Food and Agriculture Organization FAO Pikiran Rakyat, 2010. Selain faktor budaya, rendahnya
konsumsi sayuran dikarenakan belum munculnya kesadaran
yang masif
di masyarakat
untuk mengkonsumsi sayuran agar menyehatkan tubuh.
Menu utama masih didominasi nasi Kompas, 2011.
6. Konsumsi Lemak
Bila mengkonsumsi makanan berlemak, maka didalam usus makanan tersebut akan diubah menjadi kolesterol.
Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya ateroklerosis yaitu suatu kondisi dimana kolesterol
menumpuk di
dinding pembuluh
darah arteri.
Pembentukan ateroklerosis diawali dengan rusaknya pembuluh darah. Setelah pembuluh darah rusak, maka
kolesterol yang dibawa LDL terperangkap pada dinding
pembuluh darah tersebut dalam waktu bertahun-tahun
Maka terjadilah pembentukan plak sehingga pembuluh darah makin sempit dan elastisitasnya berkurang
Cahyono, 2008.
Kandungan lemak yang dapat mengganggu kesehatan jika jumlahnya berlebih lainnya adalah: kolesterol,
trigliserida, low density lipoprotein LDL Almatsier, 2006. Secara umum, asam lemak jenuh cenderung
meningkatkan kolesterol darah, 25-60 lemak yang berasal dari hewani dan produknya merupakan asam
lemak jenuh. Setiap peningkatan 1 energi dari asam
lemak jenuh, diperkirakan akan meningkatkan 2.7 mgdL kolesterol darah, akan tetapi hal ini tidak terjadi
pada semua orang. Lemak jenuh terutama berasal dari
minyak kelapa, santan dan semua minyak lain seperti
minyak jagung, minyak kedelai yang mendapat pemanasan tinggi atau dipanaskan berulang-ulang.
Kelebihan lemak
jenuh akan
menyebabkan
peningkatan kadar LDL kolesterol. Sedangkan lemak tidak jenuh, meskipun mengkonsumsinya kadar
kolesterol tidak meningkat dan tetap stabil Almatsier,
2006. Berikut ini merupakan contoh bahan-bahan makanan
yang mengandung lemak sedang sampai lemak yang cukup tinggi antara lain meliputi: ayam dengan kulit,
bebek, corned beef, daging babi, kuning telur ayam,
sosis, bakso, daging kambing, daging sapi, hati ayam,
hati sapi, otak, telur ayam, telur bebek, usus sapi, susu kerbau, susu kental manis, sarden dalam kaleng,
kelapa, lemak babisapi, mentega, minyak kelapa, santan Almatsier, 2006. Penelitian Hasirungan 2002
didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara konsumsi lemak dengan hipertensi. Namun, hasil
penelitian Sugihartono
2007 diketahui
sering
mengkonsumsi lemak jenuh mempunyai risiko untuk
terserang hipertensi sebasar 7,72 kali dibandingkan orang yang tidak biasa mengkonsumsi lemak jenuh.
7. Olahraga