satu polip disebut corallite koralit, sedangkan keseluruhan skeleton yang dibentuk oleh keseluruhan polip dalam satu individu atau satu koloni disebut
corallum koralum. Permukaan koralit yang terbuka disebut calyx kalik. Septa dibedakan menjadi septa utama, kedua, ketiga dan seterusnya tergantung dari
besar kecilnya dan posisinya. Septa yang tumbuh hingga mencapai dinding luar dari koralit disebut costae kosta. Pada dasar sebelah dalam dari septa tertentu
sering dilanjutkan suatu struktur yang disebut pali. Struktur yang berada di dasar dan di tengah koralit yang sering merupakan kelanjutan dari septa disebut
columella kolumela. Dari cara terbentuknya koralit maka dibedakan menjadi extra tentacular jika
koralit yang baru terbentuk di luar koralit yang lama. Intra tentacular jika koralit yang baru terbentuk di dalam koralit yang lama. Cara pembentukan koloni karang
yang demikian akhirnya membentuk berbagai bentuk koloni yang dibedakan berdasar konfigurasi koralit.
2.2 Sistematika dan Karakteristik Karang
Sistematika klasifikasi karang yang menjadi obyek penelitian dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1 Sistematika karang Veron 1986
Kelas Ordo Sub-Ordo
Familia Genus Species
Madracis M. Kirbyi
Palauastrea P. Ramosa
P. Damicornis P. Eydouxi
P. Meandrina P. Verrucosa
Pocillopora P. Woodjonesi
S. Caliendrum Seriatopora
S. Hystrix Anthozoa Scleractinia
Archaecoenina Pocilloporidae
Stylophora S. Pistillata
Pocilloporidae terdiri dari genus madracis, palauastrea, pocillopora, seriatopora dan stylophora yang semuanya dapat ditemukan di Indonesia. Berikut
ini adalah karakteristik dari family pocilloporidae dan genus-genusnya Suharsono 1996, 2005; Veron 1986.
Family Pocilloporidae
• Koloni bercabang atau submasive, ditutupi bintil-bintil disebut verrucosae. • Koralit hampir tenggelam dan kecil.
• Kolumela berkembang dengan baik. • Septa dua tingkat dan bergabung dengan kolumela.
• Diantara koralit dipenuhi duri-duri kecil.
Genus Madracis
• Koloni merayap berupa lembaran atau membentuk pilar. • Koralit cerioid dinding dari koralit yang berdekatan menjadi satu dengan
sudut-sudut membulat dengan kolumela membentuk tonjolan. • Jumlah septa sepuluh yang masing-masing menyatu dengan kolumela.
• Warna cenderung coklat atau hijau.
Gambar 2 Genus madracis.
Genus Palauastrea
• Koloni bercabang. • Koralit membulat.
• Septa menyatu dengan kolumela membentuk tonjolan. • Warna hijau kecoklatan dengan ujung cenderung memutih.
Gambar 3 Genus palauastrea.
Genus Pocillopora
• Koloni bercabang dan submasive. • Koralit hampir tenggelam.
• Septa bersatu dengan kolumela • Percabangan relatif besar dengan permukaan berbintil-bintil yang disebut
verrucosae. Hal ini menjadi ciri khas yang membedakannya dari genus yang lain.
Gambar 4 Genus pocillopora.
Genus Seriatopora
• Koloni bercabang dan cabang-cabangnya dapat bersatu. • Koralit tersusun secara seri sepanjang percabangan.
• Kolumela berbentuk tonjolan • Percabangan relatif kecil dan ramping serta saling bersatu dengan ujung
runcing.
Gambar 5 Genus seriatopora.
Genus Stylophora
• Koloni bercabang dengan percabangan tumpul. • Kolumela menonjol dengan septa terlihat jelas.
• Diantara koralit ditutupi duri-duri kecil.
Gambar 6 Genus stylophora.
2.3 Pengolahan Citra