Pemain menggunakan nomor dada sebagai tanda. 3.5 Instrumen Pengumpulan data Analisis Data

a. Apabila pemain dalam melewati rintangan simpai warna melakukan kesalahan atau tidak sesuai dengan ketentuan lompatannya maka dinyatakan mati. b. Apabila pemain gagal memukul bola. 8. Perolehan nilai atau point Apabila dalam satu tim atau kelompok seluruh anggotanya telah berhasil melewati ruang hinggap dan mencapai ruang bebas maka tim tersebut memperoleh poin 1. 9. Ketentuan pemenang Kelompok atau tim dapat dinyatakan pemenang apabila memperoleh point skore tertinggi dalam permainan. 10. Jumlah pemain a. Permainan tradisional kasti Halrint dimainkan dua tim b. Setiap tim minimal terdiri dari 7 pemain c. 1 siswa berperan sebagai pemukul awal 11. Perlengkapan pemain a. Pemain memakai seragam olahraga

b. Pemain menggunakan nomor dada sebagai tanda. 3.5

Jenis Data Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner yang berupa kritik dan saran dari ahli penjas dan ahli pembelajaran secara lisan maupun tulisan sebagai masukan untuk bahan revisi produk. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari pengambilan denyut nadi dan pengaruh penggunaan produk.

3.6 Instrumen Pengumpulan data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berbentuk kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data dari evaluasi ahli dan uji coba. Alasan memilih kuesioner karena subjek relatif banyak sehingga dilakukan secara serentak dan waktu yang singkat. Kepada para ahli dan siswa diberikan kuesioner yang berbeda. Kuesioner ahli ditikberatkan kepada produk pertama yang dibuat, sedangakan kuesioner untuk siswa dititikberatkan pada kenyamanan pada penggunaan produk. Yaitu dalam permainan tradisional kasti Halrint, apakah siswa dapat bermain dengan lapangan dan peraturan yang berbeda dengan permainan tradisional kasti pada umumnya.

3.7 Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif berbentuk presentase. Sedangkan data yang berupa saran dan alasan memilih jawaban dianalisis menggunakan teknik analisis kualitatif. Dalam pengolahan data, presentase diperoleh dengan rumus dari Anas Sudijono 2003: 40. Keterangan : = frekuensi yang sedang dicari presentasenya. = Number of Case jumlah frekuensi banyaknya individu . p = angka presentase. Dari hasil presentase yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk memperoleh kesimpulan data. Pada tabel 2 akan disajikan klasifikasi dalam persentase. Tabel 1.3 Klasifikasi Presentase Persentase Klasifikasi Makna 0 - 20 20,1 - 40 40,1 – 70 70,1 – 90 90,1 – 100 Tidak baik Kurang baik Cukup baik Baik Sangat baik Dibuang Diperbaiki Digunakanbersyarat Digunakan Digunakan Sumber Guilford dalam Apik Risky, 2009: 52 87

BAB V KAJIAN DAN SARAN

5.1 Kajian Prototipe Produk

Hasil akhir dari kegiatan penelitian pengembangan ini adalah produk berupa model permainan kasti melalui permainan kasti Halrint yang berdasarkan data pada saat uji lapangan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sebesar 93 dari evaluasi ahli penjas dan ahli pembelajaran maka berdasarkan kriteria penilaian, permainan kasti Halrint telah memenuhi kriteria sangat baik. Hal ini dikarenakan permainan kasti Halrint bersifat menarik dan menyenangkan sehingga siswa kelas IV SD Negeri 1 wirasaba antusias dalam mengikuti permainan, selain itu peraturan permainanya yang sederhana menjadikan siswa lebih mudah untuk memahami permainan kasti Halrint. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sebesar 92 dari analisis kuesioner siswa maka berdasarkan kriteria penilaian, permainan kasti Halrint telah memenuhi kriteria sangat baik. Permainan kasti Halrint dapat meningkatkan aspek psikomotor, kognitif dan afektif siswa kelas IV SD Negeri 1 wirasaba. Melalui permainan yang bersifat menarik dan menyenangkan, maka siswa dapat antusias dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes di sekolah sehingga aspek psikomotor siswa dapat tercapai. Dengan adanaya peraturan permainan yang telah dimodifikasi maka siswa kelas IV SD Negeri 1 wirasaba dapat berfikir dan memahami peraturan permainan terlebih dahulu sebelum bermain, sehingga aspek kognitif siswa tercapai. Selain itu permainan tradisional kasti Halrint juga dapat melatih siswa untuk kerjasama, jujur, toleransi

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 ENDANG REJO TAHUN 2015/2016

0 6 93

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLABASKET MELALUI PERMAINAN POLO DARAT UNTUK PEMBELAJARAN PENJASORKES SISWA KELAS V SD YPPK UBRUB DISTRIK WEB KABUPATEN KEEROM PROVINSI PAPUA TAHUN 2015

0 18 172

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW TEKNIK DASAR SEPAK SILA MENGGUNAKAN BOLSERKA PADA SISWA KELAS V DAN VI SD YAYASAN PENDIDIKAN PERSEKOLAHAN KATOLIK SANTO LUKAS KOLAM DISTRIK MUTING KAB

2 63 108

MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENDANGAN BUSUR PENCAK SILAT SISWA KELAS VII SMP CERDAS MURNI DELI SERDANG TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 6 24

MENINGKATKAN GERAK DASAR TENDANGAN SAMPING PADA PEMBELAJARAN PENCAK SILAT MELALUI MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SDN 2 SINDANGHAYU.

0 1 44

Pengembangan Model Pembelajaran Pencak Silat Dengam Menggunakan Lingkaran Bertanda Pada Siswa Kelas V SDN Kandri 01 Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang Tahun 2011.

1 1 1

PENGGUNAAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS X IPA 3 SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENDANGAN DEPAN DALAM PENCAK SILAT MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

8 22 18

SURVEI PROSES PEMBELAJARAN SEPAKBOLA DI SD YPK WAAN KAMPUNG WAAN DISTRIK MUTING KABUPATEN MERAUKE PROVINSI PAPUA TAHUN 2014 2015 -

0 1 50