dalam penelitian ini, yaitu uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Model penelitian diuji terlebih dahulu asumsi klasiknya untuk memastikan tidak adanya kesalahan yang akan membuat hasil penelitian menjadi tidak akurat.

3.6.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas berguna pada tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Uji normalitas berfungsi untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini


(46)

dilakukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumalh sampel kecil. Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual mengikuti berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memnuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Selain itu bisa juga melalui uji analisis statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistic Kolmogrov-Smirnov atau biasa disingkat K-S (Ghozali, 2008). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:

Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Bila sig > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data normal (Ho diterima), sebaliknya bila sig < 0,05 dengan α = 5%,

berarti distribusi data tidak normal (Ha diterima). Ditribusi yang melanggar asumsi normalitas dapat dijadikan menjadi bentuk normal dengan cara sebagai berikut transformasi data, trimming, atau winzorising.


(47)

3.6.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi liner berganda. Jika ada korelasi tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu (Sunjoyo dkk, 2013:65). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, jika diantara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.

2. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor (VIF), nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance< 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

Beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinearitas menurut Erlina (2011:104) adalah sebagai berikut:

a. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang tinggi.

b. Menambah jumlah observasi atau menambah ukuran sampel. c. Mentransformasikan data kedalam bentuk lain misalnya


(48)

d. Dalam tingkat lanjut dapat digunakan metode regresi bayessian yang masih jarang sekali digunakan.

3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas (Sunjoyo dkk, 2013:69). Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai predikasi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar yang digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Secara sederhana, analisis regresi adalah untuk melihat pengaruh


(49)

antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data observasi sebelumnya (Sunjoyo dkk, 2013:73). Uji autokorelasi hanya dilakukan pada data time series (runtut waktu) dan tidak diperlukan pada dara cross section seperti pada kuesioner dimana pengukuran dilakukan secara serempak dan bersamaan. Model regresi pada penelitian di Bursa Efek Indonesia yang periodenya lebih dari satu tahun biasanya memerlukan uji autokorelasi. Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Angka D-W di bawah -2 berarti ditemukan autokorelasi positif 2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada

ditemukan autokorelasi

3. Angka D-W di atas +2 berarti ada ditemukan autokorelasi negative

3.6.1.5Uji Hipotesa

Pengujian hipotesa dilakukan untuk menguji kemampuan variabel independen (opini audit, debt to total asset ratio¸earning per share dan ukuran perusahaan) dalam mempengaruhi variabel dependen yaitu audit report lag, dapat menggunakan alat analisa statistik berupa uji t dan uji F.


(50)

1. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara individu atau parsial variabel independen mempunyai pengaruh terhadap peringkat obligasi, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Dasar pengambilan keputusan adalah Ho ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikan t atau p value< 5%.

H1 : diuji dengan menggunakan uji-t, dalam hal ini adapun kriteria

yang digunakan adalah sebagai berikut : Ho diterima apabile t hitung < t table Ha diterima apabila t hitung > t table 2. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (opini audit, debt to total asset, earning per share dan ukuran perusahaan) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap audit report lag. Dasar pengambilan keputusan adalah: Ho akan ditolak atau Ha diterima jika nilai signifikan F<5%. Data analisis dengan model regresi berganda sebagai berikut:

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + e

Keterangan :

Y : Audit report lag X1 : Opini audit

X2 : Debt to total asset ratio X3 : Earning per share


(51)

X4 : Ukuran perusahaan

α : Konstanta

β1, β2, β3,β4, β5, β6,: Koefisien Regresi


(52)

BAB IV

ANALISI HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari internet melalui situs digunakan dalam penelitian adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 hingga tahun 2013. Metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18. Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan purposive sampling, berdasarkan criteria yang telah ditentukan menjadi sampel dalam penelitian ini selama periode tahun 2009-2013 sampel datanya sebanyak 110 (22 dikali 4).

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai niali minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), median, variance, serta stamdar deviasi data yang digunakan dalam penelitian. Dimana komponen-komponen statistik deskriptif dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata (mean) adalah jumlah seluruh angka pada data yang dibagi dengan jumlah data yang ada.


(53)

2. Median adalah nilai tengah data setelah data tersebut diurutkan dari angka terkcil ke angka tertinggi.

3. Rangeadalah selisih dari nilai tertinggi dengan nilai terendah dalam suatu kumpulan data.

4. Standard deviation adalah nilai simpangan baku. Semakin kecil nilainya, maka data yang digunakan mengelompokkan di sekitar nilai rata-rata. 5. Variance adalah jumlah selisih antara data dengan rata-rata dan kemudian

dengan jumlah data dikurangi 1(n-1) atau nilai kuadrat dari standard deviation.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation Variance

Opini Audit 110 1 0 1 .41 .494 .244

Debt to total asset ratio

110 .7787 .0143 .7930 .413270 .1648369 .027

Earning per share 110 848.34 .25 848.59 82.7156 132.71905 17614.345

Ukuran perusahaan 110 3.9679 6.3835 10.3514 8.276554 .9135262 .835

Audit report lag 110 331 20 351 76.85 33.640 1131.630

Valid N (listwise) 110

Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan penggambaran tentang data yang digunakan dalam penelitian ini:


(54)

2. Variabel opini audit, memiliki nilai minimum yaitu 0 dan nilai maksimum yaitu 1 dengan nilai rata-rata (mean) yaitu 0,41. Standard deviation variabel ini adalah 0,494 dan variance 0,244. Rentang nilai (range) senilai 1.

3. Variabel debt to total asset ratio, memiliki nilai minimum yaitu 0,143 dan nilai maksimum yaitu 0,7930 dengan nilai rata-rata (mean) yaitu 0,413270. Standard deviation variabel ini adalah 0,1648369 dan variance 0,27. Rentang nilai (range) senilai 0,7787.

4. Variabel earning per share, memiliki nilai minimum yaitu 0,25 dan nilai maksimum yaitu 848,59 dengan nilai rata-rata (mean) yaitu 82,7156. Standard deviation variabel ini adalah 132,71905 dan variance 17614,345. Rentang nilai (range) senilai 848,34.

5. Variabel ukuran perusahaan, memiliki nilai minimum yaitu 6,3835 dan nilai maksimum yaitu 10,3514 dengan nilai rata-rata (mean) yaitu 8,276554. Standard deviation variabel ini adalah 0,9135262 dan variance 0,835. Rentang nilai (range) senilai 3,9679.

6. Variabel audit report lag, memiliki nilai minimum yaitu 20 dan nilai maksimum yaitu 351 dengan nilai rata-rata (mean) yaitu 76,85. Standard deviation variabel ini adalah 33,640 dan variance 1131,630. Rentang nilai (range) senilai 331


(55)

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dapat dilakukan secara kasat mata yaitu dapat dilihat pada grafis histogram dan grafik PP Plots. Suatu data akan berdistribusi normal jika grafik histogram menyerupai bel yang menghadap ke atas. Hal ini bisa dilihat dalam tampilan grafik berikut ini:

Gambar 4.1

Uji Normalitas (1): Histogram Sebelum Transformasi Sumber diolah dengan SPSS, 2014


(56)

Gambar 4.2

Uji Normalitas (2): Grafik Normal PP Plot sebelum transformasi Sumber diolah dengan SPSS, 2014

Dengan melihat tampilan histogram pada gambar 4.1 dan grafik normal PP Plot pada gambar 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa grafik hiatogram pada distribusi yang melenceng ke kiri dan tidak normal. Pada grafik normal PP Plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran jauh dari garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model


(57)

regresi menyalahi model asumsi normalitas. Hasil uji Kolmogrov Smirnov pada tabel 4.2 menunjukkan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari signifikansi alpha 0,000 yang lebih kecil dari signifikansi alpha yang telah ditetapkan (0,05). Dengan demikian data dalam penelitian ini tidak terdistribusi normal.

Tabel 4.2

Uji Kolmogrov-Smirnov Sebelum Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 110

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 31.61597190

Most Extreme Differences Absolute .200

Positive .200

Negative -.135

Kolmogorov-Smirnov Z 2.094

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber diolah dengan SPSS, 2014

Karena data tidak terdistribusi normal, maka peneliti melakukan perbaikan agar model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini peneliti melakukan transformasi data terhadap variabel yang tidak


(58)

terdistribusi normal. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data yang tidak normal tersebut adalah:

Gambar 4.3

Uji Normalitas (1) : Histogram Setelah Transformasi Sumber Diolah dengan SPSS, 2014


(59)

Gambar 4.4

Uji Normalitas (2) : Grafik Normal PP Plot Setelah Transformasi Sumber Diolah dengan SPSS, 2014

Tabel 4.3

Uji Kolmogrov-Smirnov Setelah Transformasi Sumber Diolah dengan SPSS,2014

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual


(60)

N 100

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.52658374

Most Extreme Differences Absolute .122

Positive .122

Negative -.106

Kolmogorov-Smirnov Z 1.219

Asymp. Sig. (2-tailed) .102

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber Diolah dengan SPSS,2014

Dari grafik histogram pada gambar 4.3 dan grafik PP Plot pada gambar 4.4 diatas terlihat setelah dilakukan transformasi data, grafik histogram memperlihatkan pola distribusi yang normal, hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng ke kanan dan grafik normal PP Plot memperlihatkan titik-titik menyebar di sekitar atau mengikuti arah garis diagonal yang menunjukkan pola terdistribusi normal. Hasil uji Kolomogorov-Smirnov pada tabel 4.3 menunjukkan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,102 yang lebih besar dari signifikansi alpha yang telah ditetapkan (0,05). Dengan demikian, data pada penelitian ini terdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan Uji-t dan Uji-F karena 0,102 > 0,05 (Ha diterima).

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Untuk melihat ada tidaknya gejala multikolinearitas, peneliti melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat


(61)

kolinearitas yang masih dapat ditolerir yaitu : tolerance > 0,1 dan VIF (Variance Inflation Factor) < 10. Uji multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan VIF menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.4 berikut:

Tabel

Hasil Uji Nultikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Opini Audit .980 1.020

Debt to Total Asset Ratio .951 1.051

Earning Per Share .946 1.057

Ukuran Perusahaan .977 1.023

a. Dependent Variable: Audit Report Lag Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ini bebas dari adanya gejala multikolinearitas. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan nilai tolerance dan VIF. Masing-masing variabel independen yang digunakandalam penelitian ini memiliki tolerance yang lebih besar dari 0,1. Untuk opini audit memiliki nilai tolerance 0,980; debt to total asset ratio memiliki nilai tolerance 0,951; earning per share memiliki nilai tolerance 0,946; ukuran perusahaan memiliki nilai tolerance0,977. Dilihat


(62)

audit memiliki VIF 1,020;debt to total asset ratio memiliki VIF 1,051; earning per share memiliki VIF 1,057; ukuran perusahaan memiliki VIF 1,023. Kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel independennya.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Penguji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan dasar analitis sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada akan membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedasitisitas.

Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut ini:


(63)

Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014 Gambar 4.5 Grafik Scatterplot

Dari grafik scatterplot pada gambar 4.5 diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain mengindikasikan bahwa adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data penelitian lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini sehingga model ini layak untuk digunakan untuk melihat pengaruh opini audit, debt to total asset ratio, earning per share, ukuran


(64)

perusahaan terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.3.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang wakti berkaitan satu sama lainnya. Adanya autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan Uji Durbin-Watson dengan kriteria sebagai berikut:

1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada ditemukan autokorelasi positif 2. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada ditemukan

autokorelasi.

3. Angka D-W di atas +2 berarti ditemukan autokorelasi negatif. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Durbin-Watson

1 .409a .167 .132 1.558

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, sqrtX2, Opini Audit, Earning Per Share

b. Dependent Variable: Audit Report Lag Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014


(65)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson menunjukkan angka sebesar 1,558. Karena angka tersebut terletak diantara -2 dan +2 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi adanya autokorelasi dalam penelitian ini.

4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menggunakan analisis uji parsial (t-test) dan uji simultan (F-test).

4.4.1 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara parsial.

Berdasarkan tabel 4.6, dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara parsial dari masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut:

H1 : Opini audit ( ) berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.

Nilai t hitung variabel opini audit diperoleh sebesar -1,183 dan nilai signifikansi sebesar 0,240. Nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel yang


(66)

Tabel 4.6 Hasil Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 19.806 3.210 6.169 .000

Opini Audit -.379 .320 -.112 -1.183 .240

Debt to Total Asset Ratio .911 1.103 .079 .826 .411

Earning Per Share -.038 .428 -.233 -2.424 .017

Ukuran Perusahaan -11.216 3.379 -.314 -3.319 .001

a. Dependent Variable: Audit Report Lag Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014

telah ditetapkan atau -1,183 < 1,65936 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,240 lebih besar tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Sehingga H1ditolak dengan pengertian

bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad dkk (2013) di Iran, menguji apakah faktor ukuran perusahaan, earning per share, debt ratio, jenis industry, extraordinary item, dan opini audit mempengaruhi audit delay. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jenis Earning Per Share, Existence Of Extra-Ordinary, dan Industri berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay.


(67)

H2 : Debt to total asset (X2) berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI.

Nilai t hitung variabel debt to total asset diperoleh sebesar 0,826 dan nilai signifikansi sebesar 0,411. Nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel yang telah ditetapkan atau 0,826 <1,65936 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,411 lebih besaar tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Sehingga H2 ditolak dengan pengertian bahwa

debt to total asset tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deart dan Rustiana (2007) menunjukkan bahwa debt to total assets ratio tidak memiliki pengaruh terhadap audit report lag.

H3 : Earning per share (X3) berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung variabel earning per share diperoleh sebesar -2,424 dan nilai signifikansi sebesar 0,17. Nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel yang telah ditetapkan atau 2,424 >1,65936 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,017 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Sehingga H3 diterima

dengan pengertian bahwa earning per share berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohammad, dkk. (2013) melakukan penelitian dengan judul “Investigasi/Ánalisis Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Tehran Stock Exchange (TSE)”. Dengan


(68)

variabel independen Opini Audit, Debt Ratio, Earnings Per Share Changes, Existence Of Extra-Ordinary, Industri, dan Ukuran Perusahaan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Earning Per Share, Existence Of Extra-Ordinary, dan Industri berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay.

H4 : Ukuran perusahaan (X4) berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI. Nilai t hitung variabel ukuran perusahaan diperoleh sebesar -3,319 dan nilai signifikansi sebesar 0,001. Nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel yang telah ditetapkan atau 3,319>1,98260 dan nilai signifikansi untuk uji t yang diperoleh sebesar 0,001 lebih kecil dari tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Sehingga H4 diterima

dengan pengertian bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alvyra Nesia Indah Putri (2014) dengan judul penelitian “Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit report lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2008-2012”. Dengan variabel independen ukuran perusahaan, tingkat leverage, spesialisasi industri auditor, profitabilitas, dan klasifikasi industri. Variabel dependenAudit report laghasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, tingkat leverage, dan spesialisasi industri auditor berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Profitabilitas dan klasifikasi industri


(69)

menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap audit report lag.

Model regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Y = 19,806 – 0,379X1 + 0,911X2- 0,38X3- 11,216X4 + e Dimana:

Y : Audit report lag X1 : Opini audit

X2 : Debt to total asset

X3 : Earning per share

X4 : Ukuran perusahaan

A : Konstanta

E : Error (tingkat kesalahan)

Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda tersebut masing-masing-masing variabel menjelaskan bahwa:

1. Konstanta sebesar 19,806menyatakan bahwa apabila tidak ada variabel bebas maka nilai audit report lag sebesar 19,806.

2. Opini audit memiliki arah hubungan yang negatif sejauh 0,379. Dengan asumsi setiap kenaikan opini audit sebesar 1% akan menyebabkan penurunan pada audit report lag sebesar 0,379%, dan sebaliknya penurunan audit report lag sebesar 1% akan menyebabkan pula kenaikan pada audit report lag sebesar 0,379%.


(70)

3. Debt to total asset memiliki arah hubungan positif sejauh 0,911. Dengan asumsi setiap kenaikan debt to total asset ratio sebesar 1% akan menyebabkan peningkatan pada audit report lag sebesar 0,911% dan sebaliknya penurunan debt to total asset ratio sebesar 1% akan menyebabkan penurunan pada audit report lag sebesar 0,911%.

4. Earning per share memiliki hubungan negatif sejauh 0,38. Dengan asumsi setiap kenaikan earning per share sebesar 1% akan menyebabkan penurunan pada audit report lag sebesar 0,38% dan sebaliknya penurunan earning per share sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan pada audit report lag sebesar 0,38%.

5. Ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif sejauh 11,216. Dengan asumsi setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1% akan menyebabkan penurunan pada audit report lag sebesar 11,216% dan sebaliknya penurunan ukuran perusahaan sebesar 1% akan menyebabkan kenaikan pada audit report lag sebesar 11,216%.

4.4.2 Uji F

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki pengaruh secara bersama-sama ataupun simultan terhadap variabel terikat, apabila nilai signifikan yang diperoleh kurang dari 0,05


(71)

Tabel 4.7 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 46.262 4 11.566 4.762 .002a

Residual 230.715 95 2.429

Total 276.977 99

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, sqrtX2, Opini Audit, Earning Per Share

b. Dependent Variable: Audit Report Lag

Sumber: Diolah dengan SPSS, 2014

H5 : Opini audit (X1), debt to total asset ratio (X2), earning per share (X3) dan ukuran perusahaan (X4) berpengaruh secara bersama-sama terhadap audit report lag yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Uji F pada tabel anova diperoleh nilai F sebesar 4,762 dan nilai signifikansi sebesar 0,002 yaitu lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa opini audit, debt to total asset ratio, earning per share, ukuran perusahaan berpengaruh secara bersama-sama terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka H5 diterima karena didukung oleh data dan


(72)

4.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi ini terletak diantara nol dan satu.

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .409a .167 .132 1.55839

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, sqrtX2, Opini Audit, Earning Per Share

b. Dependent Variable: Audit Report Lag

Sumber: Diolah dengan SPSS,2014

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa tidak terjadi korelasi atau hubungan yang signifikan antara opini audit, debt to total asset, earning per share, ukuran perusahaan sebagai variabel independen dan audit report lag sebagai variabel dependen. Hal ini terlihat dari nilai R sebesar 0,409 atau 40,09%. Nilai adjusted R Square diperoleh sebesar 0,132 yang berarti 13,20% variasi atau perubahan dalam audit report lag dapat dijelaskan oleh opini audit, debt to total asset ratio, earning per share, ukuran perusahaan. Sisanya sebesar 86,80% dijelaskan oleh variabel lain seperti


(73)

ukuran KAP, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estateyang terdaftar di BEI. Hal ini dapat dilihat dari t-test pada tabel 4.6, dimana nilai t hitung variabel earning per share diperoleh sebesar 2,424 dan nilai signifikansinya sebesar 0,17; variabel ukuran perusahaan diperoleh nilai t hitung sebesar 3,319 dan nilai signifikansinya sebesar 0,001. Sedangkan variabel opini audit dan debt to total asset ratiosecara parsial tidak berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estateyang terdaftar di BEI. Hal ini dapat dilihat dari t-test pada tabel 4.6, dimana nilai t hitung variabel opini audit diperoleh sebesar -0,183 dan nilai signifikansiya sebesar 0,240; nilai t hitung variabel debt to total asset ratio diperoleh sebesar 0,826 dan nilai signifikansinya 0,411.

Berdasarkan Uji F dapat dilihat pada tabel 4.7 diperoleh nilai F sebsar 4,762 dan nilai signifikansi sebesar 0,002 yaitu lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel opini audit, debt to total asset ratio, earning per share, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan secara bersama-sama atau simultan terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dilihat dari tabel 4.8 diperoleh nilai R sebesar 0,409 atau 40.09% yang lebih kecil dari 50%, nilai adjusted R Square diperoleh sebesar 0,132 yang berarti


(74)

dalam penelitian ini variabel opini audit, debt to total asset ratio, earning per share, dan ukuran perusahaan dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag pada perusahaan property dan real estate hanya sebesar 13,20% sedangkan sisanya 86,80%dijelaskan oleh variabel lain seperti ukuran KAP, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.


(1)

(2)

(3)

Lampiran 10

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Opini Audit .980 1.020

Debt to Total Asset Ratio .951 1.051

Earning Per Share .946 1.057

Ukuran Perusahaan .977 1.023


(4)

Hasil Uji Heterosskedastisitas

Lampiran 12

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square Durbin-Watson

1 .409a .167 .132 1.558

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, sqrtX2, Opini Audit, Earning Per Share


(5)

Lampiran 13

Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 19.806 3.210 6.169 .000

Opini Audit -.379 .320 -.112 -1.183 .240

Debt to Total Asset Ratio .911 1.103 .079 .826 .411

Earning Per Share -.038 .428 -.233 -2.424 .017

Ukuran Perusahaan -11.216 3.379 -.314 -3.319 .001

a. Dependent Variable: Audit Report Lag

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 46.262 4 11.566 4.762 .002a

Residual 230.715 95 2.429


(6)

1 Regression 46.262 4 11.566 4.762 .002a

Residual 230.715 95 2.429

Total 276.977 99

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, sqrtX2, Opini Audit, Earning Per Share b. Dependent Variable: Audit Report Lag

Lampiran 14

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .409a .167 .132 1.55839

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, sqrtX2, Opini Audit, Earning Per Share b. Dependent Variable: Audit Report Lag


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 4 72

Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan dan Debt to Total Asset ratio Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012

0 8 88

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 10

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 7

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 5

Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan dan Debt to Total Asset ratio Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012

0 0 10

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 13

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9