permainan tersebut telah dimainkan oleh anak-anak dari suatu jaman ke jaman berikutnya.
Setiap daerah di seluruh pelosok tanah aira tercinta ini masing-masing mempunyai permainan tradisional yang benareka ragamnya. Ada permainan
tradisional yang tidak banyak memerlukan energi jika dimainkan, ada juga yang harus memeras keringat jika dimainkan. Ada beberapa permainan tadisional
yang layak disajikan sebagai bahan pelajaran pendidikan jasmani. Kelayakan ini dipandang dari segi nilai-nilai pendidikannya, mudahnya aturan permainannya,
disamping jumlah pemain yang dapat melibatkan seluruh siswa di kelas yang bersangkutan Soemitro, 1992:171.
2.1.5.1 Permainan Tradisional Benteng
Benteng atau Bentengan adalah permainan tradisional yang memerlukan ketangkasan, kecepatan berlari dan stategi yang jitu. Inti dari permainan ini
adalah menyerang dan m engambil alih „benteng‟ dari lawan. Permainan Benteng
memerlukan pekarangan yang cukup luas karena digunakan untuk berlari. Permainan ini dimainkan dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari
4 sampai 8 orang. Kedua kelompok akan memilih suatu tempat untuk markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar yang disebut sebagai “benteng” Sri
Mulyani, 2013:22. Tujuan utama dari permainan benteng adalah untuk menyerang dan
mengambil alih benteng lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan kata “benteng”. Kemenangan juga bias diraih
dengan menawan seluruh anggota lawan menyentuh tubuh mereka. Untuk
menentukan siapa yang berhak menjadi penawan dan yang tertawan ditentukan dari waktu terakhir saat si penawan atau tertawan menyentuh benteng mereka
masing-masing http:fannyseptria.blogspot.com201211permainan-tradisional- benteng.html.
Sarana dan prasarana yang digunakan dalam permainan tradisional benteng antara lain: halaman dan tiang untuk tempat hinggap.
1 Halaman digunakan untuk lapangan permainan tradisional benteng atau bentengan. Ukuran lapangan menyesuaikan dengan luas halaman dan
jumlah pemain.
Gambar 2.1 Halaman Sumber: http:www.kaskus.co.id
2 Tiang digunakan sebagai benteng yang harus dijaga agar tidak dapat disentuh oleh lawan. Selain tiang juga biasanya menggunakan pohon
sebagai benteng.
Gambar 2.2 Tiang
Sumber: www.youtube.com
2.1.5.2 Permainan Tradisional Boy-boyan
Permainan tradisional boy-boyan mempunyai sebutan yang berbeda-beda pada setiap daerahnya, pada intinya permainan ini adalah sama, permainan
tradisional dari Jawa Barat ini memadukan kerja motorik anak dan juga mengasah kemampuan membuat strategi tim. Boy-boyan sendiri biasanya terdiri
dari lima hingga sepuluh pemain yang dibagi menjadi dua kelompok dan dilakukan di pelataran yang cukup luas.
Permainan yang sederhana, permainan yang menggunakan alat yang bisa diperoleh dimana saja dan tidak perlu mengeluarkan uang untuk
memperolehnya. alat dan bahan yang dibutuhkan adalah lempengan ubin dan bola, lempengan ubin bisa berupa pecahan genting yang bisa didapat disekitar
rumah atau menggunakan bahan bekas seperti kaleng susu, sedangkan bola bisa dibuat dengan buntalan kertas bekas atau plastik bekas yang sudah tidak
terpakai http:wahyuputra.com06boy-boyan-permainan-klasik-yang-mulai-
dilupakan .
Sarana dan prasarana yang digunakan dalam permainan tradisional boy- boyan antara lain: halaman, pecahan genting, dan bola.
1 Halaman digunakan untuk lapangan permainan tradisional boy-boyan. Ukuran lapangan menyesuaikan dengan luas halaman dan jumlah pemain.
Gambar 2.3 Halaman Sumber: http:www.hipwee.com
2 Pecahan genting digunakan sebagai sasaran untuk memulai permainan. Permainan selesai apabila salah satu kelompok berhasil menyusun pecahan
genting seperti semula.
Gambar 2..4 Pecahan Genting Sumber: sragenpos.com
3 Bola yang digunakan dalam permainan tradisional boy-boyan adalah bola kasti. Namun biasanya sebagai alternatif pengganti bola kasti dalam
permainan ini menggunakan bola dari plastik-plastik yang dibuat menyerupai bola.
Gambar 2.5 Bola Kasti Sumber:
www.google.com
Gambar 2.6 Bola dari Plastik Sumber: www.google.com
2.2 Kerangka Berfikir
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas fisik yang berfungsi untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pendidikan jasmani dapat memberikan kesempatan siswa untuk terlibat langsung dalam pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani. Proses pendidikan jasmani
dapat dilakukan melalui aktivitas jasmani, permainan dan olahraga yang dipilih untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Macam-macam permainan yang dapat
digunakan dalam pendidikan jasmani, salahsatunya adalah permainan tradisional.