Cardio Respiratory Endurance Muscular Endurance Muscular Power

2.3.1 Cardio Respiratory Endurance

Daya tahan umum sering disebut juga dengan respiration-cardiovaskular endurance, karena sistem pernapasan, jantung dan pembuluh darah memegang peranan penting dalam menentukan besar kecilnya daya tahan umum. Menurut Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum 2007: 54 daya tahan umum adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas terus-menerus lebih dari 10 menit dengan aerobic pre-dominant energy system. Seperti diketahui, untuk meningkatkan daya tahan umum yang dilakukan adalah meningkatkan kemampuan dan efisiensi kerja paru-paru, jantung, dan pembuluh darah dalam memasok oksigen ke dalam sel otot. Oksigen melalui proses metabolisme aerobik menghasilkan sejumlah energi aktivasi dan berbagai sisa metabolisme seperti CO 2 yang harus dikeluarkan dari tubuh melalui pembuluh darah, jantung dan paru-paru. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, jantung harus memompa darah ke seluruh tubuh lebih kuat. Seorang yang cukup segar denyutnya lebih lambat tetapi memompa lebih kuat, sehingga mengeluarkan jumlah darah lebih banyak. Dengan demikian, maka oksigen dan jumlah makanan yang dibagikan keotot-otot yang sedang bekerja lebih banyak dibanding mereka yang kurang segar jasmaninya.

2.3.2 Muscular Endurance

Daya tahan aerobik lokal muscle endurance adalah daya tahan sekelompok otot besar berupa gerakan berulang-ulang selama tiga menit atau lebih tetapi biasanya lebih dari lima menit Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum, 2007: 55. Daya tahan otot setempat atau local endurance adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan suatu kelompok ototnya untuk berkontraksi terus menerus dalam waktu relatif cukup lama, dengan beban tertentu Mochamad Sajoto, 1988: 58

2.3.3 Muscular Power

Daya ledak otot atau muscular power adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas secara tiba-tiba dan cepat dengan mengerahkan seluruh kekuatan dalam waktu yang singkat Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum, 2007: 55. Daya ledak sering disebut dengan explosive strength yang ditandai dengan adanya gerakan atau perubahan secara tiba-tiba dengan cepat. Misalnya daya ledak otot tungkai kearah atas diukur dengan vertical jump test atau daya ledak otot kearah depan diukur dengan jump test standing broad jump test.

2.3.4 Speed

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

1 74 108

Hubungan Sosiodemografi, Pengetahuan, dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) dengan Upaya Pencegahan HIV/AIDS di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

0 80 120

Pandangan Waria Penjaja Seks Komersial Tentang Kesehatan (Studi Administrasi Kesehatan di Pelabuhan Belawan Kota Medan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2003)

0 31 85

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan Puskesmas Tembilahan Kota (Riau) Tahun 2008

3 31 62

Hubungan Perilaku Pekerja Seks Komersial Dengan Kejadian Penyakit Sifilis Dan HIV Di Lokalisasi Perbatasan Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2008

1 58 92

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

REHABILITASI PEKERJA SEKS KOMERSIAL MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

1 19 89

Interaksi Sosial Antara Pekerja Seks Komersial (PSK) dengan Masyarakat (Studi Kasus di Kawasan Resosialisasi Argorejo Sunan Kuning Kota Semarang)

6 58 242

(ABSTRAK) PEMBINAAN MORAL REMAJA DALAM KELUARGA DI LINGKUNGAN LOKALISASI PEKERJA SEKS KOMERSIAL SUNAN KUNING KALIBANTENG KULON KECAMATAN SEMARANG BARAT.

0 0 3