“Pengeluaran Surat teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak dikeluarkan segera 7 tujuh hari sejak saat jatuh tempo pembayarannya dari jumlah
pajak yang masih harus dibayar”. Akan tetapi, sebelum dikeluarkan Surat Teguran ada yang menjadi dasar untuk
melakukan penagihan pajak, yaitu : Surat Ketetapan Pajak yang menyatakan bahwa pajak terutang sesuai perhitungan wajib pajak masih kurang dari seharusnya, Surat
Tagihan Pajak, keputusan fiskus dan keputusan pengadilan pajak yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak bertambah. Surat Ketetapan Pajak
yang dikeluarkan oleh fiskus, yang menyatakan bahwa masih terdapat kekurangan pembayaran pajak meliputi :
1. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB
Menurut Undang-Undang No.16 Tahun 2000, dalam jangka waktu 10 tahun sesudah saat terhutangnya pajak, atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak.
Dirjen Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam hal- hal sebagai berikut :
a. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah
pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar. b.
Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan pada
waktunya sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran.
c. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan mengenai Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak atau tidak seharusnya dikenakan tarif nol
persen 0. d.
Apabila kewajiban pembukuan tidak dipenuhi atau tidak lengkap sehingga perhitungan rugi-laba, atau peredaran tidak jelas, atau angka-angka dalam
pembukuan tidak dapat diuji atau wajib pajak tidak membantu jalannya pemeriksaan.
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT
Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dilakukan dengan syarat adanya data baru novum atau data yang semula belum terungkap yang
menyebabkan penambahan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak sebelumnya. Dalam hal ini masih ditemukan lagi data yang semula belum
terungkap pada saat diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau data baru yang diketahui kemudian oleh Dirjen Pajak, maka Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar masih dapat diterbitkan lagi, sesuai dengan ketentuan tentang SKPKBT yang diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang KUP.
3. Surat Tagihan Pajak
Sesuai dengan Pasal 14 Undang-Undang KUP, Surat Tagihan Pajak dapat diterbitkan oleh Dirjen Pajak apabila :
a. Pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar.
b. Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran
pajak sebagai akibat salah tulis atau salah hitung. c.
Wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda atau bunga. d.
Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai, yang tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. e.
Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi membuat Faktur Pajak atau pengusaha yang telah dikukuhkan sebagaimana
Kena Pajak tetapi tidak membuat atau tidak mengisi selengkapnya Faktur Pajak.
Surat Tagihan Pajak membuat kekuatan hukum yang sama denga Surat Ketetapan Pajak, sehingga dalam penagihannya dapat dilakukan dengan paksa.
4. Surat Keputusan Pembetulan