3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian harus ada bukti untuk mendukung hasil penelitian yang sudah dilakukan agar data yang telah diperoleh akurat dan valid. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:
3.3.1 Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak terbatas hanya pada manusia tetapi dapat juga menggunakan objek pendukung seperti lingkungan dan
lain sebagainya. Menurut Nasution dalam Sugiyono, 2012:310 observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan
data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoeh melalui observasi. Menurut Sanafiah Faisal dalam Sugiyono, 2012:310 mengklasifikasikan
observasi menjadi 1 observasi berpartisipasi participant observation. Dalam observasi ini peneliti terlibat langsung dengan kegiatan yang dilakukan orang
yang sedang diteliti. Selain melakukan pengamatan atas sumber data penelitian, peneliti ikut merasakan dan terlibat langsung dengan kegiatan yang dilakukan
sumber data penelitian. 2 observasi yang secara terang-terangan dan tersamar overt observation dan covert observation. Observasi secara terang-terangan,
dalam mengambil data peneliti secara terus terang mengatakan kepada sumber data, sehingga sejak awal sumber data mengetahui bahwa mereka sedang diambil
datanya. Sedangkan observasi tersamar, pada situasi tertentu peneliti mengambil data secara diam-diam untuk menhindari data yang dicari merupakan data yang
masih dirahasiakan. 3 observasi yang tidak berstruktur unstructured observation. Dalam observasi ini dilakukan tanpa persiapan yang sistematis
karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan terus berkembang selama kegiatan observasi berlangsung.
Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi yang tidak berstruktur karena observasi ini dilakukan didalam lingkungan kampus dan
sharing dengan ketua jurusan.
3.3.2 Wawancara
Menurut Esterberg Sugiyono 2012:317 wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Metode wawancara digunakan karena dengan metode ini peneliti akan mendapatkan
informasi yang valid dan langsung dari narasumber. Menurut Esterberg Sugiyono, 2012:319 ada beberapa macam wawancara,
yaitu: 1 wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
apa saja yang akan diperoleh. Dalam wawancara ini peneliti telah menyiapkan instrument penelitian yang berupa pertanyaan-pertanyaan. 2 wawancara
semiterstruktur. Dalam wawancara ini pelaksanaanya lebih bebas daripada wawancara terstruktur dengan tujuan untuk menemukan permasalahan secara
lebih terbuka. Sumber data diminta pendapat dan ide-idenya mengenai perasalahan yang diteliti. 3 wawancara tidak terstruktur. Dalam wawancara tidak
terstruktur, wawancara dilakukan dengan bebas tanpa adanya pedoman wawancara yang sistematis. Pedoman wawancara yang digunakan peneliti dalam
wawancara hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pedoman wawancara tidak terstruktur, sehingga peneliti dapat mengembangkan pertanyaan sesuai dengan
data yang ada di lapangan. Wawancara akan dilakukan pada mahasiswa Pendidikan Guru PAUD dan Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani, Kesehatan,
dan Rekreasi serta kepada dosen masing-masing program studi tersebut.
3.3.3 Dokumentasi