2.2.3 Dampak Pekerja Seks Komersial
Menurut Dwi Kartinah dalam www.dwitina.ngeblogs.com, pekerja seks komersial ditinjau dari sudut manapun merupakan suatu kegiatan yang
berdampak tidak baik. Dampak negatif tersebut antara lain: 1.
Secara sosiologis pekerja seks komersial merupakan perbuatan amoral yang bertentangan dengan norma dan etika yang ada di
dalam masyarakat. 2.
Aspek pendidikan, prostitusi merupakan kegiatan yang demoralisasi. 3.
Aspek kewanitaan, prostitusi merupakan kegiatan merendahkan martabat wanita.
4. Aspek ekonomi, prostitusi dalam prakteknya sering terjadi
pemerasan tenaga kerja. 5.
Aspek kesehatan, praktek prostitusi merupakan media yang sangat efektif untuk menularnya penyakit kelamin dan kandungan yang
sangat berbahaya. 6.
Aspek KAMTIBMAS, praktek prostitusi dapat menimbulkan kegiatan-kegiatan kriminal.
7. Aspek penataan kota, prostitusi dapat menurunkan kualitas dan
estetika lingkungan perkotaan. 2.2.3.1 Beberapa dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh pelacuran menurut
Kartini Kartono 2007:212 adalah a.
Menimbulkan dan menyebarluaskan penyakit kelamin dan kulit. Penyakit paling banyak adalah syphilis dan kencing nanah.
b. Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga. Suami-suami yang tergoda
oleh pelacur biasanya melupakan fungsinya sebagai kepala keluarga, sehingga keluarga menjadi berantakan.
c. Memberikan pengaruh demoralisasi kepada lingkungan, khususnya anak-
anak remaja muda pada masa puber.
d. Berkolerasi dengan kriminalitas dan kecanduan bahan-bahan nakotika
ganja, morfin, heroin, dan lain-lain.
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pekerja Seks Komersial
2.2.4.1 Faktor-faktor yang melatarbelakangi pelacuran antara lain sebagai berikut:
a. Tekanan ekonomi, faktor kemiskinan, ada pertimbangan-
pertimbangan ekonomis untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b. Aspirasi materiil yang tinggi pada diri wanita dan kesenangan
ketamakan terhadap pakaian-pakaian indah perhiasan mewah. c.
Pengalaman-pengalaman traumatis dan shock mental. d.
ajakan teman-teman sekampungsekota yang sudah terjun terlebih dahulu dalam duni pelacuran.
e. Ada kebutuhan seks yang normal, akan tetapi tidak dipuaskan oleh
pihak suami.
2.3 Kerangka Berfikir