14
2.3. Pendekatan Inquiry
2.3.1. Pengertian Pendekatan Inquiry Menurut Suyanti 2010, yang menyatakan inquiry adalah suatu proses
untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau percobaan untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap
pertanyaan atau rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu. Menurut Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono 2006 pendekatan inquiry merupakan
pengajaran yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai. Dalam pendekatan inquiry, siswa
dirancang untuk terlibat dalam melakukan inquiry. Pendekatan inquiry merupakan pengajaran yang terpusat pada siswa. Hasan Nurdin, 2010 mengemukakan
secara umum, inquiry merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan- kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi
buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau
eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.
Berdasarkan pemahaman yang disampaikan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa secara umum, inquiry merupakan suatu proses untuk
memperoleh informasi melalui observasi atau eksperimen untuk memecahkan suatu masalah.
15
2.3.2.
Tujuan Pendekatan Inquiry Tujuan utama pendekatan inquiry menurut Wina Sanjaya 2007 adalah
menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan
berpikir dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan
dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.
2.3.3. Ciri Pendekatan Inquiry Tiga ciri utama dalam Wina Sanjaya 2007 inquiry adalah:
a. Pendekatan inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal.
Artinya inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses bimbingan, siswa tidak hanya berperan sebagai materi melalui penjelasan guru
secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi tersebut.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menambahkan sikap percaya diri self belief. Dalam proses
pendekatan inquiry, menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran
biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa.
c. Tujuan dari penggunaan inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir
secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Dalam pendekatan inquiry, siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang
dimilikinya. Siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya jika siswa bisa menguasai materi tersebut.
2.3.4. Syarat Pelaksanaan Inquiry Menurut Nana Sudjana 2000, pendekatan inquiry dapat dilaksanakan
dalam proses bimbingan klasikal apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a.
Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas persoalan bersumber dari materi yang menantang siswa atau
problematik dan sesuai dengan daya nalar siswa. b.
Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.
16 c.
Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup. d.
Adannya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, dan berdiskusi. e.
Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar. f.
Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.
2.3.5. Tahapan Pendekatan Inquiry Pendekatan inquiry memiliki aspek-aspek yang khas yang membedakan
dengan pendekatan lain. Berikut ini tahapan-tahapan pendekatan inquiry: Tahapan inquiry menurut Wina Sanjaya 2007 adalah:
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. b.
Merumuskan masalah Merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
c. Merumuskan hipotesis
Cara yang dapat digunakan guru untuk mengembangkan kemampuan merumuskan hipotesis pada siswa adalah dengan mengajukan berbagai
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau memperkirakan kemungkinan jawaban dari suatu
permasalahan yang dikaji.
d. Mengumpulkan data.
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses pengumpulan data
bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
e. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. f.
Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukan pada siswa data mana yang
relevan.
17 Secara sistematis menurut Nana Sudjana 2006 langkah-langkah kegiatan
menemukan inquiry dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Merumuskan masalah.
b. Mengamati atau melakukan observasi. 1. Membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung.
2. Mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau objek yang diamati.
c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya.
d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau audiens yang lain.
1. Karya siswa disampaikan teman sekelas atau kepada orang banyak untuk mendapatkan masukan.
2. Bertanya jawab dengan teman. 3. Memunculkan ide-ide baru.
4. Melakukan refleksi.
e. Menempelkan gambar, karya tulis, peta, dan sejenisnya di dinding kelas, dinding sekolah, majalah dinding, majalah sekolah, dan sebagainya.
2.3.6. Karakteristik Inquiry Pada Anak Didik
Di dalam http:dita8.wordpress.comtagkonsep dituliskan sifat-sifat yang ingin dimunculkan dari para siswa dalam lingkungan IBL ini, menurut Neil
Postman dan Charles Weingartner, adalah: a.
Percaya diri terhadap kemampuan belajarnya. b.
Senang saat berusaha memecahkan masalah. c.
Percaya pada penilaian sendiri dan tidak sekedar bergantung pada penilaian orang lain maupun lingkungan.
d. Tidak takut menjadi salah.
e. Tidak ragu dalam menjawab.
f. Fleksibilitas pandangan.
g. Menghargai fakta dan mampu membedakan antara fakta dan opini.
18
2.4. Teknik Home Room