Batik Tulis Jenis Batik

menyusun batik adalah sebagai berikut: a. Motif utama, merupakan unsur pokok pola, berupa gambar-gambar tertentu. Dikarenakan menjadi unsur pokok, maka disebut pula denegan ornamen pokok. b. Motif pelengkap atau pengisi, merupakan pola berupa gambar-gambar yang dibuat untuk mengisi bidang. Bentuk motif pengisi lebih kecil dan tidak turut membentuk arti atau jiwa pola tersebut. Hal seperti ini disebut dengan ornamen pengisi atau pelengkap. Asti Musman dan Arini 2011:5 menjelaskan, bahwa pada awal keberadaannya, motif batik terbentuk dari simbol-simbol yang bermakna, yang bernuansa tradisional Jawa, Islami, Hinduisme, dan Budhisme. Dalam perkembangannya, batik kemudian diperkaya oleh nuansa budaya lainnya. Pada dasarnya makna dari batik adalah kelembutan, kedamaian, dan toleransi. Melalui batik, pintu bagi masuknya kebudayaan-kebudayaan lain akan terbuka. Itulah yang merupakan kedigdayaan budaya batik sehingga mampu bertahan hidup dan berkembang sehingga dapat menembus batas-batas kedaerahan, menjadi identitas nasional, dan menjadi bagian dari budaya dunia. Menurut Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam buku Batik : Warisan Adiluhung Nusantara Asti Musman dan Arini, 2011:6, pada masa silam setiap motif batik memiliki makna untuk menandai peristiwa penting dalam kehidupan manusia Jawa, misalnya batik corak truntum cocok untuk upacara ijab atau midodareni. Terdapat semacam larangan mengenakan kain parang rusak, agar terhindar dari pernikahan yang rusak. Dengan menggunakan kain motif sidoluhur atau sidomukti, para orang tua berharap anaknya nanti menjadi orang terpandang. Kecintaan budaya batik terhadap kebinekaan merupakan refleksi dari sikap budaya masyarakat Mataram-Surakarta-Yogyakarta. Motif batik tradisional dikatakan sebagai kreasi seni, dan masyarakat luas mengakuinya. Nyi Kuhardjanti 2011:7 dalam buku Batik : Warisan Adiluhung Nusantara mengatakan bahwa karya seni merupakan simpulan dari berbagai ajaran tentang seni zaman Yunani Kuno hingga masa kini. Karya seni sendiri merupakan suatu kreasi yang melibatkan cipta, rasa, dan karsa manusia, merupakan ekspresi manusia menyangkut rasa, emosi, cita-cita, harapan, gagasan, khayalan, serta pengalamannya, yang divisualisasikan pada suatu media. Dalam hal batik, medianya adalah kain. Motif batik tradisional mempunyai ciri-ciri antara lain adalah bentuknya abstrak, yakni bentuk natural atau alami ke bentuk deformatif dengan teknik distorsi atau stilasi. Selain itu, ada juga bentuk figuratif yang perubahannya disesuaikan dengan konsep-konsep pandangan hidup seseorang.

b. Pola

Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Tim Penyusun, 2002: 857 memiliki arti 1. gambar yang dipakai untuk contoh batik, 2. corak batik atau tenun, 3. kertas yang dipakai sebagai contoh membuat baju dan sebagainya. Didalam selembar kain batikpun tidak akan terlepas dari pola. Drs. Hamzuri 1994 : 11 menjelaskan bahwa pola batik merupakan suatu motif batik dalam kain mori sebagai contoh motif batik yang akan dibuat. Asti Musman dan Arini 2011:8 mengemukakan bahwa