Evaluasi Kinerja BUMN a. Teori Evaluasi

membangun standar kinerja terlebih dahulu. Kriteria standar kinerja harus jelas dan objektif, jangan memihak dan tidak pilih kasih. Setelah standar kinerja tersebut ditentukan, langkah selanjutnya adalah mengukur kinerja yang sebenarnya telah dilakukan. Standar kinerja yang telah ditentukan, digunakan untuk dibandingkan dengan kinerja sebenarnya. Selanjutnya, dari hasil membandingkan kinerja yang telah dilakukan dengan standar kinerja, akan tercermin bagaimana kinerja organisasi tersebut. Apabila kinerja yang telah dilakukan lebih buruk dari standar kinerja, berarti perlu adanya umpan balik bagi organisasi untuk memperbaiki kinerjanya. Menurut Darsono dan Ashari 2005: 27, kinerja perusahaan adalah gambaran posisi keuangan perusahaan dan menunjukkan hasil usaha selama periode tertentu, yang diperoleh dengan melakukan analisa laporan keuangan. Untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap tingkat kesehatan perusahaan. Berdasarkan beberapa pengertian kinerja di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu hasil yang telah dicapai dari perusahaan dan mencerminkan kondisi perusahaan pada kurun waktu tertentu. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan adalah dengan menganalisis tingkat kinerja keuangan perusahaan. Tingkat kinerja perusahaan merupakan kondisi atau keadaan perusahaan yang dinyatakan dengan keadaan sehat, kurang sehat, atau tidak sehat.

c. Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN

Penilaian tingkat kesehatan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen untuk mengetahui kinerja perusahaan. Penilaian tingkat kesehatan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan pada tiap-tiap bagian yang telah diberikan wewenang dan tanggungjawab untuk menentukan perlu tidaknya suatu kebijakan atau prosedur yang baru untuk memperbaiki tiap bagian, proses atau produksi dalam perusahaan tersebut agar mencapai hasil yang lebih baik pada periode yang akan datang. Penilaian tingkat kesehatan BUMN tersebut berlaku bagi seluruh BUMN non jasa keuangan yang diatur dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No: KEP-100MBU2002. Penilaian tingkat kesehatan BUMN yang bergerak dibidang non jasa keuangan dibedakan antara BUMN yang bergerak dalam bidang infrastruktur dan BUMN yang bergerak dalam bidang non infrastruktur. Sementara itu BUMN jasa keuangan adalah BUMN yang bergerak dalam bidang usaha perbankan, asuransi, jasa pembiayaan dan jasa penjaminan. BUMN infrastruktur adalah BUMN yang kegiatannya menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat luas, yang bidang usahanya meliputi: 1 Pembangkitan, transmisi atau pendistribusian tenaga listrik. 2 Pengadaan dan atau pengoperasian sarana pendukung pelayanan angkutan barang atau penumpang baik laut, udara atau kereta api. 3 Jalan dan jembatan tol, dermaga, pelabuhan laut atau sungai atau danau, lapangan terbang dan bandara. 4 Bendungan dan irigasi. BUMN non infrastruktur adalah BUMN yang bidang usahanya diluar bidang di atas. Perusahaan bidang konstruksi termasuk dalam perusahaan BUMN non infrastruktur. Dengan dikeluarkannya peraturan baru pada tahun 2002, maka Keputusan Menteri Keuangan Nomor 198KMK.0161998 dan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep.215M- BUMN1999 tentang Penilaian Tingkat Kinerja Badan Usaha Milik Negara dinyatakan tidak berlaku lagi. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100MBU2002, maka ditentukan bobot yang berbeda antara BUMN infrastruktur dan BUMN non infrastruktur dalam menilai keberhasilan BUMN pada aspek keuangan. Bobot untuk aspek keuangan pada BUMN non infrastruktur adalah 70, sedangkan bobot pada BUMN infrastruktur adalah 50. Tentang Penilaian tingkat kesehatan BUMN, digolongkan menjadi: 1 Sehat, yang terdiri dari: AAA apabila total skor TS 95 AA apabila 80 TS ≤ 95 A apabila 65 TS ≤ 80 2 Kurang sehat, yang terdiri dari: BBB apabila 50 TS ≤ 65 BB apabila 40 TS ≤ 50 B apabila 30 TS ≤ 40 3 Tidak sehat, yang terdiri dari: CCC apabila 20 TS ≤ 30 CC apabila 10 TS ≤ 20 C apabila TS ≤ 10 Tingkat kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja perusahaan, salah satunya adalah kinerja keuangan perusahaan yang meliputi penilaian: 1 Aspek keuangan Aspek keuangan yaitu penilaian kinerja dengan menggunakan analisis rasio keuangan seperti ditetapkan oleh Kementerian BUMN. Bobot untuk aspek keuangan pada BUMN non infrastruktur adalah 70, sedangkan indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100MBU2002 non infrastruktur yang meliputi: a Imbalan Kepada Pemegang Saham Return On Equity ROE Menurut Jumingan 2006: 229, ROE adalah rasio perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan modal

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

9 37 149

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009 2013

2 7 96

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT RETURN SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013

0 2 18

ANALISIS KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGANPADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Analisis Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Semen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015.

0 2 42

PENDAHULUAN Analisis Keuangan Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Semen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015.

0 2 8

ANALISIS RASIO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR Analisis Rasio Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

0 2 14

PENDAHULUAN Analisis Rasio Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

0 3 7

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 3 15

PENDAHULUAN Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 4 7

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Perusahaan Telekomunikasi Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Telekomunikasi Swasta yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013.

0 0 23