Pembentukan Model dan Pencocokan Pola

a obyek citra b perubahan ukuran c perubahan posisi d perubahan orientasi Gambar 22 Perubahan ukuran, posisi dan orientasi citra. Tabel 3 Struktur ciri citra yang digunakan pada pelatihan No. Ekstraksi Ciri Mode Citra Ukuran Pixel Jumlah Rotasi 1 Warna RGB 300 x 220 10 0º, 45º, 60º, 90º, 135º,180º, 200º, 225º, 270º dan 315º 2 Tekstur Grayscale 300 x 220 10 0º, 45º, 60º, 90º, 135º,180º, 200º, 225º, 270º dan 315º 3 Tekstur - GLCM Grayscale 300 x 220 10 0º, 45º, 60º, 90º, 135º,180º, 200º, 225º, 270º dan 315º 4 Tekstur - LBP8riu1 Grayscale 300 x 220 10 0º, 45º, 60º, 90º, 135º,180º, 200º, 225º, 270º dan 315º 5 Bentuk Grayscale 300 x 220 10 0º, 45º, 60º, 90º, 135º,180º, 200º, 225º, 270º dan 315º

4.2 Pembentukan Model dan Pencocokan Pola

Pembentukan model dan pencocokan pola dilakukan menggunakan JST backpropagation dengan arsitektur multi layer perceptron dengan satu hidden layer. Jumlah neuron input sesuai dengan jumlah ekstraksi ciri. Jumlah neuron pada hidden layer didapat dari hasil trial error yang terbaik. Jumlah neuron pada lapisan output disesuaikan dengan jumlah karang yang diidentifikasi. Untuk inisialisasi bobot awal digunakan inisialisasi secara random dan fungsi aktivasi yang digunakan adalah sigmoid biner. Penggunaan sigmoid biner sesuai untuk pengenalan dengan selang antara 0 dan 1. Toleransi galat yang digunakan yang menjadi batasan waktu bagi jaringan dalam melakukan pelatihan adalah 10 -3 dan 10 -4 dan laju pembelajaran α = learning rate yang digunakan adalah 0.1. Jumlah epoch maksimal yang ditetapkan adalah 3000 yang diperlukan sebagai kriteria henti jaringan. Satu epoch adalah proses satu kali perulangan untuk melatih semua pasangan data pelatihan Kusumadewi Hartati 2006. Toleransi galat yang cukup kecil diharapkan akan memberikan hasil yang cukup baik. Jika ternyata JST gagal mencapai kekonvergenan maka akan dilakukan penambahan jumlah hidden neuron sampai kekonvergenan tercapai. Jika JST berhasil mencapai kekonvergenan maka akan dilihat generalisasinya dan dilakukan penambahan neuron. Jika ternyata generalisasi yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan generalisasi sebelumnya maka JST telah sampai pada batas optimal. Penambahan kembali hidden neuron tidak akan menambah generalisasi dan hanya akan menambah waktu komputasi. Berikut ini disajikan struktur JST yang digunakan Tabel 4 dan defenisi target dengan fungsi aktivasi sigmoid biner Tabel 5. Tabel 4 Struktur JST untuk identifikasi citra karang KARAKTERISTIK SPESIFIKASI Arsitektur 1 lapisan tersembunyi Neuron input Hasil ekstraksi ciri Neuron hidden trial error Neuron output Jumlah genus karang Fungsi aktivasi Sigmoid biner Toleransi galat 10 -3 dan 10 -4 Laju pembelajaran 0.1 Jumlah epoch maksimum 3000 Sampel pelatihan pada tiap genus karang 10 citra Sampel pengujian pada tiap genus karang 5 citra Tabel 5 Definisi target untuk fungsi sigmoid biner pada 5 genus karang No. Target Representasi Genus Karang 1 1 0 0 0 0 Madracis 2 0 1 0 0 0 Palauastrea 3 0 0 1 0 0 Pocillopora 4 0 0 0 1 0 Seriatophora 5 0 0 0 0 1 Stylophora

4.3 Algoritma Pelatihan