Meditasi dengan objek pernapasan Manfaat Meditasi Pernapasan

Agama Buddha dan Budi Pekerti 97 siswa, meditasi sangat membantu. Bagi siswa yang mempraktikkannya, konsentrasi, disiplin, dan tanggung jawab akan tumbuh pada dirinya. Meditasi juga akan membuang rasa malas, sehingga belajar akan lebih eisien, dan hasil belajar akan optimal. Meditasi juga mampu mengantarkan seseorang hingga ke pencapaian tingkat kesucian, ataupun ketenangan. Di masa masih kanak-kanak, sewaktu perayaan membajak sawah, Pangeran Siddharta melakukan meditasi dan beliau mencapai ketenangan tingkat pertama Jhana.

C. Syarat agar dapat bermeditasi

Bagaimana agar kita dapat melaksanakan meditasi pernapasan ini dengan baik? Kita harus memiliki tekad yang kuat. Dalam melaksanakan meditasi ini terkadang akan membosankan, atau justru mengantuk. Akan tetapi, semua itu akan kalah jika kita memiliki keinginan yang kuat untuk melaksanakannya. Selain keinginan yang kuat, maka harus pula dilandasi kemauan. Dengan kemauan yang ada dalam diri kita, maka akan menjadi kebutuhan kita untuk bermeditasi. Selain itu, kita sebagai umat Buddha tentunya memiliki maksud dan tujuan agar semua makhuk berbahagia. Meditasi menyebabkan kita dapat berkonsentrasi dengan baik. Bila konsentrasi kita baik maka akan membantu keinginan kita agar semua makhluk turut berbahagia. Selain adanya kondisi lingkungan yang baik dan mendukung, kita pun harus menjaga kesehatan isik kita. Kondisi isik yang baik akan membuat meditasi mudah kita laksanakan. Selain itu, dibutuhkan pula kondisi lingkungan yang baik dan mendukung. Artinya agar meditasi dapat dilangsungkan dengan baik, maka harus pula dipertimbangkan lingkungan yang mendukung. Lingkungan dimaksud adalah waktu bermeditasi yang tepat atau tempat, misalnya tempat yang tidak gaduh atau bising. Selain itu, ada juga faktor lain yang menjadi penunjang adalah orang terdekat, misalnya teman kita, adakah yang usil atau sebagai penggangu. Sumber: belajarbuddha.blogspot.com Gambar 6.5 Buddha bermeditasi Kelas VI SD 98 Ayo berlatih meditasi pernapasan Cara meditasi sederhana yang dipraktikkan oleh Pangeran Siddharta, sewaktu perayaan membajak sawah adalah meditasi dengan objek pernapasan. Meditasi ini dikenal dengan meditasai Anapanasati. Meditasi Anapanasati adalah meditasi dengan berkonsentrasi pada keluar dan masuknya napas. Nah, cukup mudah bukan. Sumber: www.tanahputih.org Gambar 6.6 Seorang wanita muda yang sedang bermeditasi Dengan sadar ia menarik napas, dengan sadar ia mengeluarkan napas. Apabila menarik napas yang panjang, ia menyadari: “saya menarik napas panjang.” Jika mengeluarkan napas panjang, ia menyadari: “saya mengeluarkan napas panjang.” Jika menarik napas pendek, ia menyadari: “saya menarik napas pendek.” Jika mengeluarkan napas pendek, ia menyadari: “saya mengeluarkan napas pendek.” Setelah mengetahui seluruh badan bernapas, “saya akan menarik napas,” demikian ia melatih diri. Setelah mengetahui seluruhnya badan bernapas, “saya akan mengeluarkan napas”, demikian ia melatih diri. Ayo, berlatih menghitung napas dalam meditasi pernapasan Pernapasan untuk dihitung harus penuh dan normal. Sebelum mulai menghitung, lebih baik menarik beberapa pernapasan yang lambat dan dalam serta mengeluarkan secara perlahan-lahan. Pertama kali ia harus menghitung dengan perlahan mengikuti cara dari seorang pengukur beras. Ia yang mengukur beras memenuhi keranjang dan mengosongkannya, mengatakan, “satu.” Sewaktu mengisi kembali ia mengulang, “satu, satu,” “dua, dua,” dan selanjutnya. Dengan cara yang sama, baik sewaktu mengambil napas masuk atau napas keluar sebagai titik permulaanya, siswa harus menghitung. Hitungannya satu kali napas masuk keluar “satu” dan mengulangnya sampai napas yang selanjutnya. Jadi, setiap kali kita menghirup atau menghembuskan napas, hitungannya “satu, satu,” “dua, dua,” demikian seterusnya sampai “sepuluh, sepuluh” dan seterusnya.