Karakteristik Anak Sekolah Dasar

1. Kemampuan lokomotor, digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti lompat dan meloncat. 2. Kemampuan non lokomotor, dilakukan di tempat tanpa ada ruang gerak yang memadai, contohnya mendorong dan menarik. 3. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan kemampuan tangan dan kaki. Pembelajaran gerak pada umumnya memiliki harapan dengan munculnya hasil tertentu, hasil tersebut biasanya adalah berupa penguasaan keterampilan. Keterampilan siswa yang tergambarkan dalam kemampuanya menyelesaikan tugas gerak tertentu akan terlihat mutunya dari beberapa jauh siswa tersebut mampu menampilkan tugas yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Semakin tinggi tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas gerak tersebut maka semakin baik keterampilan siswa tersebut Amung Ma’mun dan Yudha M.Saputra, 2000: 57.

2.1.7 Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Menurut Suharjo 2006: 37, mengemukakan bahwa anak SD memiliki karakteristik pertumbuhan sebagai berikut: 1 Pertumbuhan fisik dan motorik maju pesat. 2 Kehidupan sosialnya diperkaya selain kemampuan dalam hal kerjasama juga dalam hal bersaing dan kehidupan kelompok sebaya. 3 Semakin menyadari diri selain mempunyai keinginan, perasaan tertentu juga semakin bertumbuhnya minat tertentu. 4 Kemampuan berfikirnya masih dalam tingkatan pesepsional. 5 Dalam bergaul, bekerjasama dan kegiatan bersama tidak membedakan jenis yang menjadi dasar adalah perhatian dan pengalaman yang sama. 6 Mempunyai kesanggupan untuk memahami hubungan sebab akibat. 7 Ketergantungan kepada orang dewasa semakin berkurang dan kurang memerlukan perlindungan orang dewasa. Menurut Angela Anning dalam Suharjo 2006: 36 mengemukakan bahwa perkembangan dan belarar anak itu sebagai berikut; 1 Kemampuan berfikir anak itu berkembang secara sekuensial dari kongkrit menuju abstrak. 2 Anak harus siap menuju ke tahap perkembangan berikutnya dan tidak boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahap perkembangan kognitif yang lebih tinggi. 3 Anak belajar melalui pengalaman- pengalaman langsung, khususnya melalui aktivitas bermain. 4 Anak memerlukan pengembangan kemampuan penggunaan bahasa yang dapat digunakan secara efektif di sekolah. 5 Perkembangan sosial anak bergerak dari egosentris menuju kepada kemampuan untuk berempati dengan yang lain. 6 Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing memiliki cara belajar yang unik. Piaget dalam Zulkifli 2009: 21 mengemukakan bahwa perkembangan di bagi menjadi 4 fase sebagai berikut: 1 Fase sensori motorik 0- 2 tahun, Aktivitas kognitif didasarkan pada pengalaman langsung panca indera. Aktivitas belum menggunakan bahasa. Pemahaman intelektual muncul di akhir fase ini. 2 Fase pra operasional 2- 7 tahun, Anak tidak terikat lagi pada lingkungan sensori. Kesanggupan menyimpan tanggapan bertambah besar. Anak suka meniru orang lain dan mampu menerima khayalan dan suka bercerita tentang hal- hal yang fantastis. 3 Fase operasi konkret 7- 12 tahun, Pada fase ini cara anak berpikir mulai logis. Bentuk aktivitas dapat ditentukan dengan peraturan yang berlaku. Anak masih berpikir harfiah sesuai dengan tugas- tugas yang diberikan kepadanya. 4 Fase operasi formal. Dalam fase ini anak telah mampu mengembangkan pola- pola berpikir formal, telah mampu berpikir logis, rasional, dan bahkan abstrak.

2.1.8 Pengertian Permainan Menurut Hans Daeng dalam Andang Ismail 2009: 17, permainan adalah

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 ENDANG REJO TAHUN 2015/2016

0 6 93

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLABASKET MELALUI PERMAINAN POLO DARAT UNTUK PEMBELAJARAN PENJASORKES SISWA KELAS V SD YPPK UBRUB DISTRIK WEB KABUPATEN KEEROM PROVINSI PAPUA TAHUN 2015

0 18 172

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAK TAKRAW TEKNIK DASAR SEPAK SILA MENGGUNAKAN BOLSERKA PADA SISWA KELAS V DAN VI SD YAYASAN PENDIDIKAN PERSEKOLAHAN KATOLIK SANTO LUKAS KOLAM DISTRIK MUTING KAB

2 63 108

MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENDANGAN BUSUR PENCAK SILAT SISWA KELAS VII SMP CERDAS MURNI DELI SERDANG TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 6 24

MENINGKATKAN GERAK DASAR TENDANGAN SAMPING PADA PEMBELAJARAN PENCAK SILAT MELALUI MODEL KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SDN 2 SINDANGHAYU.

0 1 44

Pengembangan Model Pembelajaran Pencak Silat Dengam Menggunakan Lingkaran Bertanda Pada Siswa Kelas V SDN Kandri 01 Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang Tahun 2011.

1 1 1

PENGGUNAAN AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENCAK SILAT PADA SISWA KELAS X IPA 3 SMA N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 17

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENDANGAN DEPAN DALAM PENCAK SILAT MELALUI PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

8 22 18

SURVEI PROSES PEMBELAJARAN SEPAKBOLA DI SD YPK WAAN KAMPUNG WAAN DISTRIK MUTING KABUPATEN MERAUKE PROVINSI PAPUA TAHUN 2014 2015 -

0 1 50