14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Disiplin Belajar
1. Disiplin
Mulyasa 2002:108 mengemukakan bahwa disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang tergabung dalam suatu sistem, tunduk pada peraturan-peraturan
yang ada dengan senang hati. Sisi psikologis, disiplin adalah kemampuan mengendalikan perilaku yang
berasal dari dalam diri seseorang sesuai dengan hal-hal yang telah di atur dari luar atau norma yang sudah ada. Dengan kata lain, disiplin dari segi psikologis merupakan
perilaku seseorang yang muncul dan mampu menyesuaikan diri dengan aturan yang telah ditetapkan James Drever.
Sisi sosiologi, disiplin terdiri dari dua bagian, yaitu disiplin dari dalam diri dan juga disiplin sosial. Keduanya saling berhubungan satu sama lain, sehingga seseorang
yang mempunyai sikap disiplin merupakan orang-orang yang dapat mengarahkan perilaku dan perbuatannya berdasarkan patokan atau batasan tingkah laku tertentu
yang diterima dalam kelompok atau lingkup sosial masing-masing. Pengaturan tingkah laku tersebut bisa diperoleh melalui jalur pendidikan dan pembelajaran Pratt
Fairshild.
Segi etika, disiplin adalah suatu kemauan dan perbuatan seseorang dalam mematuhi seluruh peraturan yang telah terangkai dengan tujuan tertentu John
Macquarrie. Disiplin bisa diartikan sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental
individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari
dalam dirinya.
2. Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya Slameto 2003: 5.
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang.
Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaanm sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan presepsi seseorang. Oleh karena itu
dengan menguasai konsep dasar belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis.
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
latihan Hamalik, 2005:21. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks Dimyati, 2006:7. Sedangkan menurut Slameto 2003:2 belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut para pakar psikologi dalam Anni 2007: 2, tampak bahwa konsep
tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu: Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar, maka
diperlukan perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. Apakah terjadi perubahan perilaku, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang
telah belajar. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik, seperti tinggi dan berat badan, dan kekuatan fisik, tidak disebut sebagai hasil belajar. Perubahan
perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Lamanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang adalah sukar untuk diukur.
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Aunurrahman 2010 :35.
Dengan demikian dapat disimpulkan Belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa
belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.
3. Pembelajaran Sejarah