kebingungan sambil menggenggam sesuatu di tangan kanannya. Film ini tidak menggunakan dialog. Suasana dan tempo diciptakan melalui adegan dan
background music. Adegan klimaksnya adalah ketika ia membuka genggaman tangannya, di dalamnya terdapat sebuah cincin pernikahan. Ia menciumnya
dengan perasaan yang mendalam sebelum melemparnya ke laut.
Gambar III. Salah satu adegan film “Goodbye”
Sumber: dokumentasi pribadi
2. “Gone Goodbye” oleh Keith Rivers
Film ini dibuka dengan longshot yang panjang menggunakan sebuah drone diiringi narasi berupa ucapan selamat tinggal. Si tokoh utama berjalan
menuju sebuah danau. Audience diarahkan untuk memahami kepada siapa dan mengapa ia mengucapkan selamat tinggal. Di tepi danau ia melihat sebuah balon.
Ia melihat sebuah surat terikat pada balon. Ketika ia berusaha meraihnya, balon itu meletus. Dibacanya surat itu yang berisi narasi ucapan selamat tinggal. Hal ini
merupakan plot twist pada film ini, bahwa longshot pada awal film bukan sekedar penggambaran lokasi dan situasi tokoh utama namun merupakan sudut pandang
dari sebuah balon.
Gambar IV. Salah satu adegan film “Gone Goodbye”
Sumber: dokumentasi pribadi
3. “You are Loved” oleh Jared Lee
14 februari identik dengan hari kasih sayang. Pada hari itu orang-orang memberikan hadiah untuk seseorang yang spesial. Hal ini juga terjadi pada tokoh
utam film ini. Tokoh utama yang nampak mengidap semacam down syndrome berdiri di depan sebuah toko sambil melihat sebuah buket bunga mawar. Karena
harganya yang mahal, ia memutuskan untuk membuat origami berbentuk bunga. Ia berdandan rapi sambil membawa kardus penuh bunga origami. Disini penonton
diarahkan dan menebak-nebak untuk siapa bunga-bunga ini akan diberikan. Ia memberikan bunga-bunga tersebut kepada para penghuni panti jompo dan panti
asuhan. Film ini tidak menggunakan dialog. Suasana, tempo, dan klimaks pada film diciptakan melalui penggunaan background music.
Gambar V. Salah satu adegan film “You are Loved”
Sumber: dokumentasi pribadi