Lima Rintangan Batin Kelas 06 SD Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Siswa

Kelas VI SD 80 Batin sering merasa tidak tentram yang disebabkan oleh lima rintangan batin. Lima rintangan batin nivarana tersebut adalah nafsu keinginan yang melekat kamachanda, niat buruk byapada, kemalasan dan kelelahan thinamidha, keragu-raguan viccikiccha dan gelisah dan cemas uddaccha kukkuccha. Penjelasan mengenai lima rintangan batin nivarana yang dapat membuat batin kita tidak tenteram adalah sebagai berikut. 1. Nafsu keinginan yang melekat kamachanda adalah ketika 6 landasan indria kita kontakbersentuhan dengan objeknya masing-masing yaitu: mata melihat, telinga mendengar, hidung membau, lidah mengecap, isik menyentuh, dan batin mengingat. Pada saat terjadinya kontaksentuhan, maka akan timbul perasaan senang dan tidak senang dalam batin kita. Apabila objek yang kita temui menyenangkan, maka kita akan melekat padanya. Akan tetapi, apa bila objek yang kita temui tidak menyenangkan, maka kita akan menolaknya. 2. Niat jahat byapada adalah keadaan di mana kita ingin mendapatkan sesuatu namun dengan cara yang kurang baik. Keinginan tersebutlah yang menyebabkan kita menghalalkan segala cara dengan menyusun siasat yang kurang baik. Dengan siasat itu, kemudian timbul niat buruk untuk mencelakakan orang lain. Niat jahat byapada inilah salah satu sebab mengapa batin kita merasa tidak tentram. 3. Kemalasan dan kelelahan thinamidha. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemalasan adalah suatu keadaan atau kondisi di mana seseorang tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu. Kelelahan adalah suatu keadaan atau kondisi karena seseorang bekerja secara berlebihan. Kelelahan atau kemalasan dapat menyebabkan seseorang menjadi tidak bersemangat atau mengantuk. 4. Keragu-raguan viccikiccha adalah kondisi atau keadaan di mana seseorang merasa tidak yakin terhadap tujuan yang akan dicapainya. Kondisi ini membuat orang tersebut menjadi bingung menentukan arah yang akan menjadi tujuannya. 5. Gelisah dan cemas uddaccha kukkuccha adalah kekhawatiran yang berlebihan sehingga timbul gelisah dan cemas. Ini adalah lima rintangan yang berakibat batin kita tidak tentram. Agar batin kita dapat tentram maka kita perlu mengembangkan lima kekuatan. Bila lima kekuatan kita telah berkembang, maka kita akan mampu melenyapkan lima rintangan batin. Kemampuan kita melenyapkan lima rintangan batin akan membuat batin kita menjadi damai dan bahagia serta tenang dan tentram. Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 5.11 Orang mengantuk Agama Buddha dan Budi Pekerti 81

F. Gangguan Meditasi Palibodha

Ada sepuluh macam gangguan meditasi Palibodha: 1. Tempat tinggal avasa Tempat tinggal adalah tempat di mana pemula meditasi tinggal untuk bermeditasi. Tempat tinggal yang memiliki banyak kegiatan dapat mengakibatkan gangguan melalui indra-indra, misalnya seperti: kegaduhan telinga, bau menyenangkan atau tidak menyenangkan hidung, banyak serangga atau angin kencang tubuh. 2. Keluarga kula Keluarga dapat menjadi penyebab terganggunya meditasi seseorang. Seseorang yang semula berniat akan bermeditasi gagal karena anggota keluarganya. Kegagalannya tersebut karena mungkin ada anggota keluarganya yang datang mengunjungi, adanya persoalan di rumah, atau masalah yang berhubungan dengan salah seorang keluarganya. 3. Pendapatan labha Pendapatan merupakan salah satu gangguan meditasi. Bagi para Bhikkhu, pendapatan berhubungan dengan empat kebutuhan pokok, yaitu jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan. Sedangkan bagi orang awam, pendapatan adalah materi atau uang. 4. Para siswa gana Mengapa para siswa termasuk ke dalam penyebab gangguan meditasi? Bila seorang guru akan bermeditasi, namun para siswanya sering mengunjunginya untuk minta pelajaran, bertanya, mohon petunjuk untuk memecahkan masalah yang dihadapi para siswa, dan sebagainya. Akibat kunjungan para siswa ini, waktu untuk meditasi sang guru pun tidak ada, ataupun bila ia sedang meditasi, meditasinya akan terganggu. 5. Kegiatan kamma Sibuk dengan pekerjaan, memperbaiki tempat tinggal, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dan tak kunjung habis, sehingga kesempatan untuk meditasi sangat terbatas atau tidak ada sama sekali. 6. Bepergian addhana Adanya rencana bepergian, maka pikiran kitapun tersita oleh rencana itu. Dalam perjalanan, kita tidak selalu mempunyai kesempatan untuk bermeditasi. Jasmani kita menjadi tidak segar dan terlalu lelah, sehingga pemusatan pikiran menjadi sulit. 7. Kerabat nati Kerabat datang untuk berbagai keperluan, sehingga waktu kita tersita untuk melayani mereka. Ketika sedang bermeditasi pun terganggu oleh kedatangan mereka. Sumber: bgrahmat.blogspot.com Gambar 5.12 Sibuk bekerja Kelas VI SD 82 8. Sakit abadha Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, sakit merupakan suatu keadaan atau kondisi di mana tubuh kita merasa tidak nyamansehat karena menderita sesuatu. Karena sakit, maka seseorang menjadi sulit untuk bermeditasi. 9. Belajar gantha Kita akan bermeditasi, namun ternyata kita harus belajar, misalnya akan ada ujian. Untuk menyelesaikannya butuh waktu dan pemikiran yang dapat mengganggu meditasi. 10. Kemampuan batin Iddhi Kemampuan batin sebagai gangguan lebih cenderung pada mereka yang akan melaksanakan meditasi Vipassana Bhavana, sebagai kelanjutan dari Samtha Bhavana. Namun kemampuan batin menjadi gangguan Samtha Bhavana, karena yang bersangkutan terlalu senang dengan melakukan kegiatan kemampuan batin, sehingga malas untuk bermeditasi.

G. Posisi Meditasi

Meditasi dapat berhasil dengan baik, apabila kita mengetahui cara melakukan meditasi yang baik. Dengan mengetahui cara meditasi yang baik, diharapkan meditasi yang dilakukan dapat terkonsentrasi dan setelah meditasi badan dan pikiran dapat segar kembali. Terdapat empat posisi dalam melaksanakan meditasi:

1. Duduk

Meditasi ini dilakukan dengan sikap duduk bersila. Posisi duduk dalam melatih meditasi dapat bersila dengan bersilang, bertumpuk atau sejajar, atau dapat melipat kaki ke samping. Terpenting, kaki hendaknya tidaklah kaku, harus kendur dan santai. Sebaiknya, ambillah sikap duduk yang paling enak dan paling mudah. Duduklah dengan santai, jangan bersandar, punggung harus tegak lurus namun tidak kaku atau tegang, badan harus lurus dan seimbang, leher tegak lurus, mulut dan mata tertutup. Sikap duduk selama meditasi harus selalu waspada agar tidak lekas mengantuk. Sumber: meditasicahayadansuara.blogspot.com Gambar 5.13 Posisi duduk bersila