Risiko saham secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sistematis systematic risk dan risiko tidak sistematis unsystematic risk. Risiko investasi
yang dapat dihindari melalui diversifikasi saham dengan membentuk portofolio optimal adalah risiko tidak sistematis, sedangkan risiko sistematis yang tidak
dapat dihindari yaitu faktor-faktor makro yang dapat memengaruhi pasar secara keseluruhan seperti keadaan ekonomi dan politik Brigham and Daves, 2004.
Penentuan portofolio yang optimal merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kalangan investor institusional maupun investor individual. Portofolio yang
optimal akan menghasilkan return yang optimal dengan risiko moderat yang dapat dipertanggungjawabkan. Masalah yang sering terjadi adalah investor
berhadapan dengan ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi portofolio pilihannya. Sudah pasti jawabannya adalah
tergantung preferensi risiko masing-masing investor itu sendiri. Para investor berhadapan dengan banyak kombinasi saham dalam portofolio. Pada akhirnya
harus mengambil keputusan portofolio mana yang akan dipilih oleh investor. Seorang investor yang rasional, tentu akan memilih portofolio yang optimal
Hartono, 2003. Untuk membentuk portofolio yang optimal, investor harus menentukan
portofolio yang efisien terlebih dahulu. Portofolio efisien adalah portofolio yang menghasilkan tingkat return maksimal dengan risiko tertentu, atau tingkat return
tertentu dengan risiko minimal. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seseorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan
portofolio yang efisien Tandelilin, 2001.
Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur perhitungan melalui sejumlah data sebagai input tentang struktur portofolio. Salah satu teknik
analisis portofolio optimal yang dilakukan oleh Elton dan Gruber 1995, adalah menggunakan model single index. Analisis atas sekuritas dilakukan dengan
membandingkan excess return to beta ERB dengan cut-off rate-nya Ci dari masing-masing saham. Saham yang memiliki ERB lebih besar dari Ci dijadikan
kandidat portofolio, sedang sebaliknya yaitu Ci lebih besar dari ERB tidak diikutkan dalam portofolio. Penentuan portofolio optimal saham model single
index didasari oleh model Naive Diversification dan model Markowitz. Naive Diversification merupakan metode tradisional yang berarti menyebarkan risiko
kebeberapa aktiva. Model Markowitz dimulai dari data historis atas saham individual yang dijadikan input, dan dianalisis untuk menjadikan keluaran yang
menggambarkan kinerja setiap portofolio, apakah tergolong portofolio optimal atau sebaliknya. Ukuran yang dipakai pada portofolio model Markowitz adalah
koefisien korelasi yang menunjukkan hubungan pergerakan antara dua variabel relatif terhadap masing-masing standar deviasinya.
Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara dapat
digunakan untuk melihat perkembangan industri secara keseluruhan di negara tersebut. Perkembangan ini dapat dilihat dari kualitas produk yang dihasilkan
maupun kinerjanya secara menyeluruh. Perusahaan manufaktur di Indonesia sejauh ini menunjukkan perkembangan yang memuaskan sehingga banyak
investor yang tertarik untuk berinvestasi pada Perusahaan Manufaktur. Hingga
saat ini perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mempunyai tiga sektor utama yang meliputi dua puluh sub sektor di dalamnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini bermaksud menjawab permasalahan yaitu dengan melakukan perhitungan untuk menentukan
portofolio optimal saham dengan metode single index, dengan menguji return dan risiko antara saham yang masuk dalam kandidat dan tidak masuk kandidat
portofolio, sehingga peneliti memilih judul “Penentuan Portofolio Saham
Optimal Dengan Metode Single Index Sebagai Dasar Penetapan Investasi Saham Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2010-2014 ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa pokok permasalahan yaitu:
1. Kemampuan analisis investor yang terbatas dalam menganalisis portofolio
optimal saham pada Perusahaan Manufaktur. 2.
Banyaknya kombinasi saham dalam portofolio, sehingga berpengaruh pada preferensi risiko investor tersebut.
3. Sulitnya penaksiran risiko yang akan dihadapi oleh investor.
4. Keterbatasan model Naive Diversification dan model Markowitz dalam
pembentukan portofolio optimal serta periode yang relatif singkat menyebabkan hasil yang tidak maksimal.
5. Model Markowitz yang rumit karena melibatkan banyak varian dan kovarian
dalam menghitung risiko portofolio, sehingga perlu disederhanakan menggunakan model single index.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah penggunaan metode single index
dalam membentuk portofolio saham optimal yang terdiri dari saham efisien yang memberikan return maksimal dengan risiko tertentu, atau return tertentu dengan
risiko minimal.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang diuraikan di atas, maka diperoleh perumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana komposisi portofolio optimal saham menurut metode single
index? 2.
Berapa besarnya proporsi dana yang harus diinvestasikan pada masing- masing saham?
3. Berapa besarnya return dan risiko dari portofolio optimal saham?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui komposisi portofolio saham optimal menurut metode single index.
2. Mengetahui besarnya proporsi dana yang harus diinvestasikan pada masing-
masing saham.
F. Kegunaan Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi: 1.
Investor dan calon investor: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para
investor untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam membentuk portofolio optimal saham sehingga para investor dan calon
investor dapat memilih alternatif investasi terbaik. 2.
Akademisi: a.
Sebagai sarana informasi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang investasi dan portofolio optimal saham.
b. Sebagai referensi penelitian yang relevan untuk penelitian selanjutnya.
3. Peneliti:
a. Untuk memperdalam pengalaman dan pengetahuan peneliti dibidang
keuangan khususnya mengenai investasi saham. b.
Sebagai implementasi atas teori yang telah didapatkan selama masa sperkuliahan dan menambah wawasan dibidang bisnis.
10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teoritis
1. Investasi
Investasi pada hakikatnya adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang Tandelilin, 2001. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan
memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen dimasa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko
yang terkait dengan investasi tersebut. Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut investor. Investor pada
umumnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual dan investor institusional. Investor individual terdiri dari individu-individu
yang melakukan aktivitas investasi, sedangkan investor institusional biasanya
terdiri dari
perusahaan-perusahaan asuransi,
lembaga penyimpanan dana bank dan lembaga simpan pinjam, lembaga dana
pensiun, maupun perusahaan investasi. Investasi juga mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan
investor. Kesejahteraan dalam konteks investasi berarti kesejahteraan yang bersifat moneter. Kesejahteraan moneter dapat ditunjukkan oleh
penjumlahan pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat ini present value pendapatan dimasa datang.
Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan on going process. Proses keputusan investasi terdiri
dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik Tandelilin, 2001. Lima tahap tersebut
yaitu terdiri sebagai berikut:
a. Penentuan tujuan investasi
Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah menentukan tujuan investasi yang dilakukan. Tujuan investasi masing-
masing investor dapat berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.
b. Penentuan kebijakan investasi
Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai
dengan penentuan keputusan alokasi aset asset allocation decision. Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada
berbagai kelas-kelas aset yang tersedia saham, obligasi, real estate ataupun sekuritas luar negeri. Investor juga harus memperhatikan
berbagai batasan yang memengaruhi kebijakan investasi seperti seberapa besar dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana
tersebut serta beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung. c.
Pemilihan strategi portofolio Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap
sebelumnya. Ada dua strategi portofolio yang dapat dipilih, yaitu