Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia Pengertian Penagihan Pajak

Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Perpajakan UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 28 Tahun 2007 diatur bahwa dalam hal wajib pajak tidak melunasi jumlah pajak yang masih dibayar dalam jangka waktu yang telah ditentukan, pajak yang masih harus dibayar tersebut ditagih dengan terlebih dahulu menerbitkan Surat Teguran Moelyo, 1998 :3.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Dalam hal ini peserta melakukan PKLM di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, dengan ruang lingkup sebagai berikut : 1. Tindakan penagihan pajak dimulai dengan penerbitan Surat Teguran. 2. Mengetahui pentingnya Surat Teguran dalam mencairkan tunggakan pajak. 3. Data-datanya diambil dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, khususnya di Seksi Penagihan.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data sesuai dengan metode yang digunakan sebagai berikut :

1. Tahapan Persiapan

Hal ini berkaitan dengan persiapan yang dibutuhkan mahasiswa mulai dari peninjauan objek dan lokasi, mencari bahan untuk pembuatan proposal, permohonan surat jalan surat permohonan dari fakultas, dan lain sebagainya.

2. Studi Literatur

Hal ini berkaitan dengan pengumpulan buku-buku yang berkaitan dengan judul Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM, artikel ilmiah serta sumber-sumber lain yang mendukung penulisan laporan ini.

3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan secara langsung tentang kondisi serta keadaan dari kantor tempat dimana penulis melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

4. Pengumpulan Data

Penulis melakukan pengumpulan data untuk menunjang keberhasilan dari topik yang dibahas.Dalam hal ini data-data bersumber dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. a. Data Primer adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang mengetahui tentang objek kajian Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM. b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi ilmiah, seperti buku perpajakan, UU Perpajakan, yang bertujuan untuk pengumpulan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah memperoleh data yang dibutuhkan, penulis akan menganalisa, mengevaluasi data dan mengelompokkan data tersebut yang kemudian akan diinterpretasikan secara objektif, jelas dan sistematis sehingga lebih mudah untuk menarik kesimpulan dari data tersebut.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data mengenai Praktik Kerja Lapangan Mandiri, penulis mengumpulkan data dan informasi dengan metode sebagai berikut :

1. Daftar Observasi Observation Guide

Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung tentang objek PKLM.

2. Daftar Wawancara Interview Guide

Mengumpulkan data dengan melakukan wawancara langsung yang melibatkan pegawai key person pada instansi yang bersangkutan secara lisan maupun tulisan yang berhubungan dengan objek studi. 2. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah sebagai berikut : BAB I :PENDAHULUAN PKLM Pada bab ini diberikan gambaran mengenai keseluruhan isi laporan ini. Bab ini terdiri dari latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode PKLM, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan PKLM. BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM Pada bab ini berisikan tentang sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. BAB III: GAMBARAN DATA Dalam bab ini, penulis secara sistematis dan terperinci menggunakan Surat Teguran dalam mencairkan tunggakan pajak yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT, STP, SKP, SKK, Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar setelah jatuh tempo. BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang ada, kemudian akan dievaluasi serta memberika interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Penulis menarik kesimpulan dari uraian yang ada dan memberikan saran yang dapat dijadikan bahan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. DAFTAR PUSTAKA 17 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRIPKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia Di zaman penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak dinamakan Kantor Belasting dan kemudian berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan.Kemudian berubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak yang induk organisasinya Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia. Tahun 1976 di Sumatera Utara berdiri tiga Kantor Inspeksi Pajak, yaitu : 1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan; 2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara; 3. Kantor Inspeksi Pajak Siantar. Pada tahun 1978, Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dipecah menjadi dua, yaitu Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan dan Kantor Inspeksi Pajak Kisaran. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat, maka dirasa perlu adanya tambahan kantor untuk melayani masyarakat di dalam membayar pajak.Oleh karena itu, didirikan Kantor Inspeksi Pajak Medan Barat. Selanjutnya untuk lebih memantapkan nilai pelayanan kepada masyarakat, maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tanggal 25 Maret 1989 No. 267 KMK.011989, telah diadakan perubahan menyeluruh pada struktur Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup Reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak diganti menjadi Kantor Pelayanan Pajak dan juga dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan. Terakhir berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 443 KMK.032002 tanggal 26 Februari 2002 dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia yang merupakan pecahan dari Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat. Kantor Pelayanan Pajak adalah Instansi Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah Kepala Kantor Wilayah. Pada tanggal 27 Mei 2008 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP 95PJ2008, Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia berubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, yang beralamat Jl. Diponegoro No.30 A GKN II Medan Kode Pos 20152 yang meliputi wilayah kerja 6 enam kecamatan : 1. Kecamatan Medan Maimun; 2. Kecamatan Medan Johor 3. Kecamatan Medan Polonia; 4. Kecamatan Medan Baru; 5. Kecamatan Medan Selayang; 6. Kecamatan Medan Tuntungan. Sesuai dengan Surat Edaran No.SE-19PJ2007 tentang Persiapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak DJP dan pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama seluruh Indonesia tahun 2007-2008.Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah jenis Kantor Pelayanan Pajak sebagaimana terdapat pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132PMK2006. Kantor Pelayanan Pajak Pratama terbagi menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Induk dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pecahan. Pada 19 Mei 2008 keluar Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.KEP-95PJ2008 tentang Penerapan Organisasi, Tata Cara Kerja dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Nanggroe Aceh Darussalam dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di Lingkungan Kantor Wilayah I Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara. Berdasarkan surattersebut maka Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. Kantor Pelayanan Pajak mempunyai tugas pada bidang pelayanan, pengawasan administratif dan pemeriksaan sederhana Wajib Pajak untuk Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah PPnBM dan pajak tidak langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya. Surat Edaran No. SE- 19PJ2007 tentang Persiapan Penerapan Sistem Administratif Perpajak Modern pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dan Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama seluruh Indonesia 2007-2008, sehubungan denganrencana Penerapan Sistem Administratif Modern modernisasi pada Beberapa Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan KP2KP di seluruh Indonesia tahun 2007-2008, menyampaikan hal-hal yang perlu mendapat perhatian sebagai berikut: a. Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah sejenis Kantor Pelayanan Pajak sebagaimana terdapat Peraturan Menteri Keuangan No. 132PMK2006. Kantor Pelayanan Pajak Pratama dibagi menjadi dua bagian yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Induk dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pecahan. b. Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan KP2KP adalah unit vertikal sebagaimana terdapat pada peraturan Menteri Keuangan No.132PMK2006 yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama. c. Aplikasi Sistem Informasi Direktorat Jenderal pajak SIDJP yang menggabungkanseluruhaplikasi perpajakan yang ada di DJP, yaitu Sistem Informasi Perpajakan SIP,Sistem Informasi Objek Pajak SISMIOP, Sistem Informasi Pajak ModifikasiSIPMOD, dan SIDJP dalam versi sekarang. d. Konversi Data adalah kegiatan yang meliputi antara lainback up data dan melengkapi kode Klasifikasi Lapangan Usaha KLU dan kode wilayah. e. Migrasi Data adalah kegiatan menyesuaikan basis data yang ada dengan struktur basis data SIDJP.

B. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

Struktur organisasi merupakan bagan yang menggambarkan secara sistematis mengenai penetapan tugas-tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing- masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.Tujuannya adalah untuk membina keharmonisasian kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara maksimal. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 55 PMK012007, struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia adalah sebagai berikut : 1. Sub Bagian Umum; 2. Seksi Ekstensifikasi; 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI; 4. Seksi Penagihan; 5. Seksi Pemeriksaan; 6. Seksi Fungsional; 7. ]Seksi Pelayanan; 8. Seksi Pelayanan dan Konsultasi WASKON. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia terdiri dari: 1. Kepala Kantor : 1 orang 2. Kepala Seksi : 10 orang 3. Supervisor : 2 orang 4. Account Representative : 27 orang 5. Fungsional : 13 orang 6. Pelaksana : 43 orang Jumlah : 96 orang Gambar Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Polonia

C. Tugas dan Fungsi Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

Tugas dan fungsi masing-masing akan diuraikan dalam setiap seksi, dimana Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai Keputusan Menteri Keuangan, maka pembagian tugas masing-masing seksi adalah sebagai berikut : 1. Kepala Kantor Kepala Kantor mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan dan pengawasan wajib pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dan Pajak Tidak Langsung Lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Subbagian Umum Membantu dan menunjang kelancaran tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan tugas dan fungsi pelayanan kesekretariatan terutama dalam hal pengaturan kegiatan tata usaha dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan perlengkapan. 3. Seksi Ekstensifikasi Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, penilaian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Seksi Ekstensifikasi mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha wajib pajak, penerimaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan SPT Tahunan serta penerbitan Surat Ketetapan Pajak SKP. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, seksi ini mempunyai fungsi : a. Pendaftaran Objek Pajak baru dengan penelitian kantor dan lapangan. b. Penerbitan Surat Himbauan untuk ber-NPWP. c. Pelaksanaan Penilaian individual objek Pajak Bumi dan Bangunan PBB. d. Pembuatan daftar biaya komponen bangunan. e. Pemeliharaan data objek dan subjek PBB. f. Pendaftaran Wajib Pajak. 4. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Membantu Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengolahan data dan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Pelayanan dukungan teknis computer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-filling dan penyimpanan laporan kinerja, dengan teknologi yang ada sehingga dapat memudahkan pekerjaan pada seksi Pengolahan Data dan Informasi. Seksi Pengolahan Data dan Informasi terdiri dari : a. Koordinator Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi I yang bertugas membantu melaksanakan urusan pengolahan data dan penyajian informasi serta pembuatan monografi pajak. b. Koordinator Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi II yang bertugas membantu melakukan pelaksanaan pemberian dukungan teknis komputer. c. Koordinator Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi III yang bertugas membantu melakukan urusan penggalian potensi perpajakan dan ekstensifikasi Wajib Pajak. 5. Seksi Pelayanan Membantu tugas Kepala Kantor dalam mengkoordinasikan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib pajak, serta kerja sama perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku. 6. Seksi Pengawasan dan Konsultasi WASKON I,II,III,IV Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak PPh, PPN, dan pajak lainnya, bimbingan atau himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil wajib pajak, analisis kinerja wajib pajak, rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi, dan melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia terdapat empat Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi yang pembagian tugasnya berdasarkan wilayah tertentu. 7. Seksi Pemeriksaan Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya. 8. Seksi Penagihan Membantu tugas Kepala Kantor mengkoordinasikan pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dan usulan penghapusan pajak serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. Untuk melakukan tugas tersebut seksi penagihan mempunyai fungsi sebagai berikut : a.Penatausahaan Surat Ketetapan Pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Pembetulan KeberatanPutusan BandingPengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi. b.Menjawab konfirmasi data tunggakan Wajib Pajak WP. c.Usulan pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak. d.Penghapusan piutang pajak. e.Penerbitan dan penyampaian Surat Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah Pelaksanaan Penyitaan, Pencabutan Sita, Pelaksanaan Lelang dan Permohonan Pembatalan Lelang. 9. Jabatan Fungsional Seksi fungsional ini mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Tugas dan fungsinya adalah melakukan pemeriksaan kewajiban pajak terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan sesuai dengan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak SP3 yang dikeluarkan.Seksi fungsional ini terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggungjawab secara langsung kepada Kepala KPP Pratama Medan Polonia.Dalam melaksanakan pekerjaannya, Pejabat Fungsional Pemeriksa berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi Ekstensifikasi. Adapan tugas pokok dari Fungsional Pemeriksa Pajak adalah sebagai berikut : a. Menginventarisasi dan mengadministrasikan pemeriksa bukti permulaan dan penyidikan yang akan dikirim ke Kantor Wilayah. b. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan pemindahan berkas pemeriksaan Bukti Permulaan dan penyidikan ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak. c. Melakukan pemeriksaan dalam rangka menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain yang diamanatkan oleh undang-undang.

4. Visi, Misi, dan Tujuan Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Polonia

1. Visi Kantor Pelayanan Pajak KPP Pratama Medan Polonia

Visi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia adalah mewujudkan pelayanan pajak yang profesional dengan kinerja yang baik dan yang dapat dipercaya untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia menetapkan visi sebagai berikut : 1.1 Meningkatkan bimbingan, koordinasi, dan pengawasan dalam wilayah wewenang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. 1.2 Tercapainya pelayanan yang prima kepada wajib pajak. 1.3 Optimalisasi kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi wajib pajak. 1.4 Tercapainya kualitas Sumber Daya Manusia SDM yang berpengalaman, berkepribadian, dan berbudi pekerti yang baik. 1.5 Tercapainya pelayanan yang prima.

2. Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

Misi dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia adalah untuk meningkatkan penerimaan dan pendapatan negara melalui Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, dan Penagihan Pajak serta mengenai informasi-informasi pajak lainnya yang baik dan senantiasa memperbaharui diri sesuai perkembangan aspirasi masyarakat dan tata tertib administrasi. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, maka diperoleh sasaran yang dicapai oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, yaitu : 2.1 Tercapainya Penerimaan Pajak. 2.2 Terlaksananya Peraturan Perundang-undangan Perpajakan. 2.3 Melakukan pemberkasan terhadap berkas-berkas wajib pajak dengan baik. 2.4 Melakukan update terhadap perubahan data wajib pajak. 2.5 Melakukan himbauan kepada wajib pajak agar memenuhi kewajiban perpajakan. 2.6 Peningkatan sarana dan prasarana di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia. 2.7 Melakukan in house training dan rapat pembinaan secara rutin.

3. Tujuan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

Tujuan ini merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu sampai dengan 5 lima tahun kedepan. Dalam melaksanakan tugas, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia mempunyai tujuan sebagai berikut : 3.1 Pengumpulan dan pengolahan data, penyampaian informasi perpajakan, pengamatan potensi perpajakan, dan ekstensifikasi perpajakan. 3.2 Penelitian dan Penatausahaan Surat Pemberitahuan Tahunan SPT, Surat Pemberitahuan SPT masa berkas wajib pajak. 3.3 Pengawasan Pembayaran Masa Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, dan Pajak Tidak Langsung lainnya. 3.4 Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penghasilan, penagihan, penyelesaian kekerabatan, penatausahaan banding dan penyelesaian restitusi Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Penjualan atas Barang Mewah PPnBM, dan Pajak Tidak Langsung lainnya. 3.5 Terwujudnya pelayanan prima. 3.6 Meningkatnya kegiatan Ekstensifikasi dan Intensifikasi. 3.7 Meningkatkan kualiatas Sumber Daya Manusia SDM melalui pendidikan dan pelatihan yang intensif. 3.8 Terselenggaranya Sistem Administrasi Perpajakan yang modern. 3.9 Terkoordinasinya kegiatan pengamanan penerimaan negara. 3.10 Pemeriksaan sederhana dan penerimaan sanksi perpajakan. 3.11 Penerbitan Surat Ketetapan Pajak SKP. 3.12 Pembetulan Surat Ketetapan Pajak SKP. 3.13 Pengurangan sanksi pajak. 3.14 Penyuluhan dan konsultasi perpajakan. 3.15 Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak KPP. 31 BAB III GAMBARAN DATA

A. Pengertian Penagihan Pajak

Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan hutang pajaknya. Hal ini merupakan posisi strategis dalam meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak sehingga tindakan penagihan pajak tersebut dapat menyelamatkan penerimaan pajak yang tertunda.Kegiatan penagihan pajakmerupakan ujung tombak dalam menyelamatkan penerimaan negara yang tertunda, oleh sebab itu seksi penagihan merupakan seksi produksi yang paling dibanggakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Dalam pelaksanaaanya penagihan pajak haruslah dilandaskan pada peraturan perundang – undangan yang berlaku., sehingga mempunyai kekuatan hukum baik bagi wajib pajak maupun aparatur pajaknya. Menurut Anang Mury Kurniawan 2011; 111, penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar penanggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita Pasal 1 angka 9 UU No. 192000 tentang penagihan pajak dengan surat paksa.

B. Tindakan Penagihan Pajak Dimulai dengan Menerbitkan Surat Teguran