9
4. Aset Tidak Berwujud Aset tidak berwujud adalah aset tetap yang tidak berwujud yang
memberikan hak ekonomi dan hukum kepada pemiliknya. Aset tidak berwujud dapat berbentuk seperti goodwill, hak paten, hak cipta, franchise, merk dagang.
5. Aset Lain-Lain Aset lain-lain menggambarkan pos-pos yang tidak dapat secara layak
digolongkan ke dalam aset lancar, aset tetap, investaspenyertaan, maupun aset tidak berwujud.
2.2 Total Assets Turn Over TATO
Menurut Kasmir 2008:185 Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan
dan jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh
aktiva untuk menghasilkan penjualan selama satu periode tertentu. Menurut Mamduh M. Hanafi 2003:81 “Rasio ini mengukur sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan efektifitas penggunaan total aset”.
Perputaran total aset menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aset untuk menciptakan penjualan dan
mendapatkan laba. Sugiyarso dan Winami 2005:117 mengungkapkan dengan demikian perputaran total aset dapat dicari dengan membagi penjualan dengan
total aset.
Universitas Sumatera Utara
10
Menurut Horne dan Wachowicz 2005:222 Total Asset Turnover menunjukkan efisiensi relatif penggunaan total aset perusahaan untuk
menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio total asset turnover berarti semakin efisiensi penggunaan keseluruhan aset di dalam menghasilkan penjualan.
Wild, at al, 1997 mengungkapkan total assets turnover merupakan rasio yang digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam mengahsilkan
penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin tinggi pula penjualan yang dihasilkan serta semakin besar keefektifan penggunaan aktiva suatu perusahaan.
TATO dihitung dengan cara membandingkan penjualan bersih selama satu periode dengan rata-rata total aktiva pada periode tersebut.
Sehingga untuk menghitung Total Assets Turn Over digunakan rumus sebagai berikut :
2.3 Debt To Equity Ratio DER
Kasmir 2008:166 menyebutkan bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang diukur dari perbandingan antara total utang dengan ekuitas modal
sendiri. Rasio ini berguna untuk mengetahui perbandingan jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini
berfungsi untuk mengukur sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar.
Universitas Sumatera Utara
11
Debt to Equity Ratio DER termasuk bagian dari rasio Laverage. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
panjangnya. Rasio laverage dapat dihitung berdasarkan informasi dari neraca, yaitu dari pos-pos aktiva dan pos-pos hutang.
Menurut Slamet 2003:35 DER adalah perbandingan antara total utang dengan total modal. DER digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang
terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan Ang, 1997. Rasio ini juga menunjukkan pentingnya dana dari sumber modal pinjaman relative
importance of borrowed fund dan tingkat keamanan yang dimilki kreditor. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan
untuk membiayai aktiva perusahaan Slamet, 2003:35. Dari keterangan para ahli diatas Debt to Equity Ratio dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Bagi kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena semakin besar risiko yang harus ditanggung atas kegagalan yang mungkin
terjadi di perusahaan. Namun, bagi investor maupun perusahaan, semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan karena menurut Brigham dan Houston
2001:84, “pendanaan dengan utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas
dan risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditor”.
Universitas Sumatera Utara
12
2.4 Debt To Asset Ratio DAR