laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan peserta didik. 2 Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.
2.1.4 Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Menurut Adang Suherman 2000: 1, Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru agar mencerminkan pembelajaran
Developmentally Appropriate Practice DAP, artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat
membantu mendorong perubahan tersebut. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara
meruntukannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun,
mengarahkan, dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi ke tingkat yang lebih tinggi.
Kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, menuntut guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk lebih
kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Guru dituntut kreatif agar menciptakan sesuatu yang baru,
atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan yang lebih menarik, sehingga anak merasa senang dan antusias untuk mengikuti pelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan yang diberikan. Banyak hal- hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu kelancaran jalanya peendidikan jasmani.
2.1.4.1 Konsep Modifikasi Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya mencerminkan
karakeristik program pendidikan jasmani itu sendiri, Developmentally Appropriate Practce DAP. termasuk didalamnya body scaling atau ukuran tubuh siswa,
harus selalu dijadikan prinsip utama dalam memodifikasi pembelajaran penjas. Artiya adalah tugas ajar yang diberikan harus memperhatikan perubahan
kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak
didik yang sedang berlajar. Tugas ajar yang sesuai ini harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan perbedaan karakteristik setiap individu
serta mendorongnya ke arah perubahan yang lebih baik. Pada kenyataannya, pembelajaran penjas di sekolah- sekolah umumnya disampaikan dalam bentuk
permainan dan olahraga. Materi pembelajaran dalam bentuk olahraga atau permainan hendaknya diberikan secara bertahap dan DAP sehingga esensi
pokok pembelajaran permainan dapat dicapai oleh siswa. Untuk itu para guru hendaknya memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan tentang strategi dan
struktur permainan yang sangat berguna untuk meningkatkan optimalisasi belajar siswa Adang Suherman, 2000: 21.
2.1.4.2 Aspek Analisis Modifikasi
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajaran. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat diklasifikasikan ke
dalam beberapa klasifikasi seperti yang di uraikan dibawah ini : 1. Peralatan
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara modifikasi peralatan yang digunakan
untuk skill itu. Misalnya: berat- ringannya, besar- kecilnya, tinggi- rendahnya, dan panjang- pendeknya peralatan yang digunakan.
2. Penataan Ruang Gerak Dalam Berlatih Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan
kesulitan tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam berlatih. Misal, dribling, pas bawah, atau lempar- tangkap di tempat,
bermain diruang kecil atau besar. 3. Jumlah Siswa Yang Terlibat
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat komfleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah
siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar. Misal, belajar passing bawah sendiri, berpasangan, bertiga, berempat, dan seterusnya.
4. Organisasi atau Formasi Berlatih Formasi belajar juga dapat dimodifikasi agar lebih berorientasi pada
curahan waktu aktif belajar. Usahakan agar informasi formasi tidak banyak menyita waktu, namun masih tetap memperhatikan produktivitas
belajar dan tingkat perkembangan belajar siswanya. Formasi formal, kalau belum dikenal siswa, biasanya cukup menyita waktu sehingga
waktu belajarnya berkurang. Formasi berlatih ini banyak ragamnya tergantung kreativitas guru Adang Suherman, 2000: 7- 8.
2.1.5 Pengertian Sarana dan Prasarana Olahraga