3. Merokok
Faktor berikutnya merokok dapat merusak dinding pembuluh darah dan mempercepat proses pengerasan
pembuluh darah arteri. Penelitian terhadap lansia di poliklinik
geriatri RSCM
menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna antara merokok dengan hipertensi. Lansia yang hipertensi lebih banyak
didapatkan dengan kebiasaan merokok yakni sebesar 84,4 dibandingkan dengan yang tidak merokok yakni
sebesar 60,9. Sedangkan minuman berakohol dapat meningkatkan tekanan darah. Alkohol mengandung
kalori sehingga dapat mengganggu program diet yang telah diatur jumlah kalorinya perhari Sanusi, 2002.
4. Konsumsi Alkohol
Alkohol dapat
menaikkan tekanan
darah, memperlemah jantung, mengentalkan darah dan
menyebabkan kejang arteri Susanto, 2010. Beberapa studi menunjukkan hubungan langsung antara tekanan
darah dan asupan alkohol, diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak
apabila mengkonsumsi alkohol sekitar dua sampai tiga gelas ukuran standar setiap harinya. Di negara barat
seperti Amerika, konsumsi alkohol yang berlebihan
berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi. Sekitar 10 hipertensi di Amerika disebabkan oleh asupan
alkohol yang berlebihan dikalangan pria usia 40 tahun keatas Depkes, 2006. Konsumsi alkohol seharusnya
kurang dari dua kali per hari pada laki-laki untuk pencegahan
peningkatan tekanan
darah. Bagi
perempuan dan orang yang memiliki berat badan berlebih, direkomendasikan tidak lebih dari 1 kali
minum per hari Krummel, 2004.
5. Konsumsi Buah dan Sayur
Mengkonsumsi buah dan sayur satiap hari sangat penting, karena mengandung vitamin dan mineral, yang
mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta mengandung serat yang tinggi Depkes, 2008. Asupan
serat yang cukup dapat menetralisir kenaikan kadar lemak darah kolesterol, trigliserid, LDL, HDL dapat
mengangkut asam empedu, selain itu, serat juga dapat mengatur kadar gula darah dan menurunkan tekanan
darah Susanto, 2010 dan Iqbal, 2008. Menurut Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ahmad
Dimyati, tingkat konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia saat ini masih rendah. Bahkan masih jauh
dari standar konsumsi yang direkomendasikan oleh
Food and Agriculture Organization FAO Pikiran Rakyat, 2010. Selain faktor budaya, rendahnya
konsumsi sayuran dikarenakan belum munculnya kesadaran
yang masif
di masyarakat
untuk mengkonsumsi sayuran agar menyehatkan tubuh.
Menu utama masih didominasi nasi Kompas, 2011.
6. Konsumsi Lemak