Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencahariaan No Sejarah Prostitusi di Kawasan Wisata Bandungan

4.4 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencahariaan No

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 1 PNS 57 98 155 2 TNI 8 8 3 POLRI 1 1 4 Pegawai Swasta 174 93 267 5 Pensiunan 19 6 25 6 Pengusaha 266 13 279 7 Buruh Bangunan 58 9 67 8 Buruh Industri 46 102 148 9 Buruh Tani 505 312 817 10 Petani 327 241 568 11 Peternak 2 2 12 Nelayan 13 Lain-lain 1592 2231 3823 Jumlah 3055 3105 6160 Sumber: Monografi Desa Bandungan Bulan Juni Tahun 2011 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan di Kelurahan Bandungan pada sektor pekerjaan formal lebih besar dengan jumlah 98 orang dibandingkan dengan penduduk berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 57 orang. Dan pada kelompok umur petani menempati jumlah terbanyak mata pencahariaan penduduk Kelurahan bandungan. Akan tetapi pada kelompok umur lain-lain yang dalam hal ini adalah sektor informal jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan justru menempati posisi paling banyak. Situasi ini selaras dengan situasi masih rendahnya penikmatan hak perempuan atas pendidikan, yang berdampak pada sulitnya mencari lapangan pekerjaan.

4.2 Sejarah Prostitusi di Kawasan Wisata Bandungan

Berdasarkan pengalaman salah seorang informan dan informasi dari warga sekitar, tempat ini disebut Bandungan karena dahulu ada sebuah sumur yang bernama sumur Bandung. Bandungan sendiri diambil dari banding-bandingan rembug membading-bandingkan pendapat. Sekitar tahun 1950-an Djawatan Kereta Api membangun taman wisata dan dibangunlah hotel untuk pertama kali bernama hotel Wina yang sekarang menjadi hotel wina wisata. Konon pada zaman penjajahan di daerah Bandungan, banyak laki-laki yang ditangkap dan dibunuh, sehingga istri- istri mereka terjepit kebutuhan ekonomi. Perempuan dari Ambarawa, Jambu, Sumowono, Ampel Gading, dan Bawen datang ke lokasi wisata ini untuk melakukan praktek prostitusi. Menurut informasi perempuan- perempuan prostitusi ini melakukan aksi mereka dengan cara mangkal di warung remang-remang. Dengan perkembangan waktu dan menjamurnya losmen dan hotel di daerah Bandungan, banyak para pekerja seks komersial yang tidak hanya datang dari daerah sekitar Bandungan itu sendiri akan tetapi banyak dari mereka yang berasal dari luar kota. Selain itu juga dipengaruhi banyaknya tempat karaoke, panti mandi uap, pijat refleksi yang dijadikan ajang prostitusi sehingga menyebabkan kawasan wisata Bandungan tidak hanya terkenal dengan wisata alamnya akan tetapi terkenal dengan tempat prostitusi.

4.3 Karakteristik Subjek Penelitian