Uji Asumsi Klasik Analisis Hasil Penelitian .1 Statistik Deskriptif

39 Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa : 1. Nilai minimum total asset turnover adalah 0.02, nilai maksimum 0.49, nilai rata-rata adalah 0.2101, dengan deviasi standar sebesar 0.12406 dan jumlah data yang ada sebanyak 75. 2. Nilai minimum debt to equity ratio adalah 0.05, nilai maksimum 2.20, nilai rata-rata adalah 0.8295, dengan deviasi standar sebesar 0.57821 dan jumlah data yang ada sebanyak 75. 3. Nilai minimum debt to asset ratio adalah 0.04, nilai maksimum 0.68, nilai rata-rata adalah 0.3908, dengan deviasi standar sebesar 0.18618 dan jumlah data yang ada sebanyak 75. 4. Nilai minimum return on asset adalah -0.11, nilai maksimum 0.14, nilai rata-rata adalah 0.0395, dengan deviasi standar sebesar 0.04541 dan jumlah data yang ada sebanyak 75.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Analisa dilakukan dengan metode analisa regresi linier berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian ini sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas serta autokorelasi. Universitas Sumatera Utara 40

4.2.2.1 Uji Normalitas

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis statistik dan grafik. a. Analisis Statistik Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov 1 sampel KS dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 75 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation . 03579929 Most Extreme Differences Absolute .111 Positive .075 Negative -.111 Kolmogorov-Smirnov Z .960 Asymp. Sig. 2-tailed .315 Universitas Sumatera Utara 41 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Diolah dari SPSS, 2012 Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menunjukkan probabilitas sebesar 0.315. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0.315 0.05.

b. Analisis Grafik

Pengujian normalitas data dengan hanya melakukan uji statistik tidak dapat diambil suatu keputusan yang konkret, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan grafik agar lebih meyakinkan. Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistibusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar disekitar garis diagonal. Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik. Universitas Sumatera Utara 42 Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas Sumber : Diolah dari SPSS, 2012 Universitas Sumatera Utara 43 Gambar 4.2 Normal P-Plot Uji Normalitas Sumber : Diolah dari SPSS, 2012 Dengan melihat tampilan grafik histogram, dapat dilihat bahwa gambarnya telah berbentuk lonceng dan tidak menceng ke kanan atau ke kiri yang menunjukkan bahwa data telah berdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan tidak jauh dari garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas. Dari hasil pengujian normalitas diatas baik dari segi analisis statistik maupun analisis grafik keduanya menunjukkan hasil yang sama Universitas Sumatera Utara 44 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data yang terdapat dalam penelitian ini telah berdistribusi secara normal.

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Menurut Ghozali 2005:105 “uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedasitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedasitas adalah dengan melihat grafik scatterplott yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 17. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali 2005:105 adalah sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, seperti titi-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka 0 dan y, maka tidak heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 45 Gambar 4.3 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Sumber : Diolah dari SPSS, 2012 Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplott diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regeresi sehingga model regresi penelitian ini layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 46

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan terhadap ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut : a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif. b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .615 a .379 .352 .03655 1.875 a. Predictors: Constant, tato, der, dar b. Dependent Variable: roa Sumber : Diolah dari SPSS, 2012 Tabel tersebut memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.875 dimana angka tersebut terletak diantara -2 sampai +2, dari pengamatan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 47

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah model regeresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regeresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas, karena jika hal tersebut terjadi maka varaiabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Untuk melakukan pengujian apakah terdapat multikolinearitas atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.01 atau sama dengan VIF10. Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .012 .013 .927 .357 TATO .255 .040 .695 6.384 .000 .737 1.356 DER .025 .024 .315 1.015 .313 .911 1.015 DAR -.118 .079 -.485 -1.491 .140 .833 2.069 Universitas Sumatera Utara 48 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .012 .013 .927 .357 TATO .255 .040 .695 6.384 .000 .737 1.356 DER .025 .024 .315 1.015 .313 .911 1.015 DAR -.118 .079 -.485 -1.491 .140 .833 2.069 a. Dependent Variable: roa Sumber : Diolah dari SPSS, 2012 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa : a. Total Asset Turn Over memiliki nilai VIF sebesar 1.356 atau tidak 10 dan nilai tolerance sebesar 0.737 atau tidak 0.1. Dari kedua nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel total asset turnover bebas dari adanya multikolinearitas. b. Debt to Equity Ratio memiliki nilai VIF sebesar 1.015 atau tidak 10 dan nilai tolerance sebesar 0.911 atau tidak 0.1. Dari kedua nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel debt to equity ratio bebas dari adanya multikolinearitas. c. Debt to Asset Ratio memiliki nilai VIF sebesar 2,069 atau tidak 10 dan nilai tolerance sebesar 0.833 atau tidak 0.1. Dari kedua nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel debt to asset ratio bebas dari adanya multikolinearitas. Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF10 dan tidak ada yang Universitas Sumatera Utara 49 memiliki tolerance 0.1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas.

4.3 Pengujian Hipotesis

4.3.1 Uji F Statistik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Asset Ratio, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Return on Asset pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

2 73 74

Analisis Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 117 80

Pengaruh Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 64 99

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 74 95

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 49 97

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 68 87

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Invetment Debitur terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan

7 109 84

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63

Pengaruh Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset - Pengaruh Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17